|RHTD 1| Saat Ini dan Sekarang

11.5K 608 410
                                    

Halo teman-teman bertemu lagi dengan Arum di sini. Gimana kabar kalian? Semoga selalu baik-baik aja ya hehehe.

Btw ini versi terbaru dari versi sebelumnya ya, semoga kalian suka. Oh, iya jangan lupa tinggalkan jejak biar author makin semangat untuk nulis ya guys 💜🌠

FOLLOW ME :
Ig/WP/YouTube/ : Shtysetyongrm
Tik tok: Seblakkerupuk56

GIVE ME 500 KOMEN PLEASE ♥️

Ada banyak kejadian yang tergambarkan, dari waktu ke waktu tak akan pernah sirna walau di telan malam. Terus bergejolak walau tahun sudah berganti, hanya bisa terkikis jika kita menjaga diri.


***


"Berita terkini, seorang remaja perempuan di Banyuwangi menjadi korban kekerasan seksual. Pelaku sendiri merupakan keluarga dari korban. Kini remaja tersebut harus mendapatkan penanganan psikologis akibat trauma yang ditinggalkan."


"Kenapa, ya, yah? Tiap pagi beritanya tentang kekerasan seksual mulu. Raina jadi kasihan sama mereka yang jadi korban, pasti berat banget harus terperangkap sama kejadian kaya gitu," tanya Raina pada sang ayah yang tengah menyesap kopinya.

"Sekarang Indonesia lagi darurat kekerasan seksual. Makanya kamu sebagai anak perempuan ayah, harus bisa jaga diri. Jangan terlalu dekat dengan laki-laki, apa lagi kamu belum kenal banget sama dia," jelas sang ayah pada anaknya.

"Walaupun dia teman kita sekalipun, yah?"

Pertanyaan Raina membuat Budi yang tak lain adalah ayah Raina tersenyum. Lelaki paruh baya itu kemudian mengusap lembut rambut anaknya yang tergerai indah di sana.

"Nak, pelaku kekerasan seksual itu bisa siapa saja. Bisa orang yang gak akan pernah kita duga sebelumnya, contohnya teman, lingkungan, keluarga dan orang terdekat kita. Jadi kita harus hati-hati, gak perlu menjauhi, tapi kita antisipasi diri dari kemungkinan yang akan terjadi. Itu lebih baik sayang," jelas sang bunda memberi tahu putrinya.

Raina yang mendengar penjelasan dari bundanya pun terdiam. Remaja perempuan ini terus berpikir apakah benar seperti itu? Jika ia, itu sangat menakutkan bagi dirinya. Raina dengan spontan kemudian menoleh, tepat pada sosok pria dewasa yang duduk di sampingnya. Ia menatap tajam pria itu dengan sorot matanya. Merasa di perhatikan, pria itu pun menolehkan kepalanya. Ia menatap sang adik dengan tatapan bertanya-tanya, mengenai apa maksud dari tatapannya itu.

"Ngapain lo tatap gue?" tanya pria itu bingung.

Raina pun menatap penuh selidik wajah sang Abang yang duduk di sampingnya. "Bunda bilang dari lingkungan keluarga, Lo -----"

Pria itu segera menjitak kepala adiknya, membuat Raina meringis kesakitan akibat ulahnya.

"Bun, Abang jitak pala Raina. Sakit, tahu," keluh Raina yang tak akan menyangka bahwa sang kakak memberikan rasa sakit di kepalanya.

"Abis lo gila. Mana mungkin gue mau menyakiti adik gue sendiri? Dari kecil sampai besar gue sama lo terus, Na. Gue ini lelaki sejati, gak mungkin punya pikiran seburuk itu, apa lagi sama wanita. Gue mikir, lah. Masih sehat otak dan pikiran gue ini," ujar Surya pada adik perempuannya.

"Iya, gak mungkin Abang kamu kaya gitu, nak," sahut Budi yang tertawa renyah melihat dua anaknya selalu saja tak akur ketika di meja makan.

"Tadi lo bilang apa, Bang? Pria sejati?" tanya Raina pada sang kakak yang menganggukkan kepalanya. "Pria sejati dari mana? Orang di putusin kak Dian aja nangis di pojokan."

"Wah, sialan anak kecil!" seru Surya tak terima Raina membuka aibnya di depan keluarga nya.

Melihat sang Abang yang akan marah dengan dirinya, membuat Raina segera menyalami kedua tangan orang tuanya dan pergi dari sana.

"Raina berangkat! Assalamualaikum!"

"Walaikumsallam!"

Raina dengan senyuman yang selalu terbit dari wajah cantiknya pergi untuk berangkat sekolah. Kali ini ia tak mau di antar oleh sang Abang karena ia yakin di mobil akan di marahi habis-habisan karena membuka aibnya. Ia memilih untuk menaiki motor kesayangannya. Walau pun akan terjebak dan kepenasaan ia sangat menyukai bagaimana matahari memberikan sinar dan udara pagi yang membuat ia merasakan hangat dan sejuk sekaligus. Dengan kecepatan yang lumayan ia menyusuri jalan untuk sampai di sebuah SMA yang selama ini dijadikan tempat untuk menimba ilmu bagi dirinya.

Hanya butuh waktu kurang lebih lima belas menit ia sampai di sekolahnya. Karena jarak antara rumah dan sekolah yang tidak terlalu jauh, Raina cenderung berangkat dengan waktu yang hampir saja telat. Dengan sigap ia pun memarkirkan motornya dan berlari menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Ia sempat melihat jam yang melingkar indah di tangannya, ternyata satu menit lagi waktunya jam masuk sekolah.

"Aduh! Bisa gawat, nih, kalau aku telat masuk," seru Raina menaiki tangga dengan tergesa-gesa hingga ia yang ingin melangkahkan kakinya harus bertabrakan dengan seorang pria yang langsung memegang tangannya agar tak terjatuh di sana.

Tatapan mata Raina seolah terpaku pada ketampanan yang di miliki oleh pria yang menahannya untuk jatuh. Retina matanya yang gelap dan sorot mata yang tajam membuat ia seolah tak bisa berkata-kata. Yang bisa ia lakukan hanya diam dan memandang tanpa ada pergerakan. Namun tatapan itu seolah terlepas ketika bel sekolah berbunyi dan ia langsung tersadar.

"Ya, Allah. Maaf, kak," ucap Raina tak enak hati pada seorang remaja pria yang saat ini bahkan masih menggegam tangannya.

"No, problem. Untung lo cantik," jelas remaja pria itu lalu melepaskan tangannya dan pergi bersama dua temannya.

Sontak kepala Raina pun menoleh, melihat tiga pria yang justru berjalan sebaliknya? Di saat jam sekolah sudah berbunyi seperti ini?

"Tunggu. Kenapa mikirin mereka? Ayo, lah! Nasib kamu juga terancam sekarang," tutur Raina kemudian menaiki tangga dengan tergesa-gesa untuk tiba di kelasnya.

Sementara pria yang baru saja menolong Raina pun menolehkan kepalanya. Ia melihat jelas bagaimana perempuan berambut panjang itu menaiki tangga dan menghilang di pembatas tembok yang tinggi. Senyuman miring pun ia keluarkan, entah kenapa ada rasa tertarik untuk ia mengenal wanita itu lebih dalam.

"Ngapa lo bengong? Tersihir lo sama dia?" tanya salah satu temannya.

"Dih! Kagak lah!" ucap pria itu sembari melangkahkan kakinya kembali.

#TBC

GIMANA PART KALI INI GUYS?
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ♥️


Raina, Hujan Telah Datang (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang