19. slithering snakes, then they were chased by the villagers

53 11 0
                                    

*hari senin-selasa-rabu setresss bgt sampe sakit, tp skrg udah jauh lebih better, makanya aku pengen update sampe kelar



























































































































































Di tengah lahan yang luas, berkumpullah para penduduk desa tersebut dan tidak lupa topeng lambang hewan juga mereka pakai.

Semua penerangan telah redup, tinggal sorot rembulan di atas awan dan sorot cahaya merah yang entah datang dari mana.

Penduduk desa tersebut dengan khidmat tengah berkumpul membentuk lingkaran sembari bergandengan tangan dan berputar sambil menyanyikan mantra yang sangat asing bahasanya didengar oleh Jooyeon, Taehyun, dan Jisung.

Api yang sangat besar dan berkobar tinggi menjulang itu, di tengah api yang sangat panas tersebut terdapat lambang lingkaran serta bintang di dalamnya, diketahui penduduk desa itu menyembah api dan lambang yang ada di depan mereka sebagai bentuk penghormatan akan menjemput sang tumbal.

Para penduduk desa yang menyanyikan mantra sambil berputar mengelilingi api, membuat langkah mereka bertiga yaitu Jooyeon, Taehyun, dan Jisung dipermudah, karena kata Jisung, para penduduk desa tersebut pasti sangat khidmat dalam menyanyikan mantra, selain itu para setan dan iblis juga berkumpul semua, sehingga tidak ada yang bisa mengganggu misi mereka.

Mereka bertiga berjalan dan sedikit berlari untuk mengurangi kerusuhan akibat daun-daun kering yang mereka pijak sehingga menimbulkan bunyi yang sangat nyaring, mereka bertiga melewati pinggiran tanah lapang tersebut dan sangat minim pencahayaan karena mereka hampir masuk ke hutan.

Jujur, topeng yang dipakai Jooyeon memang sangat menghambat penglihatannya, keadaan yang gelap membuatnya tidak bisa melihat dengan 100%.

Sebagai gantinya ia memegang lengan Jisung yang ada di depannya, lalu Taehyun yang ada di belakangnya.

Jooyeon lelah, nafasnya terengah-engah, kedua telapak tangannya masih sangat sakit untuk dibuat bergerak terlalu ekstra, ia berhenti tiba-tiba lalu membuat Taehyun yang ada di belakangnya menabrak punggung Jooyeon sehingga menimbulkan suara seperti buah yang jatuh ke tanah.

Jisung yang sudah berjalan agak jauh di depan sana, kembali menoleh ke belakang lalu ia sadar jika penduduk desa mulai menaruh curiga kepada keberadaan Jooyeon dan Taehyun yang terjatuh, langsung saja pemuda Park membawa Jooyeon dan Taehyun untuk bersembunyi dibalik pohon yang besar.

“Kenapa berhenti mendadak!!” ketus Taehyun sembari berbisik.

“Gue nggakuat! penglihatan gue kabur gara-gara topeng ini!” jawab Jooyeon sembari mengatur nafasnya dan berbisik sepelan mungkin.

Sebelum Taehyun menjawab, Jisung memberikan gesture untuk tetap diam dan menahan nafas ketika beberapa penduduk desa menghampiri tempat di mana Taehyun dan Jooyeon terjatuh tadi.

Mereka bertiga saling berdempetan agar tidak terlihat oleh penduduk desa yang lain dan mereka saling menahan nafas, rasakan saja, Jooyeon seperti ingin mati.

Tujuannya berhenti saja dia ingin mengambil nafas sebanyak-banyaknya, malah sekarang ia disuruh untuk menahan nafas.

Ketika Jisung rasa beberapa warga itu telah pergi dan para penduduk desa lainnya mulai kembali menyanyikan mantra tersebut, Jisung memberikan isyarat untuk boleh bernafas lagi.

“Mereka mendatangi kita tadi, karena mereka pikir ritualnya berhasil, dengan anggapan sang iblis atau setan membantu mereka membawakan sang tumbal daripada mereka harus susah-susah menjemputnya,” ucap Jisung.

“Sebelum ritual mereka berakhir, ayo kita lebih dulu sampe terus jemput Ningning sama Sunghoon, kalo kita nyampe lebih dulu akan mempermudah jalan kita buat kabur dari tempat ini,” lanjut Jisung.

Setelah dirasa pernafasan Jooyeon mulai membaik, mereka bertiga melanjutkan langkah mereka yang sudah setengah jalan akan sampai ke villa.

Namun di tengah perjalanan masih saja banyak hambatan, Jisung berhenti seketika saat melihat banyak sekali ular yang melata di tanah dan melata di pepohonan.

Mereka bertiga menelan ludah dengan kelu dan tak lupa rasa merinding yang teramat dalam Taehyun rasakan di sekujur tubuhnya.

“Jujur! gue ngga sanggup ngeliat ular segini banyaknya, dan gimana cara kita ngelewatinnya?” panik Taehyun.

Jisung pun sama, ia juga panik dan sangat ketakutan, geli menjadi satu di sekujur tubuhnya.

“Kali ini pliss biarin gue memimpin dan jangan halangin gue jika bertindak bodoh,” ucap Jooyeon lalu merogoh saku celananya, ia mengambil korek lalu melepas topengnya tanpa aba-aba ia membakar topeng tersebut lalu dilemparkan ke ular-ular yang melata.

Jisung dan Taehyun sempat terkejut, namun tanpa basa-basi Jooyeon menarik paksa topeng yang dipakai Jisung dan Taehyun lalu ia bakar juga dan dilempar ke ular-ular itu.

“Lu bodoh Yeon!! tapi kita emang ngga ada jalan lain selain ini, dan waktunya kita LARI!!!!” teriak Taehyun karena ia mengetahui beberapa penduduk desa mulai menaruh perhatian terhadap api yang mereka bertiga ciptakan.

Mereka bertiga berlari sekencang mungkin melewati ular-ular yang sudah banyak mati, namun beberap penduduk desa juga mengejar mereka, Jooyeon sedikit lega karena pandangannya mulai normal dan memudahkan saat ia berlari.

*contoh para penduduk desa melakukan ritual*


*pic Park Jisung*

*pic Kang Taehyun*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*pic Kang Taehyun*

*pic Kang Taehyun*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sleeping run ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang