3

1K 72 50
                                    

Suara berisik menemaniku di pagi hari, ada yang suruh bangunnin , sama dapurnya kebakaran. Ah iya, sekarang aku dan kak thailand sedang melihat bagaimana country lain memasak.. Ya memasak sesuai selera mereka dan hasilnya kebakaran :/ ( btw mereka udh selesai ujian)

" hwaa sudah aku bilang, mending kita yang beli bahan pokoknya! , bukan memasaknya! " rengek Phil memegang tangannya yang terkena minyak. Singa hanya bisa sabar dan mencoba membuka internet.

" hoe, kan gk boleh buka handphone ataupun internet ? " tanya papa ASEAN, seketika itu juga singa mematung pasrah. " sepertinya rencananya gagal total. " ucap malaysia melihat dapur berantakan kesana-kemari.

" aku juga berpikir begitu, bagaimana kalau kita turun tangan? " tanya kak thailand. " aku ikut-ikut aja sih. " ucapku menyetujuinya.

Aku merasa Deijafu melihat pemandangan ini, dimana semuannya saling tolong menolong, tapi sepertinya ada yang salah.. tapi, Apa?

Aku mulai memikirkan hal lain, malaysia yang sepertinya memperhatikanku membuat perasaanku sedikit tidak enak. " jangan lihatin teros, nanti matalu kemasukan lalat baru tau " ucapku mengancam. Malaysia mulai menahan tawa. " nah gitu dong, dari kemarin kek! " maksudnya?, sekarang pikiranku bertambah lagi, kebiasaan emang.

Pengalaman yang menyenangkan, tapi biasanya tidak bertahan lama bukan.. apa yang aku katakan. Philippines membubarkan pikiranku. " nah loh!, ngalamun lagi, nanti kerasukan saiton loh. " " mana ada saiton di siang bolong gini phil? " tanya laos dan di susul oleh angukan Cambodia.

" aku lagi pengen jailin kak Indonesia, kok kalian ikut campur sih! " phil mulai kesal karena selalu di gangu. " hahahahahah! " tawa si kembar itu membuat phil semakin naik darah.

Akhirnya thailand menerai mereka bertiga untuk tidak bertengkar. " udh besar jangan kek bocah, btw nanti malam tahun baru kan? ( walaupn author yang buat ni cerita dh lewat beberapa hari) , nanti malam ke luar yok! " semuanya langsung menghadap thailand kecuali papa dan singa yang sedang memasak sebuah telur mata sapi.

semuanya langsung berteriak setuju, aku juga, jadi sekarang kita ngapain..

" sudahlah aku menyerah " Kata-kata yang jarang keluar dari mulut Singapore, akhirnya keluar . Semua langsung syok termasuk vietnam dan myanmar.

" hah! , momen langka woii! , cepat rekam! " teriak vietnam yang di ikuti oleh ributnya malay dan phil yang sedang kejar-kejaran, " entah mengapa hari ini lebih ribut dari pada biasanya. " papa ASEAN berkeluh kesah dengan hidupnya sendiri.

Semua kekacauan ini berakhir tepat pada tengah hari, aku pun memutuskan untuk membeli beberapa sosis dan jagung atau? Danging untuk bakar-bakar nanti malam, brunai ikut untuk membawakan barang. " bosan kalau di rumah terus kak indo. " begitu katanya.

Menaiki bus yang sesak karena banyaknya penumpang, aku memakluminya, karena nanti malam merupakan pergantian tahun pasti juga banyak yang reunian. Sepanjang di bus, aku dan brunai hanya melihat-lihat dan membuka handphone, tidak banyak yang kita lakukan selain menunggu ke pemberhentian selanjutnya.

Suara pak sopir meneriaki pemberhentian selanjutnya, yaitu pasar. aku refleks langsung melihat daftar pembelanjaan, tidak banyak juga sih yang harus aku beli.

" hmm.. bagaimana kak indo? " tanya brunai sambil melihat ke arah jendela. Aku tersenyum " nggk banyak kok, paling setengah jam juga sudah pulang ke manison ASEAN. " kita pun tertawa bersama.

" aku mau ke arah peralatan sekolah ya kak indo, nggk papa kan?" tanya brunai, di jawab anggukan olehku.

Sosis, kecap, arang? Garam.. Lah perasaan garam udh beli dah. Jagung dan beberapa tusuk sate.. Oke.

Permintaan MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang