Karan menatap bangunan besar di hadapannya. Bukan gedung pencakar langit, rumah sakit, atau sekolah. Terlihat seperti gudang tempat penyimpanan barang yang dihiasi banyak lampu kemerlap.
Sebuah club malam.
Helaan nafas Karan terdengar, menunjukkan jika ia setengah hati untuk mendatangi club malam bernama Black Pearl. Ia mengambil ponselnya dan keluar dari mobil. Ada alasan mengapa Karan merasa berat memasuki tempat ini.
Bukan karena ia anti dengan kehidupan malam. Bukan juga karena ia benci keramaian. Hanya satu jawabannya dan jawaban itu kini terpampang jelas di depan mata Karan.
Mantan istrinya.
Alasan Karan berat menginjakkan kaki di club ini hanya karena keberadaan mantan istrinya, Embunalla Shennaya yang biasa dipanggil Nalla. Begitu tatapan Karan dan Nalla bertemu, Nalla tersenyum lebar.
Cantik. Nalla semakin cantik setiap harinya. Batin Karan.
Mau tak mau Karan melemparkan senyumnya pada Nalla dan berjalan mendekat. "Gue kira lo gak dateng, Ran!" ungkap Nalla dengan nada tak percaya.
"Ibu dari anak-anak gue mau ngerayain ulangtahunnya, masa gue lewatin gitu aja?"
Tawa kecil Nalla terdengar. Dua hari yang lalu Nalla memang merayakan ulangtahunnya yang ke 32 dan hari ini Nalla berniat merayakan ulangtahun bersama teman-teman sepermainannya. Kemarin ia sudah merayakan ulangtahunnya bersama keluarga dan tentu saja kedua buah hatinya.
"Anak-anak di mana?" tanya Karan.
Tidak mungkin Nalla membawa kedua putri mereka yang menggemaskan itu. Ini club malam tempat orang dewasa bersenang-senang bukan untuk dua anak manis seperti Gaia dan Giva bermain.
"Di rumah mama tadi gue titipin. Gak mungkin gue bawa mereka ke sini," jawab Nalla.
Meskipun Nalla telah menyewa seluruh club ini, ia tetap tidak ingin membawa putri-putrinya. Tidak pantas dan tidak seharusnya juga. Kedua anak cantik itu tengah bersama nenek mereka dan besok Nalla akan menjemput kembali keduanya.
"Masuk aja duluan, Ran. Yang lain udah di dalem. Gue masih nunggu sesuatu," ungkap Nalla.
Sesuai arahan Nalla, Karan memasuki ruangan besar yang ia temui setelah area resepsionis di depan. Lampu yang redup, sudut bar dengan beberapa kursi, sebuah stage, sofa-sofa bundar yang mungkin akan membentuk kerumunan kecil orang-orang saat sudah ramai nanti.
Sebuah turntable menandakan kehadiran diskjokey yang memeriahkan malam mereka. Juga ramai tamu yang hadir.
Karan mengenal hampir seluruh orang yang berada dalam daftar tamu Nalla. Mereka menikah untuk 8 tahun lamanya dan tahun lalu akhirnya bercerai. Selama 8 tahun pernikahan dan 2 tahun waktu pacaran, Karan mengenal banyak sekali lingkar pertemanan Nalla.
Jika diminta untuk memilih satu kata yang cocok bagi Nalla, sudah jelas social butterfly adalah kata yang sangat mencerminkan seorang Nalla. Dia memiliki sejuta teman dan mudah menjalin pertemanan dengan siapapun dan di manapun.
Letakkan saja Nalla di sebuah kota baru yang asing, dalam hitungan hari pasti ia sudah menemukan beberapa orang sebagai temannya. Nalla juga memiliki kepribadian yang menyenangkan.
Dia ceria, ramah, rendah hati, sangat tau cara bersenang-senang. Nalla yang sangat disukai semua teman-temannya karena dia pribadi yang menyenangkan.
Selain sifat baiknya itu, Nalla punya beberapa poin baik lainnya. Nalla datang dari keluarga yang berada. Keluarga Harlandi, merupakan keluarga yang menaungi bisnis perhotelan serta pusat perbelanjaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Kita Berpisah [COMPLETED]
Ficción GeneralBercerai setelah memiliki dua anak memang akan berdampak besar. Apalagi dampak pada anak-anak yang masih kecil. Itulah yang dirasakan Embunalla dan Karan. Mereka bercerai setelah 8 tahun membina rumah tangga. Kedua anak mereka, Gaia dan Giva yang m...