bab 5

455 74 7
                                    












"Om...panggilnya sambil terisak menahan tangisnya.
Jungkook segera menghampirinya, di raih nya jihyo kedalam pelukannya. Meledaklah tangisan gadis itu di dalam dadanya. Air mata jihyo tumpah membasahi kemeja jungkook.

Jungkook melekatkan dagunya di atas rambut jihyo. Dibiarkannya gadis itu menumpahkan semua kesedihannya.
"Sstt...sstt...sudah-sudah" bisik jungkook sambil mengelus punggung gadis itu. Jungkook merasakan dadanya di tusuk ribuan jarum saat melihat jihyo menangis tersedu-sedu.
Yoona yang baru pulang kerja menatap heran ketika melihat jihyo sedang berada di dalam pelukan jungkook sambil menangis. Yoona hendak membuka mulutnya untuk bertanya, tapi di batalkannya ketika jungkook memberi isyarat untuk diam.

Setelah tangisan jihyo reda, jungkook melepaskan pelukannya dan mengajak jihyo duduk.
"Ada apa hyo? " tanya yoona yang sudah penasaran dari tadi sambil duduk di samping putrinya.
Jihyo lalu menceritakan semuanya
Pada mamanya dan jungkook kecuali perkataan terakhir taehyung padanya.
"Dari dulu sudah mama bilang kan! Taehyung itu bukan laki-laki yang baik untukmu. Kamu sih keras kepala, nggak pernah mau nurut kata mama" kata yoona kesal. "Harusnya kamu bersyukur putus sama dia. Bukan malah menangis seperti ini. Coba kalau kamu sampai menikah dengannya, dia akan mengurung mu terus di rumah. Kamu juga tidak boleh bergaul dengan siapa pun. Kamu mau punya suami seperti itu?"

"Sudahlah nuna, jihyo sedang sedih, jangan di marahi lagi" kata jungkook yang tidak tega melihat jihyo di marahi oleh ibunya. "Patah hati adalah hal yang biasa di alami anak Seusia nya".
"Aku menasehati kook, bukan memarahinya! Dari dulu aku selalu bilang padanya bahwa taehyung itu egois dan posesif. Cinta apa namanya kalau dia nggak bisa nerima jihyo apa adanya? Dia sangat mengatur hidup jihyo. Jihyo harus gini harus gitu. Aku saja yang orangtua nya tidak sampai seperti itu. Aku selalu memberinya kebebasan untuk memilih yang baik dan yang buruk. Aku hanya memantau nya dari jauh. Kalau dia salah, baru aku nasehati". Kata yoona. Lalu dia memeluk anaknya. " Sudah sayang, jangan di pikirkan..suatu saat nanti kamu akan dapat laki-laki terbaik dalam hidupmu".
Jihyo menganggukkan kepalanya.
"Nah..sekarang cucilah mukamu dulu!" kata yoona ketika melihat wajah jihyo penuh bekas air mata.
Jihyo mengangguk. Lalu dia berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Setelah jihyo menghilang, yoona menghela nafasnya.

"Nah, sekarang ceritakan padaku! Kemana saja kamu selama ini?" Yoona memulai pembicaraannya dengan jungkook. " dan kenapa kamu nggak kasih kabar ke nuna waktu kamu pindah rumah dulu?"
"Sorry .." jungkook tersenyum tak enak. Dan memang yoona sudah menganggap jungkook sebagai adiknya dari dulu.
"Tapi sungguh, waktu itu aku benar-benar lupa. Soalnya aku juga sedang sibuk daftar kuliah".
"Emang kamu kuliah ambul fakultas apa?"
"Teknik sipil nuna".  Jawab jungkook
Yoona menganggukkan kepalanya.
"Sekarang kamu kerja atau bisnis sendiri?"
"Aku ngelanjutin usaha cafe nya mamah".
"Oh ya!" Yoona terlihat terkejut. "Sejak kapan mamamu buka cafe?"
"Kalau aku nggak salah ingat," jungkook memejamkan matanya. "Waktu aku masih kuliah di jerman".
"Jadi begitu lulus kuliah kamu langsung meneruskan bisnis mamamu?"
"Enggak nuna, aku sempat kerja di perusahaan kontraktor selama lima tahun. Setelah itu aku baru di minta mama untuk meneruskan bisnis cafe nya karna saat itu mama udah sakit-sakit tan."

Jungkook jadi teringat kembali bagaimana kaget nya dia saat mamanya meminta tolong padanya untuk melanjutkan usaha cafe nya itu. Awalnya dia sempat menolaknya, karena merasa bisnis itu tidak sesuai dengan ilmu yang di pelajari nya. Tapi mamanya terus membujuknya karna hanya dia yang bisa di harapkan. Saat itu kakaknya, hoseok sudah pindah ke Jeju dan sibuk dengan usahanya yang baru di rintisnya disana.

"Terus kamu tinggal dimana sekarang kook?"
"Aku tinggal di apartemen. Begitu mama meninggal, papa ikut hoseok hyung ke Jeju. Rumah kami yang disini dijual."
"Sudah lama orang tuamu meninggal ?"
"Mama meninggal lima tahun yang lalu. Dua tahun kemudian papa kena serangan jantung". Kata jungkook dengan sorot sedih di matanya.
"Kenapa sampai sekarang kamu juga belum nikah?"
"Aku sibuk nuna, jadi belum sempat cari pasangan" jawab jungkook sambil tersenyum.
"Masa?" tanya yoona tak percaya.
Jungkook tersenyum. Dia lalu memutuskan untuk bicara jujur.

forty shades (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang