7

398 45 17
                                    

Sekarang aku sudah berada di kelas, banyak yang mengerumuniku dan memberiku coklat, kebanyakan bilang ' cepat sembuh ya ndo'

" Widihhh, mantap banget hari ini " kata Malaysia memakan coklat.

" Hem.. kamu makan terus ya, pantas gembul hehe" ledek Phil yang langsung di tabok dengan cinta oleh Malaysia.

" Anak-anak! duduk sekarang atau keluar." Organisasi duduk di tempat duduk guru , itu tuan NATO.

" Astaga... Kenapa pak NATO masuk? , Kan hari ini jamkos.. " bisik Myanmar.

" Ndo, sepertinya pak NATO bad mood dah.." bisik Phil di sampingku.

"Today, WHO is giving permission. I will replace it ." Ucapan pak NATO membuat yang lain ketakutan.

" Ahh.. sialan.." batinku.

Beberapa jam dihabiskan oleh pelajaran pak NATO, yang merupakan guru Jasmani. Tapi terkadang juga hm.. mengajari kami cara bela diri.

" Indonesia." Pak NATO memanggilku, aku langsung menuju ke arahnya.

Hari ini panas dan berangin, aku berada di luar kelas bersama yang lain, beberapa ada yang di suruh jongkok berdiri.

" Untuk nilai harian kamu, banyak yang kosong." Ucapnya tegas. " ... Walau kamu habis dari RS, tapi kamu harus menjaga kesehatan dengan berolahraga. Sekarang cepat jongkok berdiri dengan yang lain." Pak NATO menunjuk keompok yang sedang jongkok berdiri, sialnya ada Neth disana.

Aku menghela nafas, " baik pak," aku menuju ke arah kelompok itu.

" Eh, ada Indonesia nih" benar saja Neth langsung menyapaku ramah..

Aku diam tanpa menanggapinya, aku berjongkok berdiri, untungnya hanya 15× , Seseorang datang ke arahku, itu Brunai.

" Halo kak , Brunai disuruh jongkok berdiri biar dapat nilai " ucapnya sambil tersenyum.

" Ah.. eh , dapat nilai?, Kok aku engak!?" Aku menatap pak NATO panik. Dia ( pak NATO ) hanya menatapku sambil tersenyum. ' sialannn' batinku.

" ... Kakak sudah disuruh nusuk boneka buatan tidak?, Kan itu ulangan keberanian.." Brunai menatapku kawatir.

" Dia mah bolos " sambung Neth sambil tersenyum geli.

" Oo.. eh? " Brunai menatapku.

" Panjang ceritanya.. "

Aku mulai jongkok berdiri, Brunai juga. Sedangkan Neth hanya memandangi kami sambil menahan tawa.
Setengah menit , aku melakukannya dengan cepat tentunya, saat aku pergi entah mengapa si tiang listrik ini mengikutiku.

Beberapa menit aku tahan, aku hanya melihat ke arah teman-temanku yang bermain bola. Malaysia mengajakku tapi aku menggelengkan kepala.

" ... "

" ..... " Neth menatapku sambil tersenyum.

" .. " aku menatap tajam ke arahnya, dan langsung berdiri, menuju ke arah Malaysia.

Apa-apaan sih, Neth kok ngikutin aku terus.. apa ini ada hubungannya dengan Nesia.. aku takut kalau dia nyulik aku kayak dulu...

...

" Lah ndo?, Mau ikut main nih? " Tanya Malaysia yang langsung aku jawab dengan anggukan.

" Sayangnya kurang satu lagi ndo, kan harus sama.. " tatapan Malaysia melebar saat melihat seseorang di belakangku.

" Aku ikut boleh? " Benar saja. Neth mengikutiku dan ingin ikut bermain.. aku menatapnya jijik.

" Ndo? " Malaysia yang sepertinya mengetahui pikiranku langsung menarik tanganku. " Neth gantiin aku bentar ya, aku mau beli minuman bareng indo" dia langsung menarikku ke kantin.

Permintaan MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang