Malam Pertama Setelah Pernikahan

1.9K 202 21
                                    

Neji antara percaya tak percaya saat sang ibu menelpon dan bilang kalau dia sudah dilangkahi oleh adiknya sendiri. Dia memang sudah tahu perihal perjodohan dan detail perjanjian itu, tapi dia tidak menyangka jika harus secepat ini.

Setelah mendengar suara mobil yang memasuki gerbang, dia segera keluar dari kamarnya dan sedikit berlari untuk menyambut sang pengantin yang baru pulang, tapi sebelum turun, dia menyempatkan diri untuk mampir ke kamar adiknya yang lain.

Brak

Tanpa mengetuk, dia membuka pintu dan melongok ke dalam. “Ayo, sang pengantin sudah sampai,” ucapnya.

“Benarkah?” Sang adik bungsu tak kalah antusias.

Dan jadilah, suara derap langkah keduanya sukses membuat Hiashi dan Hikaru mengernyit sambil memandang plafon.

“Ayah! Ibu!” panggil Hanabi.

“Hinata!” Neji menyusul memanggil orang yang ketiga.

Namun, panggilan mereka hanya mendapat tatapan aneh dari ketiga orang yang dihampiri. Mengabaikan tatapan itu, Neji dan Hanabi langsung mencari sosok yang tersembunyi di balik punggung kedua orang tuanya.

Nee-chan?” Panggilan itu tampak membingungkan saat mendapati Hinata yang berjalan pelan dengan wajah menekuk. “Kau baik-baik saja?”

“Hm.” Hinata melirik ayah ibunya dan kembali berkata, “Aku baik-baik saja.” Nada suaranya jelas menyindir.

Bagaimana mungkin dia baik-baik saja di saat harus menjadi seorang istri dalam waktu yang … cukup mengagumkan.

Sungguh, dia bahkan tidak pernah berpikir apa yang harus dilakukan jika sudah menikah.

“Jadi?” Neji mendekat dengan tersenyum manis. “Kau seorang istri sekarang?”

Menghela napas, Hinata mengangguk sebelum Neji menariknya ke dalam pelukan pria itu.

“Kenapa wajahmu begitu? Kau seharusnya bahagia sekarang.”

Nii-chan pikir aku bisa bahagia setelah menikah?”

“Tentu saja.” Neji melepas pelukannya dan kembali menatap meyakinkan sang adik. “Kau akan bahagia. Atau akan kuhajar suamimu jika dia tidak memberikan kebahagiaan padamu.”

“Benarkah?” Hinata bertanya dengan raut innocent. “Benarkah Nii-chan akan menghajarnya?”

Neji mengangguk mengiyakan, membuat Hinata mengangguk dengan wajah yang terlihat sedikit tenang. “Kalau begitu pas.”

“Apanya?”

“Aku tidak perlu khawatir. Lagipula, Neji-nii, ‘kan seorang Kapten Karate. Kudengar dia jago dalam karate, apalagi tahun lalu dia menjadi juara satu dalam turnamen karate se-provinsi.”

“Apa?” Senyum Neji memudar seiring dengan perkataan Hinata. “Dia … juara satu turnamen karate tahun lalu?”

Hinata mengangguk, dan mata lavender pria itu langsung menatap kedua orang tuanya tak percaya. “Hinata menikah dengan Uzumaki Naruto?”

Kedua orang tuanya mengangguk.

“Kenapa? Nii-chan tidak takut, ‘kan? Bukankah Nii-chan Kapten Klub Karate? Nii-chan akan menghajarnya jika dia tidak membuatku bahagia benar, ‘kan?”

Gluk

“Ha ha.” Neji tertawa hambar. Dalam hati dia sudah berpikir, bagaimana dia bisa menghajar orang yang mengalahkannya dalam turnamen itu?

Ganti Status Kilat (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang