Siap siap ini narasinya agak panjang hehe, happy Reading guys!
»»--⍟--««
Bright bangun lebih awal hari ini, dan disinilah dirinya sekarang, di dapur yang sangat jarang sekali ia sentuh di hari hari sebelumnya, bahkan hampir tidak pernah sama sekali, ia kedapur mungkin hanya untuk mengambil Kopi atau cemilan yang berada di kulkas, selebihnya ia terbiasa makan diluar baik di kantin kantor maupun makan bersama para kliennya
Terakhir kali ia menggunakan dapur saat membuat teh untuk Win setelah sekian lamanya tak digunakan, kalau saja dapur itu dapat berbicara mereka akan teriak kegirangan atau mungkin berbisik heran dengan barang lainnya saat Bright tiba tiba datang dan singgah beberapa menit untuk membuat teh
Namun hari ini sedari pagi, Bright berusaha membuat roti selai pertamanya, ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia Makan Roti isi seperti ini sebelumnya, seingatnya saat umurnya kurang lebih 6 tahun, saat sang ibu masih menemaninya
Selesai menata roti di piring, dan menuang susu yang baru saja ia hangatkan, ia membawa nampan sarapan tersebut ke lantai atas untuk diberikannya ke Win, yang kemungkinan besar masih nyenyak di atas sana
Didepan pintu, Bright sangat ragu untuk masuk, di perjanjian memang tertulis untuk tidak tidur satu kamar, namun tidak melarang satu sama lain untuk memasuki kamar kan? Karna keraguan itu masih melanda isi kepalanya akhirnya Bright memutuskan untuk mengetuk pintu kamar sebanyak 3 kali dan mengulanginya sekali lagi sembari memanggil pelan sang empu yang berada didalam kamar tersebut
"Win" Panggil Bright, tidak aja jawaban sama sekali, akhirnya Bright memutar pelan knop pintu yang memang tak terkunci itu
Benar tebakan Bright, Win masih terlelap di atas kasur empuk miliknya, posisi selimut, bantal, tidak tersusun lagi disana, bahkan baju Tuxedo yang kemarin mereka pakai pun berceceran di lantai, Bright tersenyum tipis melihatnya
"Pasti semalem cape banget ya kamu? Sampe barang barang kamu berantakan semua kayak gini?" Tanya Bright sendiri, karna ia tak mungkin berani berkata seperti itu didepan Win
Bright menaruh nampan tersebut di meja kecil disamping ranjang, lalu membereskan baju yang berantakan di lantai untuk ia masukkan ke keranjang di kamar mandi, seumur hidup pun Bright tidak pernah mengotori kamarnya seharusnya ia kesal jika kamarnya diberantaki seperti ini, namun ia secara sukarela bahkan tersenyum saat 'suaminya' ini mengotori kamarnya
Selesai berkutik dengan kamarnya, Bright menduduki pinggiran ranjang dengan perlahan, takut jika Win tiba tiba terbangun kaget karnanya, padahal niatnya kesini memang ingin membangunkan Win
"Win, bangun dulu" Ucap Bright pelan sambil sedikit menggoyangkan badan Win disana, entah apa yang dimimpikan olehnya hingga guncangan yang diberikan Bright tidak mempan sama sekali untuknya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Teen Fiction"Dimata saya kamu selalu spesial, Win" -Bright Win tidak menyangka bahwa dia akan di jodohkan dengan orang yang baru saja ia temui , Win yang bahkan tidak mengenal Bright sama sekali, tidak habis pikir dengan jalan pikiran kedua orang tuanya yang me...