II

864 135 3
                                    

Ia berjalan riang dan bersendandung senang menatap hamparan bunga mawar putih disekitarnya, kadang ia terhenti hanya sekedar mengamati bunga yang mekar dengan indah nya.

"Anka-nim?" Ia berkedip beberapa detik lalu tersenyum manis melambai sedikit pada orang yang menatapnya.

"Choi Han?"

Choi Han hanya mengangguk sambil tersenyum melihat kembaran dari tuan mudanya itu berlari kecil kearahnya.

"Apa anda sedang melihat bunga?" Tanya Choi Han yang dibalas anggukan kepala dari Anka yang kini tersenyum manis. Ia sedikit bertanya apa Choi Han sibuk hari ini? Sedangkan yang ditanya hanya menggeleng cepat membuat Anka tersenyum senang.

"Kalau begitu apa Choi Han bisa menemani saya keluar?" Ia bertanya dengan nada ragu ia takut menganggu Choi Han walau ia bilang sedang sengga hari ini. Choi Han terkekeh pelan mengangguk kan kepalanya sekali lagi dengan yakin.

Melihat anggukan itu Anka hanya bisa tersenyum dengan wajah tabahnya, ia menarik lengan panjang Choi Han dengan lembut membuat pemuda itu sedikit tersentak karena tarikkan gadis muda itu.

Kaki mereka melangkah beriringan Melawati taman bunga itu untuk menuju kamar cale, Anka bertanya lagi tentang waktu sengga Choi Han tapi yang ditanya hanya menggeleng sambil tersenyum. Membuat gadis muda itu menghela nafas panjang.

Mereka sampai didepan kamar cale, dengan sekuat tenaga Anka menendang pintu itu kasar membuat empun yang ada didalamnya tersentak kaget karena kelakukan gila adik nya itu.

Ia menyipit melihat begitu akrab dua manusia berbeda jenis kelamin itu saling berpegangan tangan. Apa Choi Han ingin mencuri adiknya? Itulah yang pikirkan cale dengan wajah datarnya.

Menghela nafas ia dengan enggan membiarkan Anka duduk dan mengambil teh didepan mereka. Cale sedikit terkekeh dengan senyum jahilnya melihat wajah Anka yang berubah karena teh asam itu.

"Wajahmu bener bener jelek Anka" ejek cale yang hanya dibalas tatapan sinis sang adik, keduanya saling menatap dengan pandangan berbeda melupakan pria gagah berani namun polos itu dalam kebingungan.

Lengan Anka terulur mengambil cepat kue kering coklat agar rasa asam di lidahnya sedikit berkurang.

"Apa mau mu sekarang?"

"Anka mau ke ibu kota, ada beberapa barang yang ketinggalan dipenginapan. Jadi aku pinjam Choi Han!"

Mendengar jawaban Anka ia sedikit menyeringit lalu mengangguk karena Anka pergi dengan Choi Han jadi ia tak perlu kahwatir tentang keselamatan adik perempuan nya itu.

"Minta uang dong, oppa!" Rengek Anka pada cale yang tiba tiba berdiri dari duduknya berjalan cepat keluar kamar, membuat mereka terbengong melihat tuan muda itu berlari kencang.

"OPPA!!!!" tanpa basa basi Anka berlari mengejar cale dengan Choi Han yang kewalahan menghadapi  keduanya. Choi Han hanya bisa mengelus dadanya sabar melihat dua anak yang berwajah sama itu bertengkar di tengah ruangan.

'rasanya seperti mengurus anak TK..." Batin Choi Han dengan miris.

........

"Cih, oppa benar benar jahat!" Hardik anka mulutnya terus menerus menggomel tentang kelakuan cale saat dimintai uang. Selama perjalanan Choi Han hanya bisa tetawa miris dalam hati melihat tuan muda nya terus diomeli sepanjang jalan.

Tak berselang lama Anka terdiam fokus melihat lihat keluar jendela kereta, Choi Han yang tak tahan oleh keheningan itu bertanya pada Anka soal barang yang tertinggal itu. Dan Anka hanya menghela nafas dan berkata kalau itu barang yang sedikit berguna untuknya bertahan hidup.

Choi Han yang mendengar Anka membulatkan mata hitamnya apa nona muda itu sesakit itu ? Untuknya bertahan hidup?

Anka sedikit memiringkan kepalanya melihat wajah Choi Han yang kerasa dan mata yang menatapnya tak percaya, ia tersenyum dengan wajah tabahnya menjawab kalau dia baik baik saja jadi tidak perlu ada yang di kahwatir kan.

Choi Han hanya mengangguk kecil belum puas dengan jawban Anka, tapi ia memilih untuk diam mengamati Anka yang kadang terbatuk kecil.

'aku harus melindunginya!' manik hitam itu berapi api.

......

Keduanya masuk kesebuah penginapan yang tak terlalu mewah di ibukota. Choi Han berdiri tegak dibelakang Anka yang sedang serius berbicara dengan pengurus penginapan itu. Manik hitam itu bergulir menelisik setiap sudut bangungan.

"Ada!" Anka berseru senang membuat Choi Han menatapnya, dapat ia lihat senyum senang nona muda nya itu saat pelayan tadi membawa kotak putih dengan sebuah pipa didalamnya.

Pipa..?

"Terima kasih" ucap nona muda itu sambil melambaikan tangan nya kearah pelayan wanita itu.

........

"Nona pipa ini...?" Tanya Choi Han dengan ragu anka yang mendengarnya mengangguk membuka kotak putih itu dengan pandangan berbinar.

"Ini pipa herbal-"

twins of the Henituse family (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang