4

730 79 17
                                    

Setelah kejadian itu, semua mengangapku sudah tidak ada.

Aku melihat ke arah ruangan operasi, di sana terdengar suara panik dari para perawat dan dokter, aku sudah mencoba menelfon Papa dan yang lainnya, mungkin mereka akan datang tak lama lagi.

Aku berpikir, bagaimana ekspresi mereka kalau tau bahwa aku yang mendorongnya hingga seperti ini. Apakah marah?, sedih, kecewa, atau akan berakhir menjadi kebencian.

Perasaanku bercampur aduk sekarang, karena tidak tau ingin melakukan apa kecuali menunggu, akhirnya aku pergi untuk menenangkan diri ketaman.

Tapi niatku aku urungkan karena malaysia dan Singapore sudah datang. " *huft indo! Bagaimana keadaannya!? " Tanya Singa panik. " Indo kamu tidak papa? " Sepertinya malaysia tau bahwa aku juga sedang tidak baik-baik saja.

Maaf,  itu yang hanya bisa aku katakan. Mereka bingung saat aku mengucapkan kata seperti itu. " Indo, aku tau.. Bukan salahmu, kamu pasti terpukul-kan? " Tanya malay sambil memegang tanganku. "Dingin, indo sebaiknya kamu pulang terlebih dahulu. " Ucap malaysia tidak tenang.

" Uhh, aku akan membelikan secangkir kopi-" Kata Singa, dia sedang kesal. Papa sudah datang dangan yang lain, bersamaan dengan terbukanya ruang oprasi.

" WHO! , bagaimana keadaannya!? " Ucap papa panik. " Aku tidak tau harus mengucapkan apa, tapi kita memerlukan sebuah kristal kehidupan, kristal kehidupannya.. Telah pecah.." Ucap WHO sambil mengelengkan kepala.

" Apa! , itu sungguh sangat sulit, apa tidak ada cara lain? " Phil angkat bicara. " Sayangnya tidak ada Phil," Jawab WHO dengan tegas.

Suara tumpahan air terdengar, terlihat Singa yang sedang menahan rasa kesal dan tangis, tapi itu tanpak jelas, dia pasti sangat sedih dan marah.

" Dok.. " Suara bergetar Singa memenuhi ruangan. " B-berapa lama waktu untuk memberi kristal kehidupannya? " Ucapnya serta mengengam tangan WHO." Paling lama satu bulan, saya akan mencoba sebisa mungkin," Ucap WHO dengan tatapan sayu.

Suara teriakan, penglihatan yang semakin menghitam, apakah aku akan pingsan sekarang? ,  semuanya menghadap kepadaku dunia seakan terputar dan mengelap seketika.

Pyuk , suara tetesan air terdengar, seluruh pandanganku hanya putih bening, suara papa dan yang lain terdengar samar-samar lalu menghilang di gantikan oleh sebuah foto yang tiba-tiba muncul di depanku.

" Aku, aku. membunuh, foto ini, buktinya.. Ah benar lebih baik aku menghilang saja "

Apa ini alam bawah sadar? , hah aku tidak tau. " aku ingin mati, ah bukan, lebih baik menghilang tampa ingatan yang seperti ini. "

" Apakah ini tempat istirahatku? " tidak ada suara apapun hening, aku mulai memeriksa sekeliling, hanya aku sendiri di sini.

' Kakanda! , lihat sini!, aku bisa membidik dengan benar.'

' kaka, walaupun ibunda dan ayahhanda sudah tidak ada, kita tidak boleh patah semangat. '
Nesia...

' Ingat ini ya kak Nusa! , Tara bakal jaga kakak! , kapan pun dan dimanapun! '
Kenapa kamu meninggalkanku sendirian di sini.. Aku sangat kesepian, tampa aku sadari, air mataku menetes..

' kalau kakak sedih, jangan lupa ya.. '

" Kamu akan selalu berada di sampingku.. , aku tau, aku tau nesia. Tapi sekarang kamu sudah berada di sana bersama yang lain. " Sesuatu yang bercahaya keluar dari dalam tanganku. Itu seperti, menyuruhku untuk mengikutinya.

Semua memori bermunculan di mana mana, cahayanya semakin kuat. Terlihat pohon beringin, berwarna emas. Sepertinya sesuatu menungguku di sana.

' Kakak! , kalau mau ketemuan, di pohon punyanya kak sila ya! '
Itu benar.. Ini adalah pohon yang sudah lama menghilang di kraton.. Tapi mengapa ada di sini?

" Akhirnya, kakanda datang.. "
Ucap seseorang sembari mengengam bunga melati. " Nesia mengapa kamu di sini? " Aku mulai menangis sejadi-jadinya. Nesia mulai memelukku dan menenangkanku.

___

" Kak, saya tidak bisa berlama-lama di sini. " Ucap nesia serius. " Aku ingin menceritakan semua hal kepadamu nes.. " Ucapku tidak rela.

" Tujuanku bukan untuk itu.. Aku hanya ingin memberikan ini. " Cahaya berwarna hijau kebiruan keluar dari tangan nesia. Itu adalah.. " Kristal kehidupan?! , ini milik ibukan!" Ucapku tidak percaya.

" Haha, ibu tidak memerlukannya lagi.. Jadi ini untuk saudara angkat kaka di sana " " Bagaimana kau tau nesia? " Tanyaku mencoba tenang.

" Aku.. Selalu ada di samping kakak, mengusir seluruh kegelapan yang mencoba meracuni jiwa kaka. " " Meracuni? " Tanyaku mencoba memastikan.

" kebencian, kekesalan, kemarahan, ketakutan seperti itulah " Ucap nesia serya menyentuh pipiku.

" Waktuku hampir habis kak, semoga kakanda panjang umur selalu, jangan lupa jaga diri. " Nesia menjatuhkan bunga melati, seketika itu juga, tubuhnya mulai memudar..

" Nesia! , tolong jangan pergi! " Ucapku sambil mengengam tangannya yang hampir memudar. " Tenang kak, aku akan selalu menemani kakak "

" Bohong! "

" Aku tidak ingin sendirian lagi.. "

.

.

.


__

Indomie -
Pop ice -
Milo -
Kopi -
Air putih -

" The fuxk, kamu beli ini buat apa dh? " " Yakali yakan, indo sadar kalau aku beliin indomie. " " Tapi bukan begitu juga konsepnya jamaludin! " Suara brisik mulai terdengar, aku mulai membuka mataku, ah. Sinar matahari mulai menghangatkan tubuhku.

" Eh, beneran sadar woe " Huh suara yang familiar, siapa?
" Cambodia, jangan teriak, kasian dia " Cambodia?.. Siapa?

" Indonesia, kamu tidak papa? "

" Maaf, kalian... Sebenarnya siapa.. "







Permintaan MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang