Pagi ini terasa sangat dingin. Seungcheol yang menuruni anak tangga menyimpan tangannya tetap hangat di saku jaket. Jauh berbeda dari suasana tadi malam yang terlampau sepi, pagi di lingkungan sempit itu cukup ramai. Banyak manusia yang berlalu-lalang. Entah untuk pergi bekerja, berbelanja, atau bersekolah. Tak jarang, dia juga menemui beberapa kumpulan ibu-ibu kadang bergerombol menyebar gosip.
Pagi ini pun sama begitu. Begitu dia berbelok, dia menjumpai sekumpulan ibu-ibu yang tengah sibuk berbisik sangat keras. Sebenarnya, Seungcheol tidak peduli dengan apa yang tengah mereka gosipkan pagi itu. Tapi, telinganya menangkap sesuatu yang membuat dia jadi melambatkan jalannya.
"....anaknya hilang."
"Yang benar saja?!"
"Benar! Semalam dia ditemukan di rumah kosong yang ada diujung jalan buntu itu. Dan asal kalian tahu, malang sekali keadaannya astaga."
"Apa memang benar dia dilecehkan? Astaga.... pantas saja tadi pagi aku berpapasan dengan polisi--"
Seungcheol tidak lagi menguping. Hatinya entah kenapa berdegup kencang karena rasa takut, kakinya pun dengan sendiri melangkah cepat. Dia berlari, bukan untuk ke tempatnya berkerja. Melainkan ke arah rumah kosong yang tengah mereka bicarakan.
Sesampainya di sana, dia dikejutkan karena cukup banyak orang tengah menilik penasaran ke arah dalam rumah. Petugas kepolisian berjaga di depan police line yang terpasang. Menghalau beberapa pencari berita yang ingin masuk ke dalam lokasi kejadian.
"Dia baik-baik saja. Benar, dia pasti baik-baik saja." bisik Seungcheol menyakinkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANDAINYA
FanfictionPada akhirnya, banyak pihak yang hanya bisa berandai-andai.