"Biasa aja liatin nya, apa mereka romantis banget ya?" Tanya Chandra
Hana mendengus kasar lalu kembali menjatuhkan pandangannya pada makanan miliknya yang masih utuh.
"Nih lo makan aja, gue gamau." Hana mendorong semangkuk bubur yang ia pesan namun tak tersentuh sedikitpun setelah matanya menangkap dua oknum yang membuat moodnya anjlok.
"Terus lo makan apa kalo buburnya gue yang makan? Makan angin?" Tanyanya.
Chandra mengambil mangkuk itu dan berjalan memutari meja lalu mengambil posisi duduk di samping Hana.
"Sini gue yang suapin." Ucapnya sambil mengaduk-aduk bubur itu.
"Chandraaa stop..!! Jangan diaduk." Hana terkejut dan sedikit tidak terima buburnya bercampur dengan toping.
Chandra tersenyum miring. "Oh jadi lo tim bubur yang gak diaduk? Udah terlambat nih gue aduk-aduk lagi." Chandra semakin mengaduk buburnya hingga bentukkannya sangat jelek dimata Hana.
"Ishh Chandra udah jangan diaduk terus, kalo gitu gue gamau makan." Ucap Hana sambil melipat tangannya didepan dada.
Chandra terkekeh rasanya senang sekali dalam hati ketika sudah membuat Hana kesal.
"Yaudah yaudahh.. nih aaaaa..!" Chandra menyendokan bubur lalu mengarahkannya pada mulut Hana.
Menerima suapan dari Chandra bukan pertama kali baginya namun kali ini terasa berbeda, ntahlah Hana tidak tahu.
"Chan nyuaphinnyah jahngan boanyakh banyahkk." Hana berucap susah payah dengan mulut penuh.
"Biar cepet abis, lo kalo makan suka lama. Udah cepetan kunyah tinggal dua suapan lagi nih."
Setelah suapan besar terakhir berhasil Hana telan, ia meraih botol mineral miliknya dan menenggak hampir seluruh air yang ada di botol itu.
"Lo haus apa gimana?"
Hana melirik Chandra. "Lo gak liat apa? Tadi lo nyuapin gue terus-terusan dan gue baru minum sekarang!"
"Hehe ya maaf." Chandra nyengir tanpa dosa.
Dilain meja nampak terlihat jelas seorang laki-laki melihat kearah mereka dengan tatapan tajam, wajahnya menyiratkan ketidak sukaan.
"Lo makan bisa belepotan gini sih?" Tangan Chandra terulur untuk membersihkan sudut bibir Hana lalu usapan lembut itu berhenti, Chandra mengamati begitu cantik temannya ini jika terlihat dari dekat, membuat jantungnya berdegup cepat.
BRAKKK!
Gebrakkan meja membuat seluruh orang yang ada disana terkesiap dengan tindakkan yang dilakukan oleh Juno.
Dengan langkah besar dia berjalan menuju meja yang ditempati Hana dan Chandra.
"BANGSATTTT.." Teriaknya.
BUGHHH
Satu pukulan keras berhasil mengenai pipi Chandra hingga ia tersungkur ke bawah.
Seisi kantin terkejut dengan Juno yang menyerang Chandra secara tiba-tiba.
"Berani-beraninya lu sentuh cewek gua."
Chandra berdiri lalu mengusap kasar darah yang ada di sudut bibirnya.
"Terus?"
"Lu bukan siapa-siapanya jadi jangan berani lu begitu sama dia." Juno mencengkram kerah baju Chandra dengan kuat.
"Gua temennya." Sanggah Chandra menantang.
"Lu sadar diri anjing, lu cuma temen dan posisi gua itu pacarnya."
"Tapi gua yang selalu ada buat dia." Senyum ejekkan yang Chandra tunjukkan pada Juno, itu berhasil membuat rahangnya mengeras.
Satu pukulan siap dilayangkan kembali pada wajah Chandra, namun berhasil dihentikan oleh Hana yang mendorong Juno sekuat tenaga agar menjauh.
"JUNO STOP IT! Udah cukup kamu buat keributan disini."
"Oh jadi lu sekarang belain dia daripada gua? Lu suka sama dia? Lu punya hubungan apa sama dia? HAH?"
"JAWAB GUA HANA." Bentaknya.
"Ngga gitu Juno, apa yang kamu omongin itu gak bener! Aku sama Chandra cuma temen dan gak lebih." Hana meraih tangan Juno mencoba menjelaskan tentang dirinya dan juga Chandra yang memang terlihat dekat, tapi Hana berani sumpah, mereka hanya sebatas teman.
Dihempaskannya tangan Hana dengan kasar. "Terserah." Juno meninggalkan Hana, disusul dengan Giselle yang terus mengikuti kemana Juno pergi.
"Juno tunggu.." Hana mencoba mengejar namun ditahan oleh Chandra.
"Udah Han! biarin Juno tenang tenang dulu, nanti lo bisa jelasin kalo amarahnya udah reda." Hana hanya mengikuti apa yang dikatakan Chandra.
@mygalaxy012304
Tbc.
Halo guysss aku hampir lupa sama lapak ini, tapi aku akan tetep buat lanjutin cerita ini.
Jangan lupa vote ya biar aku semangat♥︎♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
hidup Untuk mati [In the process ]
Teen FictionAku menyesal karena keegoisanku harus kehilangan dirimu. Jika waktu dapat diputar, aku ingin berada pada posisi dimana kau masih berada di sampingku enjoy the story🖤🖤