Semesta memang punya norma dan agama yang harus dipatuhi, tapi ada perasaan yang tidak bisa dihapus begitu saja.
~~~~~~~~~~~~~~Bug! Bug! Bug!
Gedoran di depan pintu apartement Ohm terdengar begitu tidak sabaran.
Selain condo, Ohm juga memiliki apartement.
Dan karena Nanon tidak menemukan Ohm di condonya, pemuda itu pastilah ada di apartemen nya saat ini."Aii Ohm buka pintunya cepat!" Teriak Nanon frustasi, entah sudah beberapa lama dia menggedor pintu apartemen itu.
Sebenernya Nanon memiliki akses untuk masuk ke dalam apartemen Ohm, tapi kali ini Ohm seperti nya benar-benar tidak ingin diganggu oleh siapapun hingga akses Nanon pun dicabut oleh nya.
"Aii Ohm! Kalo pintu ini gak kebuka juga dalam hitungan ketiga, Nanon bakal lompat dari sini ya!" Teriak Nanon, tidak peduli jika tetangga sebelah Ohm akan terganggu, lagi pula seperti nya tetangga Ohm sedang tidak ada, jadi Nanon leluasa untuk berteriak sekeras mungkin.
Tidak seperti apartemen biasanya, apartemen yang dipilih Ohm adalah, apartemen yang tidak tertutup. Setiap kamar, langsung menghadap pemandangan kota Bangkok.
Berhubung apartemen Ohm ada di lantai 12, gedung-gedung tinggi yang menghiasi kota Bangkok, terlihat sangat jelas.
Nanon mulai mengambil ancang-ancang.
"Satu," tidak ada tanda-tanda Ohm akan membukakan pintu," Dua," Nanon tetap menghitung dengan keras, tapi sepertinya Ohm sama sekali tidak berniat membukakan pintu,"Tiga." Buk!
Suara hantaman keras terdengar, pintu apartemen itu langsung terbuka menampilkan wajah ketakutan seorang Ohm Pawat, ia lekas memeriksa ke bawah, tapi hanya ada pot bunga yang telah hancur di bawah sana.
Saat ia berbalik, wajah datar Nanon yang pertama kali ia lihat.
"Kau gila?! Bagaimana bisa kau membuat ku hampir mati begini ha?!" Nanon seketika terdiam, harusnya di sini dialah yang marah, bukan Ohm!
Ohm segera kembali masuk kedalam apartemen nya, di susul dengan Nanon dibelakang nya.
"Aku butuh penjelasan darimu," ucap Nanon, tapi Ohm tidak merespon sama sekali.
Dia hanya diam sembari membaca sebuah buku, yang entah apa namanya.Nanon kesal, dia menarik buku itu dan membuang nya ke sembarang arah.
"Berhenti bersikap seperti anak kecil, kau sudah 21 tahun," cetus Ohm, kekesalan Nanon kian bertambah.
"Anak kecil? Siapa yang disini anak kecil ha?! Aku atau kau?" Amuk Nanon, tapi Ohm tetap memasang wajah datar.
"Ohm Pawat Chittsawangdee, tujuan mu melakukan ini apa ha? Kau tau series kita masih memiliki dua episode lagi, seharusnya kau tidak membuat skandal!" Nanon benar-benar kesal, tapi Ohm seakan tuli, dia seolah tidak mendengar apa yang Nanon katakan.
"Jika kau memiliki masalah, atau menyesal karena sudah menjadi pasangan ku dalam series ini, harus nya kau mengatakan padaku, bukanya seperti ini." Isakan kecil terdengar dari suara yang mulai bergetar itu, Ohm menoleh dan membuang napas pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End ✓
Fanfiction"Jangan tinggalin Nanon, sampai kapan pun jangan tinggalin Nanon." ~Nanon Korapat Kirdpan "Sampai akhir, sampai akhir tidak akan pernah meninggalkan Nanon." ~Ohm Pawat Chittsawangdee *** Warning! Ini adalah cerita bxb, mohon jangan salah lapak. Jadi...