ey^A

15 7 16
                                    

Hana menghela nafasnya dalam, berharap rasa sesak yang muncul di dadanya hilang saat melihat dua insan didepannya terlihat sangat begitu dekat. Ralat, mungkin jika orang lain yang melihat akan mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

Sebenarnya Hana sadar atas perubahan sikap Juno- sang kekasih belakangan ini. Pribadinya menjadi dingin dan acuh terhadap dirinya, semenjak kepulangan Giselle dari LA yang notabenenya adalah sahabat masa kecil Juno.

Haha. Mungkin mereka tengah melapas rindu satu sama lain.

"Kamu mau cobain cake punya aku nggak? Enak loh!!" Giselle dengan semangat menyodorkan red Velvet cake yang langsung disambut oleh mulut Juno.

Yang benar saja mereka melakukan itu tanpa memikirkan perasaannya.

Oke sudah cukup. Keberadaannya disini tidak dihargai, lebih baik pulang dan menggulung diri dengan selimut.

"Khmm..!! Aku pulang duluan ya." Hana beranjak dari duduknya berharap Juno akan menahannya agar tidak pulang berhubung diluar sedang hujan deras.

Namun harapannya harus pupus ketika mendengar kalimat yang dilontarkan kekasihnya. Membuat rasa sesak di dadanya semakin terasa dan tidak betah berada lama-lama disekitar mereka.

"Yasudah hati-hati, aku gak bisa anterin kamu soalnya lagi nemenin Giselle." Ucap Juno acuh dan enggan untuk menatap dirinya sedikitpun.

Hana tersenyum masam, sebenci itukah Juno pada dirinya semenjak kehadiran Gisella dalam hubungan mereka.

Sebelum pergi, Hana sempat melirik gadis yang duduk manis di samping Juno tengah tersenyum miring yang terlihat mengerikan.

Dengan langkah berat Hana meninggalkan cafe yang tadi mereka tempati dengan perasaan sakit, langkahnya membawa dirinya pada sebuah danau yang biasa ia dan Juno datangi ketika mereka memiliki waktu luang. Tapi itu dulu, tidak untuk sekarang yang keadaannya sudah berubah.

Hana terduduk di tepian danau dan memeluk erat lututnya dengan hujan yang setia menemani. Berteriak kencang untuk melepaskan rasa yang menghimpit dadanya sejak tadi, tidak tahu sudah berapa lama ia menangis hingga membuat matanya sangat sembab, hidung memerah, dan bibir pucat yang menggambarkan kondisinya sedang kacau dan tidak baik-baik saja.

Masa bodoh jika dia akan sakit dan alerginya kambuh sekarang yang terpenting adalah dia bisa melampiaskan rasa sakit yang menggores hatinya.

"Udah puas nangisnya?"

Hana menoleh pada sumber suara, yang pertama kali tertangkap oleh matanya adalah laki-laki dengan payung di tangan kirinya tengah berdiri menjulang di belakangnya.

Hana menoleh pada sumber suara, yang pertama kali tertangkap oleh matanya adalah laki-laki dengan payung di tangan kirinya tengah berdiri menjulang di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chandra."

Satu kata yang keluar dari mulutnya membuat sang empunya nama berjalan mendekat kearahnya.

"Kenapa? Soal dia lagi?" Pertanyaan itu hanya membuat Hana semakin menundukkan kepalanya.

Bukannya menjawab, justru yang Hana lakukan adalah menghambur pada dekapan hangat laki-laki di hadapannya ini tidak peduli jika dia akan diomeli karena membuat baju yang Chandra kenakan basah.

Yang Hana butuhkan sekarang hanyalah pelukan.

"Kok lo tau gue disini?" Tanya Hana sangat pelan setelah melepas pelukannya.

"Tadi siang gue kerumah lo, kata bang Yudha lo lagi ngedate sama si brengsek!! Tapi apaan ngedate kok kayak gini, nangis di pinggir danau."Cibir Chandra saat melihat penampilan temannya yang sangat buruk. Mulai dari rambut lepek, wajah sembab, dan bajunya yang basah.

Hana berdecak sebal "Ayo kita pulang Chan, lo nggak mau dipukul bang Yudha kan?"

Chandra hanya mengangguk, mengingat wajah sangar Yudha apalagi membayangkan dijotos olehnya saja sudah membuat Chandra meringis ngilu.










Chandra Dinatta

Chandra Dinatta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ananda Yudha

Ananda Yudha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






@mygalaxy012304

TBC.
Hi! Gimana nyampe sini??

Kalo ada yang salah jangan sungkan buat negur ya karena aku terima semua kritikan kalian.

Jangan lupa vote dan komen terimakasih 🙏

hidup Untuk mati [In the process ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang