I

1.9K 180 22
                                    

Warna jinga mulai menguar pada langit yang biru memberikan kesan indah untuk dilihat lama. Seseorang berdiri tegak dengan koper coklat di belakangnya manik nya memandang sandu pada langit sekan ia merindukannya.

Gaun biru nya bergoyang sedikit takalah sang empun berjalan riang melewati orang orang disekitarnya. Hari ini sudah berakhir dan saat nya orang orang untuk beristirahat.

Ia sedikit terhenti pada poster di dinding batu Oren. Maniknya terus menelisik dengan Cermat menatap rupah seseorang dengan Surai merah dan wajah tabahnya.

Kekehan terdengar dari bibir yang sadari tadi tertutup sekan menertawakan orang yang terpampang jelas di poster itu.

Ia terus terkekeh dengan suara pelan mengabaikan. Orang disekitarnya yang menatapnya aneh karena tertawa di depan sebuah poster. Batin mereka bertanya tanya apa nona muda dengan gaun birunya itu sedikit gila?

"Dia sekarang seterkenal itu rupanya" tangan berbalut sarung tangan hitam terangat mengelus sedikit wajah orang didepannya dengan wajah sandu. Ada sirat keraguan dalam benaknya.

ia terdiam membiarkan dirinya dimakan oleh malam, maniknya terus menatap tanpa berkedip seakan ada barang berharga di hadapannya yang akan dicuri jika ia berkedip sejenak. Angin berhembus pelan menerbangkan tudung coklat yang ia gunakan.

Membuat manik orang disekitarnya membulat taklah rupa nona muda aneh yang berdiri tegak disebuah poster itu terlihat dengan jelas oleh mereka.

"Ah, apa aku ketahuan?" Ia dengan cepat menyembunyikan dirinya, berjalan dengan tergesa gesa mengabaika. Pikikan orang orang yang melihatnya.

Gadis muda itu berjalan cepat membelah ratusan manusia disekitarnya, tanganya terkepal menyeret kasar koper coklat dibelakangnya.

'ayo pulang dan tidur!' batinnya kesal ia mendengus kala mendengar suara lari dari belakang nya ia tau siapa yang mengikutinya tentu saja ia tahu.

'dasar gila!' mulutnya komat Kamit merapalkan mantra sihir membuat kabut biru mengelilingi sang gadis. Ia berbalik mengejek orang yang dibelakangnya sambari mengarah kan jari tengahnya dengan senyum sinis.

*****
"Lalalala~"

Dengan riang kakinya melangkah menyusuri hutan gelap tanpa cahaya ia terberjalan tanpa kenal takut menyeret kasar koper dibelakangnya, gadis muda itu mengabaikan suara hewan buas di sekitarnya masih berjalan dengan santai menuju tempat yang akan ia singhai.

Manik rubynya bercahaya sedikit menarik perhatian kunang kunang disekitarnya. Ia terkekeh pelan melihat seseorang yang menunggunya didapan sana.

"Kau terlambat!" Seseorang itu berteriak ketus membuat gadis muda itu semakin tertawa kecil karenanya.

"Ayo! Disini banyak nyamuk dan itu menyebalkan!"

Gadis itu tidak menjawab apapun sekan pasrah dirinya diseret secara paksa. Oleh seseorang yang sedang mengerutu karena banyak nya nyamuk disekitar mereka.

Langkah merekah terhenti pada sebuah bangunan megah dengan sedikit pencahayan. Ia terpengah menatap tak yakin pada rumah mewah ditengah hutan gelap ini. Alis nya saling terangkat membuat orang didepannya terhenti pada kekesalannya.

"Ayo masuk!" Seseorang itu tak menjawab tangannya tetap menyeret paksa gadis muda yang tengah bingung itu.

"Iya iya!" Sahut nya dengan nada malas.

'setidaknya bawain koper adikmu ini loh' wajah tabah nya tertekuk cemberut atas ketidak pekan orang didepannya. Mereka terus berjalan mengabaikan tatapan dari anak anak yang bersembunyi dibalik semak semak.

twins of the Henituse family (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang