(24) vierundzwanzig

19.7K 2.5K 602
                                    

Setelah perdebatan kedua saudara itu selesai, tiba tiba keheningan melanda ruangan itu

Cuman ada suara kunyaan Eira yang membuat mereka menahan gemas, kecuali satu orang yang dari tadi mati-matian menahan kesal

"Eira ngunyah pelan-pelan" ucap Giselle

"NYOM~ NYOM~ NYOM~" Eira sama sekali tidak mendengarkan ucapan Giselle, malah menambah-nambahkannya

"ish dibilangin pelan pelan" ucap Giselle mempautkan bibirnya

"biarin" ucap Vino mengelus kepala Giselle

"Makan pelan-pelan" ucap lembut Zian sambil menglap sudut bibir Eira dengan tangan besarnya

"Sialan padahal gue baru mau jilat, dia malah ngelapin... Mana bumbunya enak lagi" batin Eira

Eira menatap kesal wajah Zian sambil meremas-remas bungkus cemilannya yang sudah kosong

Zian yang melihat itu hanya terkekeh, dia tau sekarang pasti Eira kesal dengannya

"Nih masih ada" ucap Zian memberikan satu kantong plastik berisi banyak cemilan

"Wah makasih" ucap Eira menerima kantongan itu sambil tersenyum

"Yah sama-sama" balas Zian dengan senyuman hangat

"Ekhem" dehem Giselle yang membuat dia jadi pusat perhatian

"minum" ucap Vino khawatir sambil memberikan sebotol air kepada Giselle

"Makasih" ucap Giselle sambil tersenyum lebar kemudian meminum air itu

"Sama sama" ucap Vino sambil tersenyum

"heh gue juga bisa" batin Giselle sambil menatap Eira dengan senyum paksa tapi kalau diperhatiin itu senyum mengejek

"Dia kenapa dah... Ohhh gue tauu" batin Eira melihat Giselle yang menatapnya dengan senyum aneh

"Aduhh tangan gue sakit!! Suapin dong ian" ucap Eira menatap Zian

"ian?" beo Zian

"Panggilan sayang dari Eira untuk kamu" ucap Eira sok imut tapi emang kelihatan imut

"Sial jantung gue" batin Zian deg degan dengan kelakuan Eira

"Baiklah Rara" ujar Zian sambil tersenyum hangat

"Rara? Itu panggilan kesayangan Eira?" ucap Eira sambil diam diam melirik Giselle

Zian yang tanpa sengaja melihat itu sudah ngerti apa yang direncanain Eira, ternyata Eira mau bikin Giselle kesal

"iya Rara" ucap Zian mengelus lembut kepala Eira

"asik" pekik senang Eira

Zian menyuapi Eira dengan perlahan, sesekali Eira bermanja dengan Zian

"Panas lo panas, cepat meledak!!" batin Eira melirik Giselle yang saat ini mukanya udah kayak orang kecepirit

"ian kamu tau nggak apa yang paling dalam selain samudra atlantik?" tanya Eira

"Palung mariana" jawab Zian

"Salah!"

"trus apa?"

"jawabannya adalah cintaku padamu" ucap Eira mencolek dagu Zian

[tuan seperti tante-tante yang lagi godain berondong] ucap sistem tiba tiba muncul

[sungguh sistem ini malu terhadap kelakuan tuan seperti itu!]

"Hust diam! Gue lagi nyalain api yang sebentar lagi akan meledak"

[Terserah tuan] ucap sistem lalu menghilang kembali

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi : Missing Girl (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang