Keesokan harinya, seperti biasa Zilea ikut sarapan bersama dengan Daddy nya. Keduanya saling diam dan sibuk dengan sarapan mereka masing-masing. Berbeda dengan suasana yang biasanya, kini suasana sarapan mereka berdua terasa begitu dingin karena sikap Willsom yang lebih banyak diam sedangkan Zilea pun memilih juga demikian karena Ia masih takut dengan Daddy nya.
"Kuliah jam brapa nanti?" Tanya Willson tanpa menoleh kearah Zilea.
"Daddy...?"Tanpa bersuara, Willson menoleh kearah Zilea.
"Maafin Zilea Dad.."
"Ada kuliah gak hari ini!? Jam brapa!?"
"Daddy..."
"Kalau ditanya tinggal dijawab apa susahnya!?" ucap Willson dengan nada sedikit kasar."Dad, Zea tau, Zea salah.. dan setiap kali Zea ada lakukan kesalahan, Daddy itu gak pernah semarah ini, sekali lagi maafin Zea ya Dad.. Zea udah kecewain Daddy, Zea selalu nyusahin Daddy dan Zea masih saja belum bisa jadi seperti apa yang Daddy mau" ucap Zillea dengan menundukkan pandangannya.
"Segera habiskan sarapanmu"ucap Willson masih dengan sikapnya yang dingin.
Bukannya melanjutkan sarapannya, Zillea malah meletakkan sendok garpu itu, lalu meletakkan dompet berisi uang, atm dan semua fasilitas yang diberikan oleh Willson padanya dimeja makan tepat dihadapan Willson. Willson yang melihat itu pun terkejut bukan main. Willson langsung menatap tajam mata Zillea.
"Dad.. Makasih atas kasih sayangnya selama ini, maaf Dad, Zea belum bisa menjadi anak yang bisa dibanggain sama Daddy, Zea ngerti dan faham, mungkin Daddy udah gak inginkan Zea lagi dirumah ini, dan memang karena Zea hanya jadi bebannya Daddy. pasti Daddy kecewa sekali dan sangat marah sama Zea, mungkin ucapan Tante jutek itu benar adanya, sudah seharusnya Zea itu..."
"Maksud kamu apa!"
"Dad, Zea gak bakalan nolak kok, kalau Daddy akan balikin Zea ke rumah panti disolo sana, Zea mungkin memang gak pantas lagi tinggal sama Daddy, Daddy sudah selalu kasih dan rawat Zea hingga Zea sedewasa ini, tetapi Zea malah membuat Daddy jadi semarah ini, mau sampai kapan Daddy berubah sikap dingin begini sama Zea? Daripada terus dingin begini, bukankah alangkah baiknya Zea itu gak lagi disini? Kalau memang Zea pergi dari sini itu yang terbaik, Zea lebih baik pergi Dad, nanti Zea bisa kok naik bus buat balik ke panti" ucap Zillea sambil menunduk dan mengusap air matanya yang jatuh tak tertahankan."Kamu mau tinggalin Daddy demi pacar kamu yang gak jelas itu!?"
"Bukan Dadd, bukan gitu!?? Maksud Zillea..."
"Kamu sebegitu cintanya sama dia!?"
"Daddy salah faham, nggak Dad, bukan begitu!? Justru Zea mencoba memahami Daddy, bukannya malah seperti itu"
"Kalau Daddy minta kamu putus sama dia, apa kamu mau penuhi permintaan Daddy itu??"
"Tentu, gak usah Daddy minta pun, Zea akan minta selesai sama dia dengan baik-baik Dad, karena Zea merasa.. Kejadian ini membuat Zea merasa kurang nyaman, setidaknya meski pada akhirnya Zea harus kehilangan Daddy juga, Zea tidak lagi ingin melanjutkan hubungan yang sudah merusak hubungan baik Zea dengan Daddy"Willson terdiam sejenak.
"Daddy.. Daddy baik-baik ya disini Dadd, setelah aku gak disini.. Daddy buruan menikah ya Dadd biar Daddy ada temennya lagi dirumah segede ini, biar gak cuma para mbak-mbak Art dan Mas-mas security disini yang menemani Daddy, dan semoga Setelah berpisahnya kita ini, Daddy tetap sudi ya buat datangin Zea nantinya disana, gak harus sering juga kok, karena pasti aku akan sangat merindukan Daddy, dan setidaknya meski Daddy sangat jarang datangin Zea, setidaknya Daddy ada datang untuk menghapus rasa rindu Zea pada Daddy?" ucap Zillea dengan mata yang berkaca namun Ia paksa untuk melontarkan senyuman dibibirnya.
Willson masih terdiam menatap sarapannya. Melihat sikap Willson yang tak meresponnya. Zillea memilih kembali diam dan segera menghabiskan sarapannya. Zillea tak lagi berusaha mengajak Willson berbicara. ia memilih segera mungkin menghabiskan sarapannya agar bisa segera meninggalkan ruang makan itu. Sedangkan Willson masih saja terdiam mengamati sarapannya yang sebenarnya pikirannya sedang melayang tertuju pada anak angkat kesayangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo dan Anak Gadisnya
RomansaKisah seorang CEO yang tampan, beribawa juga terbilang masih muda itu dipaksa untuk menjadi dewasa karena keadaan. Dia bernama Willson Lordynan Agraham. Bagaimana tidak, karena disaat dirinya berumur 16th, Ia sudah harus mulai belajar memegang tangg...