10. hilang?

3.5K 459 86
                                    

Satu bulan berlalu sejak kejadian penculikkan Jeongwoo waktu itu, keluarga Doyoung sekarang tengah berbahagia atas bayi di dalam kandungan Yedam sudah menginjak usia dua bulan dan itu artinya tujuh bulan lagi Jeongwoo akan menjadi seorang kakak.

Namun kebahagian itu tak berlangsung lama, khususnya bagi Yedam karena sang suami harus berangkat ke Jepang hari ini untuk membahas tentang kerja sama perusahaan Jung dan Nakamoto.

Doyoung sudah tidak berkerja di perusahaan Midam lagi karna dia di pecat atau lebih tepatnya di paksa berhenti oleh Wooyoung. Midam yang memang sedari dulu tak pernah bisa melawan pun akhirnya terpaksa mengiyakan kehendak pria tua itu untuk mengeluarkan Doyoung dari perusahaan.

Tapi beruntungnya, tak lama setelah Doyoung keluar dari perusahaan sang kakak, dirinya di terima di salah satu perusahaan yang lumayan besar dan tak kalah dari perusahaan Kim Company milik Wooyoung.

Cukup aneh memang karena mengingat Wooyoung sudah memblokir akses untuk Doyoung di hampir semua perusahaan di korea dan itu juga yang membuat Doyoung kesusahan untuk melamar pekerjaan selama 1 bulan terakhir.

Namun, Jung Jaehyun, pemimpin perusahaan Jung Company dengan baik hati dan mudahnya mempekerjakan dirinya. Bahkan, pria itu tidak segan-segan memberikan posisi yang cukup tinggi untuk Doyoung.

Dan karna itu lah, Doyoung jadi harus kembali seperti dulu. Bolak balik keluar negeri untuk mengurus bisnis dalam waktu yang cukup lama tentunya.

"Kak, gue nitip kak Yedam sama Jeongwoo ya?" Pinta Doyoung yang sedang menggendong Yedam yang tengah tertidur di pangkuannya setelah tadi pria manis itu menangis.

"Iya, kamu tenang aja. Kakak pasti bakal jagain mereka, kamu tenang aja." Jawab Mashiho.

"Nginep disini aja, kak. Biar enak. Kak Junkyu masih di Busan kan?"

"Iya, dia baru pulang rabu depan." Jawab Mashiho lagi.

"Oke." Jawab Doyoung.

Drrtt...Drttt...Drtt..

"Halo?"

"Tuan, pesawat akan berangkat setengah jam lagi. Apa Tuan sudah siap untuk saja jemput?"

"Tentu, saya tunggu di apartement."

"Baik, Tuan."

Pip!

"Kak, gue harus berangkat sekarang. Supir gue udah mau jemput soalnya," ucap Doyoung memberitau seraya menyimpan ponselnya ke dalam saku jas hitamnya.

"Yauda, hati-hati. Nanti Yedam biar kakak yang kasih tau," jawab Mashiho.

Doyoung mengangguk lalu menggendong Yedam yang tampak tertidur pulas dan membawanya ke kamar agar istrinya itu bisa tertidur dengan nyaman.

"Kak, nitip ya. Kalo perlu apa-apa bilang aja sama Bibi So," ucap Doyoung.

"Iya, Doy. Kamu hati-hati dan cepet pulang ya,"

"Iya, kak." Tapi, aku gak janji.

----o0o----

Yedam mengelus pelan perut nya sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Mau jalan-jalan gak, Dam?" Tanya Mashiho menghampiri Yedam.

"Huft, kemana kak?" Tanya Yedam balik.

"Ke taman deket sini, sekalian cari angin." Jawab Mashiho.

"Anak-anak gimana?"

"Mereka lagi tidur di kamar, kamu tenang aja. Kita gak akan lama,"

papa, dodam [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang