02. ngambek

6.8K 793 107
                                    

"Ma, papa kok nda muncul-muncul sih?" Tanya Jeongwoo yang sudah mulai lelah menunggu kepulangan Doyoung.

"Em.. harusnya sih papa udah dateng," jawab Yedam sembari melirik kearah jam besar yang menunjukkan pukul 03.45.

Tadi pagi Doyoung sempat nelpon Yedam kalo katanya pesawat nya bakal sampai ke korea sekitar jam dua'an dan sekarang udah lewat.

Yedam jadi khawatir terjadi apa-apa sama suaminya.

Duh.

Tapi kekhawatiran Yedam mendadak sirna ketika melihat Doyoung membuka pintu sembari menggeret kopernya masuk kedalam rumah besar berlantai empat itu.

"Papa!" Teriak Jeongwoo dan langsung berhambur kepelukan Doyoung.

Senyum diwajah Yedam terbit. Laki-laki manis itu segera berjalan menghampiri suami dan anaknya yang tengah berpelukan melepas rindu setelah satu minggu lebih tidak bertemu.

"Jeje kangen papa!" Kata Jeongwoo begitu pelukan mereka terlepas.

"Papa juga kangen sama kecebong papa," ucap Doyoung sembari mencubit gemas pipi gembil Jeongwoo.

"Kenapa kok kamu nyampenya lama?" Tanya Yedam sambil mengambil koper dan jas kerja milik Doyoung.

"Ada masalah sama pesawatnya kak, jadi saya telat." Jawab Doyoung.

Yedam mengangguk mengerti.

"Papa, ayo kita jalan-jalan! Jeje pengen beli ice cleam," kata Jeongwoo dengan semangat 45.

"Besok aja ya sayang? Papa kan baru pulang, pasti papa capek." Ucap Yedam yang memang tak setuju dengan permintaan Jeongwoo.

Bukan apa, Doyoung terlihat pucat dan Yedam tau jika suaminya itu sangat lelah karna terus bekerja beberapa hari terakhir. Belum lagi perjalanan pulang naik pesawat yang membuat Doyoung harus duduk selama kurang lebih lima jam lamanya.

Yedam tidak bisa membayangkan seberapa lelah Doyoung saat ini.

Mendengar penuturan Yedam membuat Jeongwoo langsung melengkungkan bibirnya kebawah dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ssstt.. jangan nangis, sayang. Iya, kita bakal pergi, Jeje mau ice cream rasa apa emang?" Tanya Doyoung lembut.

"Coklat!" Jawab Jeongwoo yang tidak jadi menangis.

"Oke, ayo kita berangkat." Ucap Doyoung sembari membawa Jeongwoo kedalam gendongannya.

Yedam yang mendengar itu lantas menggeleng tidak suka lalu menurunkan Jeongwoo dari gendongan Doyoung.

"Engga, gak ada jalan-jalan. Kamu baru pulang Doy, kamu harus istirahat." Ucap Yedam tegas.

Mendengar itu membuat Jeongwoo langsung menangis sejadi-jadinya.

Dia hanya ingin berjalan-jalan bersama dengan Doyoung dan Junkyu seperti Haruto yang kemarin juga pergi berjalan-jalan bersama Junkyu dan Mashiho. Apa itu salah? Jeongwoo juga ingin melakukan hal yang sama dengan kedua orangtuanya.

"Mama jahat huaa..." tangisnya.

Yedam menggeleng lalu berteriak memanggil bibi Park, orang yang biasa mengasuh Jeongwoo jika Yedam sedang sibuk atau rewel seperti sekarang.

"Bi, tolong bawa Jeongwoo kekamarnya." Perintah Yedam yang langsung diangguki oleh bibi Park.

"Huaa... mama jahat hiks.. mama nda sayang Jeje lagi hiks.."

Jeongwoo menghentak-hentakkan kakinya ke lantai sebelum dibawa bibi Park kekamarnya yang berada dilantai dua.

"Kak, kenapa sih? Jeongwoo kan cuman mau jalan-jalan," tanya Doyoung dengan helaan nafas berat.

papa, dodam [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang