bab 1

1.3K 103 18
                                    

Park jihyo memandangi wajahnya di cermin untuk memastikan make up nya sempurna. Tidak terlalu tebal. Bibirnya di lapisi lipstik berwarna orange pastel. Matanya yang indah di bingkai eye shadow warna perak dengan Sapuan yang amat tipis, hampir tidak terlihat. Pipinya di beri perona tipis berwarna peach.

Kim taehyung, kekasihnya seorang dokter itu, sama sekali tidak suka melihat jihyo berdandan, meskipun itu untuk ke pesta pernikahan sekalipun. Dalam acara apapun, taehyung lebih menyukai jihyo tampil tanpa polesan make up, kecuali bedak dan lipstik. Begitu pula dengan urusan baju. Taehyung tidak suka kalau kekasihnya tampil modis. Kaus ketat, celana pendek, dan rok mini tidak ada dalam kamus nya. Dia hanya memperbolehkan jihyo mengenakan t-shirt berkerah, kemeja dan celana jeans panjang. Sedangkan untuk acara resmi seperti ini, taehyung tidak memperbolehkan jihyo mengenakan gaun pesta yang menonjolkan lekuk tubuh indahnya.

Seperti malam ini, ia memilih mengenakan gaun selutut tanpa lengan berwarna putih gading berbahan silk. Meskipun terlihat sederhana, tapi paling tidak itu pilihan aman ketimbang satu dari beberapa potong gaun pesta di dalam lemari nya. Jihyo tidak mungkin memakainya bila pergi bersama taehyung. Itu sama saja dengan mencari perkara, berhubung semua gaun yang ia punya amat terbuka dan seksi.
Setelah selesai mengenakan gaunnya, ia keluar dari kamar dan menghampiri taehyung yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Sudah siap?" tanya taehyung.
"Sudah.." jawab jihyo sambil tersenyum.
Dalam hati ia mengharapkan kekasihnya mengomentari penampilannya malam ini, meski dia tahu taehyung bukanlah orang yang gampang memberikan pujian.
"Kenapa lama sekali! Lihat, jam berapa sekarang?" ucap taehyung sedikit membentak.
"Maaf.." jawab jihyo pelan, menelan rasa kecewa nya.
"Ayo, kita berangkat sekarang!" ujar taehyung sambil melangkah keluar menuju mobilnya.
Jihyo berjalan terburu-buru mengikuti taehyung. Walau ada rasa kecewa di hatinya, dia lega juga. Taehyung memang tidak memuji nya, tapi setidaknya dia tidak marah seperti dua bulan lalu, ketika jihyo menemaninya ke pernikahan sepupunya.

"Apa kau tidak mempunyai gaun lain sampai harus mengenakan gaun seperti perempuan malam begitu?!" kata taehyung waktu itu.
"Tapi semua gaunku memang seperti ini tae, lagipula dimana salahnya?"
Tanyanya bingung. Saat itu jihyo menggunakan gaun off-shoulder yang menampilkan bahu yang cukup terbuka.
" kau mau tahu salahmu dimana? Kamu lebih mirip wanita club daripada pacar seorang dokter ! Lihat gaunmu itu menampilkan bahumu dengan vulgar ! Belum lagi Payet-Payet nya tambah norak saja!" omel taehyung.
"Tapi , semua sahabatku memakai gaun seperti ini jika mereka ke pesta. Bahkan, aku membeli gaun ini bersama mereka," sahut jihyo sabar dan berusaha membela diri. Dia sama sekali tidak menyangka kalau taehyung keberatan dia memakai gaun pesta seperti itu.
"Lain kali jika pergi denganku, jangan menggunakan gaun seperti itu lagi. Beli gaun yang sopan, tertutup dan tidak bermodel-model. Ngerti !!"
Jijyo mengangguk. Dia mengerti kalau taehyung menginginkan dia tampil sopan dan anggun layaknya pendamping seorang dokter. Selain itu, dokter juga biasanya selalu berpakaian sopan, rapi dan anggun. Bahkan tak jarang dia menemui rekan se profesi taehyung itu datang ke pesta dengan menggunakan baju yang benar-benar formal.

Di pesta malam itu,semua orang memuji penampilannya. Bahkan ada beberapa saudara taehyung yang menanyakan dimana jihyo membeli gaunnya yang terligat sangat indah. Tapi jihyo terlanjur kehilangan kepercayaan diri. Bahkan tidak nyaman dengan gaun yang di kenakannya meski gaun pesta itu adalah gaun favoritnya.
Saat itu jihyo berjanji, ini terakhir kalinya dia mempermalukan taehyung.

**
Resepsi pernikahan Namjoon, sahabat taehyung, di selenggarakan di ballroom sebuah hotel berbintang lima. Jihyo dan taehyung berjalan menuju ruangan itu tanpa saling bicara. Bergandengan tangan pun tidak.
Begitu langkah mereka tiba di depan pintu ballroom, keduanya di sambut pemandangan putih dan ungu muda . ratusan bunga mawar berwarna merah menghiasi pintu masuk yang membawa arah pandangan ke altar. Jihyo tak bisa menyembunyikan kekagumannya saat melihat dekorasi yang di beri lilin putih yang romantis. Tapi kekaguman itu di hentikan sentakan tangan Taehyung yang setengah memaksanya mengikuti ke arah kedua mempelai yang sedang berdiri, menyalami para tamu undangan .
"Selamat ya hyung, akhirnya kau lebih dulu melepas masa lajang ." Taehyung tersenyum lebar dan menyalami sahabatnya.
Ya, tentu saja. Lalu kapan kau akan menyusulku?" tanya namjoon sambil tertawa.
"Entahlah, " sahut Taehyung tenang.
"Bukankah wanita yang datang bersamamu itu kekasihmu?" tanya namjoon lagi sambil menerima uluran tangan jihyo yang memberinya ucapan selamat.
"Iya..tapi dia masih kuliah."
"berapa lama lagi?" tanya namjoon penasaran.
"dua tahunan, sepertinya" jawab Taehyung.
" waw sepertinya dia masih sangat muda!" goda namjoon sambil berbisik. Lalu dia mengalihkan tatapannya pada jihyo.
"Hai, jihyo. Kau cantik,kau sudah masuk semester berapa?" tanyanya pada jihyo.
"Tahun depan semester tujuh," jawab jihyo sambil tersenyum.
"Wah ternyata tidak lama lagi" namjoon meninju lengan temannya. "Ayolah dilamar. Jangan di tunda-tunda. Ingat, kita sudah tua dan sebentar lagi menginjak kepala tiga"

forty shades (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang