POV Hana.
Inilah kisahku seorang Hanasta Abraham. Mari ku ceritakan sedikit tentang kehidupanku.
Aku terlahir sebagai anak bungsu dari pasangan Malik Abraham dia adalah ayahku yang berprofesi sebagai seorang arsitek dan Mita Uzigara yang berhasil mendirikan restoran khas Jepang dibeberapa kota. Ya benar. Ibuku berasal dari negeri sakura Jepang.
Menjadi seorang adik tentu aku memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Ananda Yudha, dia adalah orang yang keras kepala bahkan dia menentang permintaan ayah untuk mengikuti jejaknya sebagai seorang arsitek.
Namun kakakku lebih memilih untuk mengejar mimpinya dalam bidang otomotif, karena setahuku dia sangat menyukai hal yang berbau mesin. Dan dia kini telah bergabung dengan perusahaan otomotif yang terbilang cukup besar di salah satu kota kelahiran mama- Osaka. Hal itu tentu saja membuat ayah dan ibu sangat bangga.
Jika aku ditanya. Kapan kamu akan membuat ayah ibumu bangga? Maka dengan lantang aku akan menjawab 'secepat yang aku bisa' karena jika diingat aku hanya seorang yang sangat menyedihkan.
Aku selalu menangis ditengah malam saat mengingat wajah ayah dan ibu tengah tersenyum. Aku takut, takut sekali jika tak sempat untuk membahagiakan mereka dan aku takut tak dapat melihat wajah keduanya lagi.
Meskipun begitu, ayah dan ibu tidak pernah menuntut apapun dariku setelah mengetahui bahwa aku divonis memiliki riwayat gagal jantung disaat usiaku empat tahun.
Kalian benar. Pada sebagian besar kasus, gagal jantung merupakan kondisi seumur hidup yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Sehingga pengobatan yang dilakukan hanya untuk mencegah kondisi penyakit memburuk serta mengontrol gejala selama mungkin.
Apakah aku sedih? Tentu saja aku sangat sedih, aku ingin marah pada Tuhan mengapa tak ada kata adil untukku. Tapi aku tidak boleh egois karena takdir ini telah Tuhan tulis untuk diriku. Namun disisi lain aku bersyukur karena masih diizinkan untuk bernafas sampai saat ini dan hadir dalam keluarga yang sempurna.
Ku usap air mataku setelah mendengar bunyi notifikasi dari benda pipih yang tergeletak di atas kasur.
Hana POV end.
Setelah membalas pesan dari ibunya Hana kembali berjalan menuju tepian jendela dan mendudukkan tubuhnya disana.
Dibukanya jendela itu membiarkan angin masuk memenuhi ruangan berbentuk persegi sebagai tempatnya beristirahat. Menurutnya udara setelah turun hujan terasa sejuk. Hana menghirup dalam aroma tanah sebagai rasa candu dan membuat pikirannya tentang.
"Abang boleh masuk..?" Terlihat Yudha menyembulkan kepalanya di balik pintu.
"Masuk aja bang." Hana mempersilahkan.
"Kamu habis nangis ya?"
Diamnya Hana membuat Yudha paham apa yang selalu adiknya tangisi.
Yudha merengkuh tubuh mungil sang adik sembari membisikkan kata-kata penenang, jika bisa Yudha ingin sekali menggantikan posisi adiknya biarkan Yudha saja yang harus menanggung rasa sakit itu. Mengapa harus adik kecilnya mengapa, jerit Yudha dalam hati. Yudha menangis dalam diam, dia tak bisa berbuat apa-apa selain berdoa untuk kesembuhan adiknya meski itu mustahil.
"Udah ya jangan nangis..." Yudha menenangkan padahal dirinya sendiri tidak bisa menyembunyikan Isak tangisnya.
"Aku takut bang, aku takut nggak bisa liat kalian lagi." Hana mengeratkan pelukannya.
"Shuttt.. kamu nggak boleh bicara kayak gitu." Diusapnya lembut air mata yang meleleh pada pipi adiknya. "Ana dengerin abang ya, Ana nggak sendirian. Disini ada Abang, mama, papa yang selalu ada disamping kamu." Lanjutnya.
"Makasih.. karena kalian aku merasa beruntung." Ucapnya sebelum memejamkan matanya.
@mygalaxy012304
TBC.
Hi! Selamat sore semuaGimana nih gan? Ternyata Hana nya sakit.
Tunggu kelanjutannya ya, terimakasih yang sudah vote dan komen semoga dapat pahala 🙏
Kalau ada yang salah jangan sungkan untuk negur ya karena aku terima semua kritikan dari kalian semua.
Harap dimaklumi ya karena typing nya emang rada sinting.
KAMU SEDANG MEMBACA
hidup Untuk mati [In the process ]
Teen FictionAku menyesal karena keegoisanku harus kehilangan dirimu. Jika waktu dapat diputar, aku ingin berada pada posisi dimana kau masih berada di sampingku enjoy the story🖤🖤