"wihh yang udah punya hp baru nih, gimana serukan punya sosmed?" Ujar Acha.
"Hehehe gue tadi malam gak chatting an, cuma sama lu aja gue chatan selebihnya gue nonton YouTube."
"Udah ketebak pasti nonton anime kan?!"
"Iya hehehe."
Bu Leli yang mengajar pelajaran akuntansi pun masuk ke kelas, meskipun kita ini anak IPA tetap aja ada pelajaran akuntansi katanya siapa tau ada anak IPA yang berminat mau pindah ke IPS jadinya gak bakalan asing lagi sama pelajaran akuntansi Peminatan. Menurutku ini sama aja nambah-nambah beban buat ngitung mana aku paling gak bisa lagi kalau udah soal uang yang banyak nol-nolnya.
"Acha pinjam pulpen dong!"
"Yeee kere banget sih lu, mau berjuang aja gak bawa senjata lu, mau jadi apa generasi bangsa ini."
"Haduh bawel lu, cepetan."
"Inget di kembaliin lagi isinya!"
Aku membeo, mendengar perkataan Acha. "Gimana ceritanya gue balikin isi pulpen lagi."
Percakapan kita pun berakhir ketika Bu Leli menoleh ke arahku dan Acha.
"Acha coba kamu baca halaman 3 bagian atas kiri!" perintah Bu Leli.
Acha buru-buru membuka bukunya sedangkan aku saja belum mengeluarkan buku sama sekali.
Aku memperhatikan Acha membaca tanpa mengerti setiap makna dari materi akuntansi, beda lagi kalau aku harus di suguhkan dengan setumpuk Novel sudah pasti maraton baca novel dan di luar isi kepala aku bisa menceritakan isi novel plus tokoh-tokoh yang ada di sana tanpa terselip satu ceritapun.Aku memutar pulpen sambil sesekali mengetuk ke meja, sedangkan bangku di depanku yang di isi oleh Riski dengan santainya tertidur padahal dia duduk paling depan sedangkan hasby yang kerap kali aku panggil dengan sebutan orang aneh, sedang menunduk entah dia memang benar-benar fokus mendengarkan penjelasan Bu Leli.
Setelah Acha selesai membaca Bu Leli memulai menuliskan di papan, aku tebak pasti bakalan di kasih contoh soal terus kita bakalan di kasih lagi dan di suruh ngerjain.
"Nah kan tebakan gue gak meleset," gumamku.
"Tebakan apa?"
"Bu Leli ngasih kita soal lagi, gue rasa Bu Leli itu mau bikin kita suka ya ke dia."
"Lah kok lu bisa mikirnya gitu?"
"Iya Acha, dari yang gue baca kalau cowok suka banget kan ngasih ke ceweknya sebuah soal terus lama kelamaan si cewek bakalan jawab tu soal dan terus merembet deh ke cinta-cintaan."
Acha menjintak kepalaku dengan buku tulis. "Lu kok telmi banget, itu kan beda konsep, lah ini Bu Leli mau ngasih kita pelajaran supaya kita itu---"
Sebelum Acha menjawab aku sudah menyerobot lebih dulu. "gue tau pasti dia mau bikin kita bingungkan, haduh dari awal juga gue udah bingung, lu tau sendiri gue gak bisa ngehitung uang dengan nol yang banyak kek gini, ribuan, puluhan, ratusan apalagi jutaan aja gue masih bingung nolnya."
"Seriusan lu?"
"Dua rius malah, jadi malas gue belajar mana mata gue rabun jauh lagi kagak kelihatan tu guru nulis apaan."
"Gue juga rabun, tapi masih kelihatan deh dikit, ya udah gue catat dulu nanti gue kasih ke lu."
"Yoi deh, lu emang sahabat gue yang paling baik."
Acha mencatat lagi, ada beberapa angka yang mungkin tidak kelihatan. Karena aku kasihan ngeliat Acha, lalu ku dorong sedikit bangku yang berada di depanku, dan hasby pun menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir
Teen Fictionkita memang tak lagi sejalan. kini kisah kita sudah usai di tambah kita malah udah jadi mantan, tapi bagaimanapun juga aku gak akan pernah membenci kamu meskipun pernah sakit mencintaimu. Meski aku tahu kamu gak akan mungkin untuk kembali lagi. jang...