Ummu Mu'asoroh menasehatkan kepada putrinya yang hendak menikah. Nasihat ini ia sampaikan dengan senyuman dan air mata. "Wahai putriku engkau akan menghadapi kehidupan yang baru, yaitu kehidupan yang tidak ada tempat didalamnya untuk ibumu, ayahmu dan saudaramu. Engkau akan jadi teman bagi seorang lelaki yang kehidupannya tidak mau diganggu bahkan oleh saudaramu. Jadilah engkau sebagai istrinya dan sekaligus sebagai ibunya. Jadikan ia merasa engkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya. Ingatlah putriku, siapapun dan bagaimanapun laki laki itu, tetaplah ia bayi besar. Satu kalimat yang manis akan membahagiakannya.
Jangan engkau jadikan ia merasa bahwa dengan menikahimu ia telah menghalangi mu dari keluargamu, karena perasaan ini juga ia rasakan, ia juga meninggalkan rumahnya, orangtuanya dan keluarganya untukmu. Namun perbedaanmu dengannya adalah perbedaan seperti laki laki dan wanita. Akan tetapi, wanita akan senantiasa rindu dengan keluarganya dan rumahnya, dimana ia lahir dan besar dan belajar didalamnya.
Tapi hendaknya seorang wanita membiasakan diri dengan kehidupan baru, hendaknya ia terbiasa dengan kehidupannya bersama seorang laki laki yang menjadi suami dan bapak dari anak-anaknya. Inilah kehidupan barumu wahai putriku. Inilah kehidupanmu sekarang dan masa depanmu. Inilah keluargamu yang engkau bangun bersamanya. Adapun kedua orangtuamu maka mereka sudah berlalu, aku tidak minta engkau melupakan ibu dan bapakmu dan saudaramu, karena mereka tidak mungkin melupakanmu, wahai sayangku. Bagaimana mungkin seorang ibu akan melupakan buah hatinya, akan tetapi aku minta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, hidup bersamanya dengan penuh kebahagiaan".
Wallahu a'lam.
Padang, 2 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasihat Salaf Untuk Para Istri
Non-Fiction"Wahai putriku, jika nasihat itu boleh untuk tidak diberikan kepada seseorang dikarenakan kemuliaan adabnya dan keturunannya yang baik, niscaya nasihat itu tidak diberikan untukmu. Akan tetapi, nasihat itu adalah peringatan bagi orang yang lalai, or...