Senyum Karan mengembang lebar melihat apa yang ada di balik kameranya. Di balik kameranya ada Nalla, Giva, dan Gaia yang menggunakan gaun putih kasual mereka.
Gaia tampak sibuk menyeruput es kelapa dari buah kelapa di tangannya, Giva yang bermain dengan Lily, dan Nalla yang berada di belakang kedua anaknya. Berusaha meminta kedua anak itu fokus pada kamera sang ayah.
Justru foto ini yang Karan kejar dan ketiga perempuan kesayangannya sangat cantik di mata Karan. Belum lagi saat ketiga sibuk bermain ombak sampai bagian bawah dress mereka basah terkena air. Senyuman cantik Nalla, tawa geli Gaia, dan wajah malu-malu Giva adalah hal yang paling Karan sukai.
"Daddy juga harus foto," ungkap Giva yang sedari tadi melihat ayahnya sibuk memegang kamera.
"Tapi nanti nggak ada yang ambil fotonya, Sayang," tolak Karan.
Kepala Giva menggeleng. Membuat ikat rambutnya ikut bergerak, "Dedek yang foto, Daddy," ujarnya.
Ia bangkit dan berjalan mendekati Karan. "Pencet ini," gumam Giva seakan mengerti apa yang harus ia tekan untuk mengambil fotonya.
Klik.
Suara tanda foto asal terambil oleh Giva. Karan memang sudah memakai kemeja putih dan celana pendeknya namun karena tidak membawa tripod, ia membatalkan biat ikut dalam photoshoot ini.
"Tolong fotoin Daddy, ya, Dek," pinta Karan disambut anggukan serius Giva.
Kening Giva mengkerut mencoba melihat apa yang akan ia bidik dari balik kamera. "Yakin dia bisa, Ran?" tanya Nalla geli melihat ekspresi putri bungsunya.
"Bisa..... kayaknya," jawab Karan ikut ragu.
"Dek! Kakak juga mau bantu."
Gaia yang melihat adiknya kesulitan kini ikut berdiri dan berjalan meninggalkan ayah dan ibunya. Biasanya saat mengambil foto akan ada pengarah tata gaya. Dan Gaia akan membantu adiknya untuk mengarahkan gaya Karan dan Nalla.
"Lho, kok Daddy sama Mama ditinggal?" tanya Karan bingung.
"Daddy pegang Mama. Di sininya. Terus begini."
Bukannya menanggapi pertanyaan Karan, Gaia mulai menata gaya yang akan ayah dan ibunya peragakan. Ini hal yang mudah. Gaia sering melihat majalah-majalah fashion milik Nalla ataupun album foto pernikahan di rumah. Ada album foto pernikahan kakek dan neneknya. Lalu album foto pernikahan ayah dan ibunya. Lalu ada album pernikahan adik-adik dari ibunya.
Pasalnya arahan gaya yang diberikan Gaia membuat Nalla dan Karan jadi kikuk sendiri. Ini sudah jelas bukan photoshoot bertemakan keluarga.
Ini pose orang prewedding! Jerit Karan dalam diam saat menyadari pose yang ia lakukan bersama Nalla.
"Kak, ini buk—"
"Mama! Daddy! Ikutin Kakak pokoknya," potong Gaia yang tak perduli dengan ucapan ibunya.
Nalla menghela nafasnya. Anak umur 5 tahun mana yang bisa mengarahkan pose ini? Yang benar saja! Gaia baru meminta ibunya duduk di pangkuan sang ayah lalu bertatap langsung dengan Karan. Ia meletakkan tangan Nalla untuk melingkari pundah Karan.
Wajah Nalla bersemu merah melihat tingkah putrinya. "Ini sedikit nggak nyaman pasti," gumam Karan kecil.
Jarak antara wajah mereka sangat dekat. Apalagi posisi Nalla yang lebih seperti berlutut di antara dua kaki Karan yang berselonjor memanjang. Jelas sekali ini foto prewedding dan Gaia tengah menirukan foto prewedding pamannya yang ia lihat di kediaman Harlandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/297699175-288-k716292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Kita Berpisah [COMPLETED]
Fiction généraleBercerai setelah memiliki dua anak memang akan berdampak besar. Apalagi dampak pada anak-anak yang masih kecil. Itulah yang dirasakan Embunalla dan Karan. Mereka bercerai setelah 8 tahun membina rumah tangga. Kedua anak mereka, Gaia dan Giva yang m...