10

460 30 12
                                    

Dengan cepat aku langsung mendorongnya hingga terjatuh, suara Neth yang terkejut langsung hilang saat aku memukul kepalanya dengan kayu yang aku sembunyikan sejak tadi.

Neth dengan kepala berdarah jatuh pingsan di depanku. Apa yang aku lakukan saat ini.. aku tidak mengharapkan hal sebodoh ini, tapi aku tidak punya pilihan lain.

Keluarga Asean adalah keluarga keduaku. Aku harus menyelamatkan Malaysia.

Aku keluar dari kamar dan mengunci pintu supaya Neth tidak bisa keluar, kata kasarnya aku mengurungnya disini, dengan detak jantung yang semakin cepat,aku menelusuri seluruh ruangan di rumah kecil ini.

"Apa Neth membawa Malaysia ke ladang bunga melati?" Itu yang aku pikirkan di benak-ku. Dengan cepat aku berlari menuju ladang bunga itu.

Lenggang, tidak ada yang aku temukan selain hamparan bunga melati yang tertiup lembut oleh angin, tidak. Aku tidak boleh terpesona dengan ini, aku harus cepat menemukan negri Jiran itu.

Aku mulai menelusuri rumah lagi, ini sudah lebih dari lima belas menit, mungkin Neth sudah sadar..

Tinggal satu ruangan yang belum aku jelajahi, itu adalah basment, dengan perlahan aku menuju ke ruang bawah tanah itu, aku.. mulai merasa aneh..

Kenapa aku 'merasa' banyak mata yang melihat ke arahku, suara decitan kayu yang kuhasilkan dari langkah kakiku seakan menggema , aku semakin bergetar, dalam beberapa menit aku telah sampai di pintu basment.

Dengan cepat aku membuka pintu itu, tidak ada apa-apa disini.. ini kosong?

Aku berjalan menelusuri basment awal mula aku dibawa kesini , aku melihat beberapa bercak darah dan kepala!?!

Tunggu?! Kepala..?, seletah aku berbalik dan melihatnya kembali ternyata itu hanya sebuah bola.. kenapa dengan penglihatan ku ini, padahal aku sudah memakai kaca mata.. apa yang salah adalah otak ku?

Tunggu, Country mana mungkin punya otak— kembali ke topik utama, aku tidak menemukan apa-apa disini, apa Neth tidak membunuh Malaysia?, itu lebih dari kabar baik sebelum kabar buruk melanda.

" Melati! , dimana kamu bunga kecil... aku membawamu mie instan yang kamu suka~"

suara gila itu menggema, apa? Tidak mungkin jika si tiang listrik itu sudah siuman.. setidaknya dia harus mendobrak pintu kamar.. atau.. dia punya duplikat kuncinya.. astaga bodohnya aku.

" aku tidak mentolerir sikap nakal Melati kecilku~ jadi datanglah kesini, aku tidak akan memakanmu" ugh, mendengarnya saja aku sudah tau jika itu kata-kata bohongan, tae!.

Aku mempunyai ide konyol.. atau bodoh, aku harus berpikir cepat, seperti cerita Japan.. yah seperti cerita Japan tentang Yandere apalah itu dere dere, aku mengikat tubuhku sendiri dengan tali tambang yang aku lihat di samping meja tua itu, sedikit bergerak tiba-tiba lemari itu bergetar. Tunggu.. tangan itu.. MALAYSIA?!

" pstt! Malaysia!" Bisikku panik, ternyata Malaysia disembunyikan disini oleh si tiang listrik itu. Malaysia menatapku dengan tatapan bahagia, dia senang melihatku, tapi.. tubuhnya dipenuhi sayatan dan lembam.. apa yang terjadi?

" tunggu sebentar.. aku akan mengelabuhi nya oke.. tetap lah disini.."
Ucapku dengan Panik saat mendengar suara Neth yang semakin mendekat, aku selesai mengikat tubuhku dan duduk di pojok ruangan.

Suara pintu terbuka, Neth menatap ke sekeliling ruangan dengan intens, dia tersenyum saat mendapati ku yang terikat di pojok ruangan.

" apa yang kamu lakukan di tempat kumuh ini melatiku, oh.. kamu tampak sangat.. rentan, " Neth menangkatkatku dan melepaskan ikatan tali yang ku ikat tadi.

Permintaan MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang