V

583 85 7
                                    

Nona Slackerlife terpojok ditembok, dengan cale yang berada di depannya yang sedang tersenyum bahagia melihat pujan hatinya.

Dengan Malu malu kedua mata nona Slackerlife saat cale membelai wajah nya dengan mata yang di penuhi kabut gairah.

"C-cale" nona Slackerlife berhenti bernafas saat bibir hangat cale mencium leher putih nya. Kedua tangan nya gemetar saat cale mencium nya lebih erat lagi.

"Tolong jangan tinggalkan aku." Pinta nya dengan nada pelan.

Netra coklat kemerahan itu menyipit saat wajah merah yang seharusnya dia lihat malah berubah dengan wajah sangar seorang pria.

Dia mundur perlahan saat tangan kekar ingin mendekapnya lebih erat. Mata abu abu itu malu malu saat cale berjalan mundur dengan ekpresi kaget.

"A-APA APAN INI, BRENGSEK!"

cale merontak dalam saat tubuh kekar menangkap dan memeluknya dengan sangat erat. Cale berjinjit pelan saat merasakan hembusan nafas hangat dari pria kekar didepannya.

'T-Tidak Slackerlife- Chan jangan tinggalkan aku!!!'

Netra itu membulat saat melihat nona manis yang ia tunggu tunggu melambai padanya dengan ekspresi wajah kecewa.

'maaf cale, tapi hubungan kita cukup sampai di sini saja. Sayonara~'

Ucapan nona Slackerlife membuat air mata cale mengalir dengan deras di mata indahnya mengabaikan pria kekar yang masih mencoba mencium pipi nya yang basah. Ia merasa kehidupan nya sekali lagi pergi darinya.

Dan apa apan dengan pria yang tidak ia kenal ini!biar kan dia mendekap lagi nona Slackerlife nya!!

"Hyung-nim! Kau harus bangun sekarang!" Cale tersentak dengan wajah sayu nya, menatap melas anak perempuan dengan wajah yang sama dengan miliknya.

Annka memandang aneh kearah cale yang kini duduk dengan letoi di tempat tidur. Membuatnya bertanya tanya apa kakaknyaimpi buruk sampai dia tidak punya semangat hidup begini?

"Cal?" Wajah sayu dan tabah itu memandang sang adik yang masih terus memanggil nya dengan nada kahwatir. Ia ingin menjawab bahwa kekasihnya telah pergi dan di gantikan pria kekar yang tidak ia ketahui siapa.

"Hey! Kau ini kenapa?!" Lagi lagi cale tersentak pada bentakan keras annka wajah tampan yang biasanya tabah kembali memelas dengan air mata yang kembali membasahi kedua pipi nya.

Itu mimpi buruk! Itu mimpi buruk! Mana mungkin nona Slackerlife nya terkasih pergi begitu saja?!

Annka terbengong saat melihat dan mendengar isak tangis kecil cale.

"H-hyung, hey! Hyung!"

'ada apa dengan cale?'

Kedua tangan annka terbuka untuk memeluk erat cale, mencoba menenangkan tangisan bayi besar nya yang semakin kencang. Ia bisa merasakan ada bebeapa orang yang berlari kearah kamar.

"Cale..."

"Human! Kenapa dia menangis!!"

"Haa, bajingan yang tidak beruntung."

Isakan tangis itu malah semakin kencang, membuat mereka kahwatir dan ikut menenangankan cale yang memeluk erat annka.

"J-jangan pergi" dahi anak perempuan itu menyeringit saat cale bergumam pelan, tapi siapa yang pergi? Apa cale tahu ia harus kembali lagi ke laboratorium nya di kerajan seberang?

Tangan itu menepuk nepuk pelan punggung sang kakak. Sambil mengatakan kata tidak ada yang pergi.

Tapi kenapa tangisan tuan muda ini makin kencang saja!!

.
.
.

Mereka Memandang datar pada pria dewasa yang masih meringkuk memeluk boneka paus biru yang mereka tahu milik siapa. Tapi sungguh ada apa dengan mimpi aneh pria yang di panggil pahlawan ini!

"Jadi,kakak mimpi kalau nona Slackerlife meninggalkan mu?" Suara lembut itu berbicara dengan nada kesal di setiap kata.membuat pria dengan kepala merah itu mengangguk dengan air mata yang masih tersisa.

Mereka menghela nafas panjang pada ke tidak masuk akalan dan ajaib tingkah tuan muda mereka.

"Dia pergi..." Cale berbicara lirih kembali memeluk erat boneka yang terlihat malang karena di basahi air mata pahlawan.

Anak anak memandang prihatin ayah mereka dan mencoba mengibur nya.

'dasar ku kira di sedih gara gara aku bakal pulang ke asrama!'

Annka berdecak pelan pada pikiran dan kakak nya yang tidak sejalan. Ia berdiri memang kesal pria dengan kepala yang sama dengannya.

"Aku harus pergi sekarang-" ia menjeda saat wajah merah itu menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Manusia lemah akan pergi?" Raon bertanya sambil terbang kearah nya, mata biru bulat indah itu memang dengan sedih saat kembaran manusia lemah nya mengangguk.

"Kenapa?"

"Ada masalah di sana,karena aku salah satu anggota nya jadi terpaksa aku harus datang."

"Kapan?"

"Seharusnya aku pergi besok, tapi karena mereka kahwatir masalah nya semakin parah jadi harus di lakukan secepat mungkin."

"Berapa lama?"

"Entahlah, mungkin bebeapa minggu atau bulan. Aku tidak tahu."

"Den-"

"Tolong jangan jadi jurnalis disini!"

(Bener ga sih namanya?)

Mereka terkekeh pelan saat kedua kembaran itu saling berdecak kesal satu sama lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

twins of the Henituse family (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang