(10) zhen

20.6K 2.7K 80
                                    

Keesokan paginya

"Hoam~" leguh Eira bangun dari tidurnya sambil meregangkan badannya

Eira mendudukkan dirinya diatas ranjang seraya mengumpulkan nyawanya untuk memulai aktivitas rutinnya setiap menjelang pagi

Setelah kesadaran Eira terkumpul, dia langsung melompat dari ranjangnya Dan...

Krekk

Eira mengernyitkan dahinya mendengar suara retakan itu, apa lantai rumahnya udah rapuh? Hmm kalau gitu bentar siang dia akan memperbaiki nya

Tapi yang membingungkan kok kakinya kayak menginjak sesuatu yang kenyal gitu

Eira mengalihkan pandangannya menatap bawah kakinya

Dia melototkan matanya kala melihat sebuah tangan yang berada dibawah kakinya

"Ups sorry" ucap Eira langsung menyingkirkan kakinya dari tangan laki laki yang dia injak

"Tangannya nggak patahkan?" tanya Eira pada dirinya sendiri, kemudian berjongkok disamping laki laki itu

"Dia pingsan atau mati?" tanya Eira menoel noel pipi pemuda itu

"kalau dia mati, gue nggak tau cara ngubur manusia dengan benar? Apakah sama aja kayak ngubur hewan?" celetuk Eira

"Hmm dahlah bentar gue tanya ketemannya yang lain" ujar Eira

"Sekarang ada hal penting yang wajib gue lakuin" Eira berdiri dari duduknya dan berjalan keluar rumah

.

.

.

Saat sudah berada diluar rumah Eira menatap empat pemuda yang terbaring diatas rumput halaman rumahnya

"Huff~ kasihan" ucap Eira menghela nafas pelan

"Kenapa gue nyuruh mereka tidur diluar sih!" ujar Eira pada dirinya sendiri

"Semoga aja tidak ada hewan yang mereka tindih-sin"

"Kan kasihan hewan itu kalau ditindih sama mereka, gimana kalau hewan itu mati?"

"Ck! Andai gue tau, gue bakalan suruh mereka tidur didalam" ucap Eira kesal

"Dan juga kenapa mereka ada dipulau ini sih?! Menyusahkan!!" gerutu Eira jengkel

Eira menatap keempat pemuda yang sedang tidur itu dengan kesal, kemudian dia melangkahkan kakinya ketujuan awalnya

Yaitu kepantai melihat sang surya terbit

Tanpa Eira sadari salah satu dari keempat pemuda itu sudah bangun dan dari tadi dia mendengar gerutu kesal Eira

"Lucu" batin pemuda itu menahan gemas

Kemudian pemuda itu mengikuti Eira dari kejauhan, dia mempunyai firasat kalau Eira memiliki pendengaran yang tajam oleh karena itu dia memutuskan mengikuti Eira dari kejauhan agar tidak ketahuan

.

.

.

.

Saat ini Eira tidak sabar menunggu sang surya terbit seraya mendudukkan dirinya diperbatuan tepi pantai

Tak lama kemudian matahari muncul dan menyinari pulau secara perlahan

Eira mengembangkan senyum karna hal yang dia tunggu akhirnya muncul juga

"SELAMAT PAGI WAHAI PENGHUNI PULAU" teriak Eira dengan keras menggema diseluruh penjuru pulau, bagi para penghuni pulau Eira itu udah kayak alarm pagi mereka

Transmigrasi : Missing Girl (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang