•Ada yang nungguin AlbianGel up ?💘
•Maaf baru ngerjain tugas jadi update nya agak kemalaman hehe.
•Kalian lewat jalur mana nie bisa nemuin cerita AlbianGel?
4. Pelukan dari Abang.
Malam ini, Angel berdiri di pembatas tiang balkon kamarnya. Gadis itu dapat merasakan hembusan angin malam ini terasa begitu sejuk, juga dingin hingga rasanya begitu menusuk sampai dalam tulangnya. Kepalanya mendongak menatap bintang-bintang yang bertebaran banyak di atas angkasa. Indah sekali, Tuhan. Batin nya.
"ANGEL SINI KAMU!" suara teriakan dari depan pintunya membuat Angel tersentak kaget.
"Iya, Ma, bentar." Jawab Angel.
Baru saja ingin melangkah, kepala Angel terasa begitu nyeri akan rasa pusing yang tiba-tiba membuatnya hampir terjatuh. Ralat, mungkin sudah terjatuh jika tidak dengan gesit jemarinya menggenggam erat besi pembatas balkon.
"Arghh kenapa sakit nya sekarang si? Jangan dulu plis." Guman Angel memegang kepalanya, berharap rasa pusing itu hilang. Angel mengigit bibir bawahnya dan memejamkan kedua matanya, punggung nya sudah bertumpu di pagar besi balkon itu, ia sudah terlihat tidak kuat untuk berdiri.
Butuh waktu sekitar lima menit. Sedikit demi sedikit rasa pusing di kepalanya sudah menghilang, Angel berjalan tertitah di setiap dinding kamar nya, hingga akhirnya gadis itu sampai depan pintu.
"KAMU ITU KENAPA LAMA BANGET, KAMU PIKIR WAKTU SAYA HANYA BUAT BERDIRI DI DEPAN KAMAR PINTU KAMU?! DASAR ANAK SIALAN." Teriak Nita di depan hadapan Angel yang baru saja keluar dari balik kamarnya.
"Kenapa mama manggil Angel?" Tanya Angel, tidak memperdulikan bentakan mamanya.
Nita melengos, perempuan paruh baya itu beredekap dada. "Kamu di suruh nemuin papa di ruang kerja." Kata Nita dan pergi meninggalkan Angel.
Bibir Angel menyunggingkan senyum perih, kemudian ia berjalan ke arah ruang kerja papanya. Sepertinya Angel sudah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya malam ini.
Ceklek.
Knop pintu ruang kerja Setyo terbuka secara perlahan. Di dalamnya, menampakkan seorang laki-laki yang sedang sibuk dengan kertas-kertas yang bertumpukan di atas mejanya. Melihat itu, Angel meremas ujung bajunya. Takut.
"Pa?" Panggil Angel pelan, membuat Setyo mendongak menatap putri bungsunya.
Angel menelan ludahnya susah, tatapan papanya sudah tidak bersahabat, tajam. "Sini kamu!" Sentaknya langsung.
Kaki Angel melangkah pelan menghampiri papanya dengan rasa was-was. Jika sudah di suruh ke ruang kerja, pasti masalahnya akan jauh lebih serius.
"Kenapa papa manggil Angel?" Cicit gadis itu pelan.
Brak.
"Ini apa hah? Kenapa nilai kamu bisa 95?!! Saya sudah menyekolahkan kamu dengan biaya yang mahal. Tapi untuk mendapatkan nilai 100 saja susah." Bentak Setyo mengebrak meja. Menampakkan buku laporan hasil ulangan fisika. Sesuai dugaan, Angel sudah berpikir penyebabnya dirinya di panggil papanya adalah gara-gara nilai ulangan fisikanya yang kurang memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlbianGel [Terbit]
Fiksi Remaja[Terbit di Kaizen Sarana Edukasi] Bukan tuhan yang salah karena tidak mempersatukan kita, hanya saja semesta memang tidak merestui. -AlbianGel. Jatuh cinta itu terlalu sempurna untuk di rasakan ketika dua sepasang insan di dalam pihak yang berbeda. ...