SAUDARA IPAR ADALAH KEMATIAN

2.7K 76 2
                                    

saudara ipar adalah kematian

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu, disebutkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Hindarkanlah diri kalian untuk menemui wanita!”  Lalu ada seorang lelaki dari kaum Anshar bertanya, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentang saudara ipar?” Beliau bersabda, “Saudara ipar adalah (pembawa) kematian.” (#HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi).

Al-Hamwu al-mautu, saudara ipar adalah (pembawa) kematian. Apa maksudnya??

Ibnu Hajar, dalam kitab fenomenalnya, Fathul Bârî (15/42), menyebutkan pendapat para ulama terkait makna hadits ini, “Al-Hamwu al-mautu, saudara ipar adalah kematian.”

Imam Ath-Thabari menjelaskan, “Artinya, bahwa berkhalwatnya seorang lelaki dengan istri saudaranya atau isri keponakannya seperti kedudukan kematian. Orang-orang Arab biasa menyebutkan sesuatu yang dibenci dengan kematian.”

Ibnul A’rabi, “Ini adalah kalimat yang diungkapkan oleh orang-orang Arab sebagai permisalan. Sebagaimana engkau mengatakan, “Singa adalah kematian.” Maksudnya adalah bertemu dengan singa berarti bertemu kematian. Jadi artinya adalah jauhilah ia (saudara ipar) sebagaimana kalian mewaspadai kematian.”

Imam Al-Qurthubi juga menjelaskan di dalam Al-Mufhim, “Maknanya adalah bertemunya kerabat suami dengan istri suami diserupakan dengan kematian dalam mengungkapkan keburukan dan kerusakan. Betul-betul haram. Hanyasanya beliau mewanti-wanti dengan sangat untuk menjauhinya (ipar), dan mempermisalkannya dengan kematian adalah karena sikap toleransi manusia terhadap keluarga dari pihak suami dan istri karena keakraban mereka. Hingga seolah-olah bukan orang asing bagi si wanita. Orang-orang biasa mengungkapkan, “Al-Asadu al-mautu, wal harbu al-mautu, singa adalah kematian dan peperangan adalah kematian.” Maksudnya, bertemu dengan singa atau peperangan bisa menyebabkan kematian. Begitupula dengan bertemunya ipar dengan wanita (istri saudaranya) bisa menyebabkan kepada matinya agama, atau kematian wanita tersebut karena ditalak oleh suaminya ketika ia tersulut kecemburuan, atau kepada rajam jika terjadi perbuatan keji (zina).”

Jadi, sekarang kita tahu kenapa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menegus dengan keras tentang masalah ini.

Hal ini tidak lain karena sebab kemungkinan terjadi zina antara kakak dan adik ipar itu memang sangat besar. Apalagi bila mereka tinggal serumah. Padahal kemungkinan terjadi zina antara seorang dengan wanita lain yang bukan mahram, kesempatannnya jauh lebih kecil dibandingkan zina dengan ipar sendiri. Bahkan bila dengan wanita lain, untuk sekedar bertemu sekalipun, harus ada mahram yang mendampingi.

Akan tetapi pintu syetan terbuka lebar buat hubungan antara kakak dan adik ipar. Sebab sudah menjadi hal yang lazim ipar itu tinggal di dalam satu rumah. Anda bisa bayangkan, di dalam satu rumah ada wanita lain mahram.

Tentu ini sebuah keadaan yang tidak sehat. Di mana kemungkinan terbuka aurat menjadi sangat besar. Bahkan berikhtilath menjadi sangat mudah. Termasuk kesempatan untuk berduaan menjadi semakin sering.

Masyarakat bahkan keluarga akan menganggap hal itu biasa saja. Padahal kalau pasangannya tinggal di kampung lain dan ada laki-laki ketahuan pacaran sampai malam di rumah seorang gadis, masyarakat bisa heboh. Bahkan seringkali menjurus kepada pemaksaan untuk menikah di tempat. Apalagi bila istri sedang keluar, sedangkan suami di rumah bersama adik ipar perempuannya.

Akan tetapi bila hal itu terjadi antara kakak dan adik ipar di dalam sebuah rumah yang satu, tidak akan ada lagi filter dari masyarakat. Bahkan mereka cenderung menganggap hal itu biasa, karena statusnya memang masih keluarga sendiri.

EMBUN "KISAH HIKMAH & INSPIRASI PART 2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang