until the end [6]

812 87 6
                                    

Tidak akan pernah meninggalkan mu, sampai akhir.
~~~~~~~~~~~~~~~

Plak! Suara tamparan itu terdengar begitu sangat keras, tapi bukan itu yang menyakiti si penerima.

Tatapan yang diberikan oleh papanya lah, yang menyakiti ia.

"Papa gak pernah ngelarang kamu untuk lakuin apapun, tapi apa ini? Kamu mau ngehancurin hidup anak orang?!" Teriak papa nya tepat di depan wajah Ohm.

Pemuda itu hanya terdiam, tidak mengeluarkan air mata sama sekali, tetapi hatinya benar-benar sakit.

Diapun tidak ingin menyakiti kedua belah pihak, tapi apa yang salah dari cinta mereka? Mereka hanya saling mencintai, mereka juga tidak mengusik ketenangan orang-orang.

"Pa tenang, dengerin dulu penjelasan Ohm," ucap ibunya Ohm dengan lembut, berusaha menenangkan kemarahan sang suami.

"Kamu jangan ikut campur, ini urusan putra nya dan sang ayah," jawaban suami nya membuat ibu Ohm mundur perlahan kebelakang.

Ohm memandang sendu wajah ibunya yang terlihat begitu sedih.

Tadinya dia sendiri lah yang akan mengatakan semuanya, tapi ternyata keluarga nya telah tau dari video yang beredar, inikah salah satu tanda bahwa dunia memiliki norma?

"Apa yang salah dari cara didik papa terhadap mu, Pawat?" Ohm membuang napas pelan, air matanya sedikit lagi akan terjatuh, tapi sebisa mungkin ia menahan nya.

"Tidak, tidak ada yang salah dari cara mendidik papa. Didikan papa semuanya benar, tapi di sini pun Pawat hanya mengikuti cara didik papa, yang mengatakan bahwa kita tidak boleh membohongi perasaan kita sendiri, dan Pawat hanya mengikuti itu. Di mana letak kesalahannya?" Sang papa terdiam, pria paru baya itu tidak dapat menyembunyikan air mata nya lagi.

"Entah Pawat yang mencintai Nanon, atau Nanon yang mencintai Pawat. Kenapa dunia yang harus ikut campur? Pawat hanya mencintai di sini, bukan membunuh." Hancur sudah pertahanan yang dibangun kuat oleh Ohm, akhirnya dia tidak bisa menyembunyikan rasa sakit nya lagi, air matanya pun sudah mengalir.

"Masuk kedalam kamar mu segera! kita akan bicara lagi nanti." Ohm tidak mengatakan apapun lagi, dia menuruti perintah papa nya dan lekas menuju kamar nya.

Ohm membanting pintu kamarnya dengan sangat keras, perasaan nya sekarang benar-benar hancur.
Jika memang dunia memiliki norma, lalu kenapa Tuhan memberikan mereka perasaan ini?

Ohm benar-benar merasa tertekan, dia menangis sembari memeluk lututnya.

♥♥♥

"Ma, boleh Nonnie masuk?" Tidak ada jawaban dari dalam, akhirnya Nonnie memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mamanya, dan pintu itu tidak terkunci.

Kamar itu tidak seperti biasanya, mamanya menutup semua celah yang membiarkan cahaya masuk, Nonnie menekan saklar lampu dan melihat mamanya tengah termenung sembari bersandar pada ujung kasur.

"Matikan lampu nya, Nonnie. Mulai sekarang tidak ada cahaya lagi." Nonnie segera mendekati mamanya, ia duduk di hadapan wanita yang telah melahirkan nya itu.

"Nonnie tau mama terluka, tapi Phi juga terluka. Phi tidak melakukan kesalahan apapun, Phi hanya jatuh cinta, lalu dimana kesalahan Phi?" Sang Mama seketika langsung memandang wajah putri nya itu.

"Cinta mereka yang salah, mereka melanggar aturan semesta," jawab mamanya, Nonnie menghela napas.

"Ma, cinta adalah sebuah perasaan yang kita sendiri tidak tau kapan mereka akan hadir, atau pada siapa mereka akan singgah. Phi Ohm adalah orang baik, dia membuat Phi lebih hidup, dia membantu Phi keluar dari masa depresi nya. lalu apa lagi yang mama khawatirkan?"

Until The End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang