03. hilang

5.9K 695 118
                                    

Hari ini adalah hari senin. Hari dimana cebong Doyoung udah mulai masuk sekolah setelah di daftarin sama Yedam seminggu lalu.

Anaknya semangat banget karna ini jadi kali pertamanya dia masuk sekolah dan dia juga satu sekolah sama Haruto.

"Pa ayo cepat kita belangkat nanti telat," ucap Jeongwoo menarik pelan jas kerja Doyoung yang lagi sarapan roti yang udah disiapin sama Yedam.

"Bentar ya sayang, papa sarapan dulu. Baru habis itu kita berangkat," jawab Doyoung lembut.

Kaya biasa.

"Tapi nunggu papa selesai lama, nanti Jeje telat telus dihukum gimana?" Desak Jeongwoo yang sudah rapi dengan seragam sekolah dan tas ranselnya yang bergambar ironman.

"Gak akan telat, sayang. Jeje juga harus sarapan biar pas sekolah nanti gak lemes," kata Yedam dari arah dapur sambil bawa nampan yang isinya sun sama susu punya Jeongwoo seorang.

"Sini mama suapin," Yedam menepuk kursi kosong yang berada disebelahnya.

Jeongwoo hanya pasrah dan memilih menurut apa yang mama nya ucapin. Daripada kaya waktu itu, Jeongwoo gak mau kena marah lagi sama Yedam.

Trauma.

Drrtt..Drttt..Drtt...

Ponsel milik Doyoung bergetar menandakan ada panggilan yang masuk.

"Halo, ada apa sekertaris Huang?" Tanya Doyoung begitu telpon tersambung.

"..............."

"Apa?! Apa yang dia lakukan?" Tanya Doyoung dengan nada bicara yang langsung berubah drartis.

"................."

Seperti limbad.

"Brengsek." Umpat Doyoung dengan tangan terkepal.

"................"

"Baik, saya akan segera kesana."

Tut

"Kenapa Doy?" Tanya Yedam begitu Doyoung selesai menelpon.

"Ada masalah di kantor, kak. Saya harus kesana sekarang," jawab Doyoung.

"Oh, yaudah, hati-hati ya." Pesan Yedam.

Doyoung mengangguk. "Ayo cebong, kita berangkat." Ajaknya pada sang anak.

"Let's go! Ma, Jeje berangkat ya?" Pamitnya pada Yedam.

"Iya sayang, Jeje sekolah yang bener ya? Jangan nakal, oke sayang?"

"Ayayay captain!" Jawab Jeongwoo sambil memasang pose hormat.

Dan setelahnya, Yedam mengantarkan suami dan anaknya hingga sampai kepintu depan seraya membalas lambaian Jeongwoo yang sudah berada di dalam mobil.

Cup

Doyoung mencium singkat kening Yedam sebelum pergi.

"Saya berangkat," pamitnya.

Yedam mengangguk. "Hem, hati-hati."

"Iya, sayang."
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekolah.

"Halu, kamu bawa bekal apa?" Tanya Jeongwoo pada Haruto.

"Kue, Jeje mau?" Tawar bocah tampan itu sembari menyodorkan kue miliknya.

"Nda, Jeje udah punya." Tolaknya memperlihatkan sandwich yang tadi sempat Yedam siapkan untuknya.

"Kok Jeje manggil Haru halu? Bukannya halu itu orang yang suka berkhayal ya?" Tanya Niki, anak pasangan JaeSahi yang ternyata juga bersekolah disekolah yang sama dengan HaJeongwoo.

papa, dodam [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang