Backsound: Beautiful - Crush.
༺☘︎༻
Ji-hye melangkah di sepanjang trotoar yang basah oleh embun pagi. Udara sejuk menyentuh lembut kulitnya, menyegarkan setiap tarikan napas. Dari bibirnya, senandung riang mengalun, mengiringi tiap langkah yang ringan. Wajahnya dihiasi senyum tipis, penuh ketenangan, saat ia menapaki jalan menuju tempat yang sudah lama tak dikunjunginya-Saeroun Sidae. Dulu, komunitas ini menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya, tempat di mana ia bukan hanya relawan, tapi juga sahabat bagi mereka yang kesepian dan membutuhkan pendamping.
Ada kehangatan yang selalu menyelimuti hati Ji-hye setiap kali menuju Saeroun Sidae. Bagi para penghuni komunitas ini, tempat tersebut adalah pelarian dari sunyi dan kesepian. Di sana, di antara cerita-cerita nostalgia, ia selalu menemukan kedamaian.
Hari ini, Ji-hye membawa beberapa buku cerita yang telah lama dijanjikannya pada Seo Mi-sook, pemimpin komunitas yang sudah seperti keluarga baginya. Saat melangkah masuk, Ji-hye menghela napas panjang. Pandangannya menyapu sekitar, di mana suara obrolan hangat dan tawa kecil memenuhi ruangan. Ia juga merindukan suasana itu, kisah-kisah lama yang selalu menarik untuk didengar.
Nyonya Seo, yang sedang berbincang dengan seorang pria paruh baya, langsung bangkit dari tempatnya begitu melihat Ji-hye. Senyuman lembut terukir di sudut bibirnya.
"Ji-hye ya, akhirnya kau datang juga!" sapa Nyonya Seo dengan hangat, langkahnya cepat menghampiri Ji-hye. "Kau menghilang begitu lama, dua bulan terakhir aku mencoba menghubungimu tapi tidak berhasil. Ada apa? Apa semuanya baik-baik saja?"
Ji-hye tersenyum kecil, sedikit bersalah. "Samonim, maafkan aku. Aku pulang ke kampung halaman selama beberapa waktu. Ada urusan keluarga yang harus kuselesaikan," ucapnya.
"Ah, begitu rupanya." Nyonya Seo mengangguk mengerti, meski rasa ingin tahunya belum sepenuhnya hilang. "Kau pasti punya banyak cerita untuk dibagi. Bagaimana keadaan di kampung?"
Ji-hye tertawa pelan, "Biasa saja, Samonim. Kehidupan di sana tak banyak berubah. Tapi, aku senang bisa kembali ke sini. Aku merindukan kalian semua."
"Kami juga merindukanmu, Ji-hye ya. Dan Nyonya Jang pasti akan senang melihatmu lagi." Nyonya Seo menepuk bahu Ji-hye pelan, senyum di wajahnya semakin lebar.
Ji-hye membalas senyum itu, meski sedikit canggung. Di balik senyumnya, perasaan bersalah menggantung, terutama karena alasan yang ia karang tentang mengapa ia sulit dihubungi selama dua bulan terakhir.
"Aku ingin menemuinya," ucap Ji-hye pelan.
"Nyonya Han ada di kamarnya," ucap Nyonya Seo.
Ji-hye mengangguk, kemudian melangkah menuju kamar Nyonya Han. Sesampainya di depan pintu, ia berhenti sejenak. Beberapa tarikan napas panjang diambilnya, mencoba mengendalikan emosi yang tiba-tiba menyeruak. Setelah merasa lebih tenang, tangannya meraih gagang pintu dan membukanya perlahan. Dari balik pintu, Ji-hye melihat sosok Nyonya Han, duduk di kursi roda menghadap jendela. Bayangan itu selalu membuat hatinya terenyuh. Ji-hye melangkah pelan, mendekat tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Spotlight
FanficKim Ji-hye sekarat, ketika dia merasa putus asa dan ingin menyerah, semesta mempertemukannya dengan Kim Jae-ha, sosok yang menjadi alasannya untuk tetap hidup. Sesuatu yang tak terduga terjadi, Ji-hye harus terperangkap dalam permainan media yang m...