Sara menatap kesekeliling Ruang Tamu Rumah milik Tehyung yang sangat mewah dan klasik, ia berjalan masuk ke Ruang Tengah kemudian berdecak kagum saat melihat Lukisan-lukisan abstrak yang terpampang di beberapa sudut ruangan memberikan kesan monumental tersendiri, ia sedikit tak menyangka selera Tehyung dan Orang tuanya sangat unik. Sebentar, Sara hampir tak menyadari saat ia melihat kembali isi ruangan itu tetapi tak mendapatkan satu foto pun yang terpajang di sepanjang ruangan. "Kau tinggal sendiri?" Tanyanya begitu selesai meneliti seluruh isi Rumah Tehyung. "Bukan urusanmu." Jawabnya datar. Tehyung kemudian berjalan menuju tangga dan meninggalkan Sara begitu saja. "Bukan urusanmu." ucap Sara mencibirkan mulut mengikuti nada bicara Tehyung saat melihat punggung laki-laki itu menjauh. Sudah hampir 15 menit Sara menunggu di Ruang Tamu seorang diri, dan Tehyung tak kunjung menamppakkan batang hidungnya membuat gadis itu sampai menguap beberapa kali.
Ding-Dong
Bel Rumah itu berbunyi, sontak Sara beranjak dari duduknya dan melihat ke arah Monitor di samping pintu, beberapa anggota tampak berdiri dan berbincang di depan pintu menunggu diri mereka di buKakan pintu oleh pemilik Rumah. Sara menekan tanda Open agar pintu itu terbuka."Loh Sara??" serempak mereka semua. "Hai," sapa Sara tersenyum canggung menanggapi kebingungan mereka, karena saat Tehyung menyuruh mereka mendatangi Rumah, ia hanya menceritakan perihal dirinya dikeroyok dan tidak membahas keberadaan Sara sama sekali. Setelah itu mereka masuk dan duduk di sofa Ruang Tamu."Kok bisa ada di sini? Gimana ceritanya??" Sokjin mengernyitkan dahi menatap Sara bingung, berbarengan dengan itu Tehyung pun datang menuruni anak tangga dengan pakaian yang lebih santai, kaos oversize putih dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana, kemudian duduk di samping Jimmin."Dia yang menolongku dari keroyokan orang-orang tadi," "Apa? Sara?" Junkook sedikit terkejut dan menatap Sara seperti bertanya apakah ia tidak salah mendengar ucapan Tehyung. Pasalnya tidak ada yang mengetahui tentang Sara yang jago bela diri. "Kau serius?" Tanya Jimmin yang juga tidak percaya. Tehyung hanya mengangguk pelan."Kau bisa bela diri Sara?" tanya Hobi seperti meragukan kebenaran itu. Sara hanya mengangguk seraya tersenyum canggung. "Lumayan," jawabnya kemudian. "Ah I see... jadi apa rencanamu?" Tanya Namjun memangku tangan didada. "Aku mau mereka habis di tanganku malam ini," Jawab Tehyung dingin. Ia tak terima muka tampannya habis babak belur karena keroyokan orang-orang tadi."Bergerak sekarang?" Sahut Suga. Diantara mereka bertujuh Tehyung dan Suga memiliki salah satu sifat yang sama, yaitu irit saat bicara. "Ke Persona dulu aja yuk, ini masih siang elah nanti minta bantuan yang lain juga," sahut Jimmin. "Tapi Sara? Wajahnya pasti di ingat oleh orang-orang itu," celetuk Junkook yang membuat pandangan mereka semua menatap gadis itu. Sara yang sedari tadi hanya menyimak mendengar namanya disebut langsung menoleh ke arah Junkook. "Apa? Aku kenapa Kak?" Tanyanya bingung. "Orang-orang yang menyerang kalian tadi anak-anak Dwigh Senior High School, musuh bebuyutan Skylord dari dulu. Mereka pasti mengira kau ada apa-apa dengan Tehyung sampai bisa menolongnya." Jelas Junkook. "Jadi maksudnya aku diincar juga? Aku dalam bahaya?" Tanya Sara sedikit panik. "Sudah kubilang, lain kali jangan sok ikut campur," timpal Tehyung. "Benar-benar tidak tahu terima kasih, kau sudah membawaku ke dalam masalahmu!" Sara menatap Tehyung kesal. "Sudah-sudah tidak perlu berdebat, yang penting saat ini kau sudah aman dengan kami. Mereka tidak akan bisa menyakitimu, tenanglah." Sokjin menghampiri Sara dan mencoba menenangkannya."Aku harus pulang Kak, antar aku pulang." Suara Sara melunak menatap Sokjin. "Tidak sekarang ya? Kau dalam bahaya Ra, sementara ini kau harus bersama kita dulu sebelum masalah ini selesai oke?" "Tapi aku mau pulang, yasudah aku pulang sendiri kalau gitu." Sara beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. "Sara tunggu!" panggil Junkook, "Biarkan saja Jung, biar tahu rasanya digilir sama bajingan-bajingan haus selangkangan itu." Timpal Tehyung dengan muka tak berdosa seraya tersenyum getir. Saat Sara meraih ganggang pintu, ia menatap Tehyung tajam kemudian membanting pintu itu dengan keras. Sara berjalan dengan mulut yang terus mengumpat, matanya tertuju pada taman indah yang di apit oleh kolam renang di halaman Rumah Tehyung yang luas. Ia berjalan ke arah kolam itu kemudian duduk di pinggir kemudian menenggelamkan kedua Kakinya ke dalam kolam. Kata-kata Tehyung terus terngiang di kepalanya, ia mengusap wajahnya frustasi. Jika tahu menolong seseorang akan serumit ini, lebih baik Sara mengabaikannya, Jujur ia sangat menyesal sudah membantu Tehyung. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya membuat Sara langsung berbalik menatap Sokjin yang sudah berjongkok kemudian duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY
ФанфикSeoul,Musim Gugur 2019. "Aku ingin hidup" Untuk kesekian kalinya Kim Taehyung melempar batu yang sedari tadi berada dalam genggaman ke hamparan Sungai Han yang ada di hadapannya, Dua puluh menit sudah ia berdiri dan hanyut dalam pikirannya sendiri...