Prolog

21.8K 881 493
                                    

Setiap manusia punya impian, tapi tidak semua manusia bisa mewujudkan. Terkadang Tuhan memberikan kita jalan berbeda tentang masa depan yang kita harapkan, walau pada akhirnya tak pernah sesuai dan menyakitkan.

Kalau saja waktu bisa kembali berputar, ada banyak kejadian yang tak pernah Raina inginkan. Kejadian yang pada akhirnya membuat ia harus kehilangan banyak sekali asa di masa mendatang. Lalu apakah ia membenci takdir Tuhan? Ketika waktu tidak bisa ia putar? Ya, pada awalnya. Namun pada akhirnya ia hanya bisa pasrah, menerima, lalu merutuki segala kebodohannya.

"Kalau kakak bisa melanjutkan hidup kakak tanpa rasa bersalah, apakah Raina bisa melanjutkan hidup tanpa rasa penyesalan?" tanya Raina dengan mata yang berkaca-kaca.

Pria yang tengah diajak berbicara itu membisu ditempatnya. Tak sepatah kata pun bisa ia keluarkan ketika pertanyaan itu terlontar.

"Kakak bisa melanjutkan pendidikan, sementara Raina? Harus mengubur dalam-dalam. Beasiswa Raina, sekolah Raina, bahkan detik ini Raina harus kehilangan ayah. Itu semua karena kakak!" pekik Raina dengan air mata yang pada akhirnya jatuh juga.

"Na, bukan cuman gue pelakunya! Kenapa Lo selalu minta pertanggung jawaban sama gue? Gue juga lama-lama muak. Kalau emang Lo gak siap membesarkan anak itu tanpa suami, gugurin aja. Simpel, kan?" Pria bernama Dion itu tak lagi memiliki perasaan empati. Ia berujar namun tidak paham bagaimana rasanya menjadi Raina saat ini.

Plak!

"Orang yang gak punya hati kaya kakak mana tahu rasanya kehilangan! Kakak gak akan tahu rasanya jadi Raina. Kakak ...."

Raina tak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia luruh, hanya air mata yang mengalir deras dari kedua mata indahnya. Apakah Dion merasa iba sebagai pelaku yang telah merampas masa depannya? Jawabannya adalah tidak. Pria itu justru berdiri dari tempatnya lalu menatap Raina.

"Mulai detik ini jangan pernah kejar gue lagi. Gue punya masa depan, gue gak siap jadi ayah. Kalau emang Lo butuh suami, Lo bisa kejar Elang atau Vino buat tanggung jawab. Mereka juga ada saat itu," ucap Dion lalu pergi dari hadapan Raina yang hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Raina berjanji kakak akan menyesal! Hidup kakak akan dilanda oleh rasa bersalah nantinya!" teriak Raina membuat Dion menghentikan langkahnya.

Dion menatap Raina yang juga menatapnya. Ia melihat jelas tangan perempuan itu mengepal kuat. Namun hal yang ia lakukan saat ini adalah tersenyum singkat sebelum kembali dingin.

"Terserah." Hanya itu yang Dion katakan sebagai jawaban sebelum pada akhirnya hilang dari pandangan.


#TBC

HALO TEMAN-TEMAN. MOHON DUKUNGANNYA DENGAN CARA KOMEN, VOTE, DAN FOLLOW AKU YA.

SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN VERSI TERBARU NYA.

NEXT GAK NIH?

FOLLOW:
Ig/WP/YouTube
Username: Shtysetyongrm

KOMEN YUK

SAMPAI BERTEMU DI PART SELANJUTNYA 💜

Raina, Hujan Telah Datang (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang