*sowwrryyy baru update, kemarin hariku hectic banget, aku usahain hari ini triple update 💓
Hidung panjang dan mancung itu telah menangkap aroma semerbak harum masakan dari dapur.
Pemuda yang telah pingsan semalaman penuh, kini membuka kedua ainnya, tiga panca indera yang menangkap presensi asing kini mulai sadar.
Pelipis dipijat pelan, ia bangun dari tidur panjangnya, ia duduk di sebuah kasur yang sangat empuk, hangat dan ruangan di sekitarnya nampak sederhana daripada villa yang ia tempati.
“Gue di mana?” bingung Jooyeon ketika ia sadar ia tidak ada di villa.
Suara keramaian, gelak tawa, dan aroma masakan menusuk panca inderanya, Jooyeon bangkit dari kasur itu lalu mencoba membuka jendela.
“Gelap,” gumam pemuda itu.
Entah gelap ini masih sama terakhir ia pingsan atau sudah berganti hari, ia tidak tahu, bahkan ia tidak tahu sedang berada di mana sekarang.
Tempat ini asing, ia melihat dengan lamat-lamat di luar sana, hanya kegelapan, dan pohon-pohon yang botak daunnya, hewan seperti jangkrik dan kunang-kunang berhamburan di hutan, ia menajamkan kedua inderanya yang sedikit kabur, ia baru tahu jika villa yang ia tempati ada jauh di sana, bangunan besar bercat putih itu masih kelihatan di kegelapan, menandakan Jooyeon sedang berada di pemukan warga.
Jantung pemuda tampan itu berdetak dengan cepat, ia sangat ketakutan, seingatnya ia terakhir kali berlari ke arah hutan, pingsan karena ingin sekali menemukan Gaeul, entah dia yang apes atau bagaimana, Gaeul tidak ia temukan, namun ia berada di suatu pemukiman yang asing.
Tanpa basa-basi ia mencoba membuka pintu kamar itu, ternyata bisa, ia membuka lebar pintu tersebut sehingga mengundang atensi banyak orang yang tengah menyiapkan makanan di meja makan.
Pintu dibuka dengan lebar langsung tertuju pada sebuah meja makan besar beserta beraneka ragam makanan yang lezat dan menggugah selera, namun yang membuat Jooyeon tertarik ialah, orang-orang itu, bukan warga desa pada umumnya.
Mereka semua menggunakan topeng bentuk hewan, Jooyeon berpikir apakah bulan ini adalah halloween? otaknya sedikit tidak lancar dalam berpikir karena ia kira sudah pingsan selama mungkin.
“SELAMAT BANGUN!!!!” teriak orang-orang itu serempak dan nampak bersemangat.
Jooyeon menyerna ucapan mereka, 'selamat bangun?' apakah seseorang telah bangun dari tidurnya diucapkan selamat?
Seorang dengan tubuh wanita yang memakai topeng domba itu tengah memegang sebuah piring bersisi kalkun panggang, ia menghampiri Jooyeon yang cengo tidak berkutik lalu dipapahnya menuju kursi meja makan.
“Kamu pasti lapar,” ucap wanita bertopeng domba itu, dari suaranya ia terdengar sangat ramah.
Jooyeon masih diam, dengan raut wajah shock ia hampir kehilangan kesadarannya akibat deja vu menyelimuti pikirannya.
Ia memegang pelipis lalu menahan sakit kepala yang luar biasa, potongan memori ketika ia bersama Sunghoon dan Gaeul di awal perjalanan menuju villa itu mengejar dua orang di hutan yang memakai topeng hewan yang sangat aneh itu mulai menyadarkan pemuda Lee.
Ia berdialog dalam hati bahwa, dua sosok itu dan sosok banyak di depannya ini adalah sama. Berarti pemukiman warga ini memang aneh, batin Jooyeon.
Kedua ain dengan pandangan kosong ia tujukan pada makanan di depannya, bahkan ia tidak sadar ketika sebuah serbet diletakkan di dada dan pahanya, ia masih mencerna segala apa yang ia lihat sekarang, cukup membuat ganjil, dan bagaimana bisa ia sampai di rumah ini, bertemu dengan sebuah keluarga yang memakai topeng aneh?
Apa motif dari semua ini?
“Gimana gue bisa sampe ke sini?” tanya Jooyeon, bahkan ia sama sekali tidak bisa menatap kedua mata orang-orang ini.
“Kamu pingsan di hutan, saya menemukan kamu yang sedang tidur di tanah, saya pikir kamu mati, maka dari itu saya membawamu ke rumah, dan ingin sekali saya memotong dagingmu untuk jamuan makan malam ini, ternyata kamu masih bernapas,” ucap yang diyakini seorang lelaki, ia memakai topeng babi menggunakan topi yang lebar.
Sosok wanita bertopeng kelinci menyenggol lengan kanannya, memberikan gesture jari telunjuk di depan bibir, untuk diam.
Yang disenggol lalu menutup mulutnya, lebih tepatnya membuat gesture terkejut dengan menutup mulut topeng yang ia kenakan.
“Tidak, ia hanya bercanda, ayo nikmati makan malammu,” ucap seorang lelaki bertubuh besar dan gemuk, perut buncit itu hampir lepas dari kemeja berkancingnya.
“Kalian tidak makan?” tanya Jooyeon yang kepo dengan wujud asli wajah mereka yang tertutup topeng.
“Tidak, kau saja, biar kami yang melihatmu makan,” ucap lelaki bertopeng koala.
Jooyeon menggeleng, “Di mana Gaeul? apakah kalian menemukan Gaeul?” tanya Jooyeon merubah topik.
Si lelaki bertopeng beruang, tubuh buncit itu menggertak meja, “KUBILANG KAU MAKAN SEKARANG JUGA ATAU KAMI PAKU KEDUA TANGANMU?!!!!” bentaknya.
Jooyeon masih saja diam tidak bergeming, pertanyaannya belum dijawab, jadi ia sama sekali tidak ingin menyentuh makanan yang ada di depannya, pikirnya aneh sekali, ia hanya menanyakan pertanyaan sepele, kenapa orang bertopeng beruang itu sangatlah marah?
“Kalau berani, buka topeng kalian, biar gue bisa ngeliat wajah asli kalian,” ucap Jooyeon dingin.
Lagi-lagi lelaki bertopeng beruang itu menggertak meja lagi lalu menyuruh lelaki bertopeng babi dan koala untuk mengambil paku dan palu.
KAMU SEDANG MEMBACA
sleeping run ✔️
Horrorketika mereka ingin berlibur ke alam, hutan dengan daun kering berguguran, siapa sangka mereka akan berpetualang menghadapi sekte pemuja setan akibat mantra yang mereka putar pada sebuah radio jadul yang Gaeul temukan.