until the end [1]

1.8K 132 8
                                    

Kita punya cinta, tapi dunia punya norma
~~~~~~~~~~~

Remaja laki-laki itu tengah menatap hamparan kota yang dihiasi gemerlap lampu.

Desiran angin yang menusuk kulit terlupakan begitu saja.

Netra nya perlahan mengabur tak kala cristal bening perlahan turun, tangannya bersiap untuk melakukan panggilan namun kehadiran seseorang membuat nya berbalik.

Tatapan nya semakin kabur tak kala siapa yang ia lihat, dalam sekejap tubuhnya telah berada dalam pelukan sosok tersebut.

Isakan keras keluar begitu saja, semua hal yang ia tahan sejak tadi ia tumpahkan tak kala rasa sesak yang menghinggapi nya semakin menumpuk.

Sedangkan sosok yang merengkuh tubuh rapuh itu hanya bisa menahan isakan nya, mencoba memberikan kekuatan yang sejujurnya ia pun tak memiliki nya.

"Aku gak sanggup Pat, aku capek." Lirihnya dengan suara yang sangat memilukan.

"Ayo pergi dari sini Pran," ucap nya, sembari menangkup kedua pipi Pran dengan lembut.

"Cut!" Terikan seorang pria paruh baya, menghentikan aktivitas kedua remaja laki-laki tersebut.

"Oke, cukup buat hari ini. Kalian benar-benar aktor yang hebat, lihatlah kami sampai ikut menangis," ujar sang sutradara atau kerap di sapa P'Aof tersebut.

Sedangkan kedua aktor tersebut hanya tertawa kecil, sembari menghapus sisa-sisa air mata yang masih tertinggal.

"Capek banget pasti ya?" tanya Ohm pawat, sang aktor yang berperan sebagai Pat, lawan main Nanon Korapat dalam series BadBuddy.

"Cuma akting nangis, masa capek. Yah emang capek sih, hehe," jawab Nanon dengan tertawa, memperlihatkan lesung pipi nya.

"Mau makan ice cream?"

"Ma-"

"Enggak yah! Ini sudah malam, masa makan ice cream. Jangan bercanda yah Ohm, nanti Nanon sakit gimana?" Omel P'Aof dengan tatapan galak.

"Kalo Nanon sakit, nanti Ohm yang ngurus deh," canda nya dengan mengacak-acak rambut Nanon gemas.

"Haduh, dua remaja." Dan P'Aof pun memilih untuk segera pergi dari sana.

Disaat para kru telah bersiap untuk menyusul sang sutradara, kedua aktor malah betah berdiam diri di atas rooftop.

"Nanon, Ohm. Ayo, kalian mau masuk angin?" ujar seorang wanita dengan rambut sedikit mengembang.

"Kita nanti nyusul Phi, Phi duluan aja," jawab Ohm, wanita itu pun mengangguk.

"Tapi jangan lama-lama ya, nanti sakit beneran." Dan dia pun pergi dari sana, meninggalkan kedua remaja laki-laki itu.

"Kenapa?" tanya Nanon pada Ohm, entahlah dia merasa ada yang aneh pada sahabat nya ini.

"Kenapa apa ya? Emang gak boleh nunggu sebentar di sini?" jawab laki-laki kelahiran 22 Maret tersebut, Nanon membuang napas pelan.

Berteman dari jaman Blacklist membuat Nanon hampir mengetahui semua hal tentang Ohm Pawat.

"Kalo ada masalah cerita dong, kita kan bestfriend." Nanon merangkul Ohm, namun pemuda itu hanya fokus pada pemandangan yang disuguhkan dari atas rooftop.

Until The End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang