9. Ending

759 49 3
                                    

5 tahun akhirnya terlewatkan. Maka selama itu juga rahasia mereka terbongkar.

Jisung dan Chenle. Keduanya sama-sama sudah menikah dengan seorang wanita pilihan mereka sendiri. Yang seharusnya itu adalah mantan kekasihnya.

Harapan yang Jisung bangun sudah hangus terbakar tak tersisa.

Jangan ditanya bagaimana emosinya Jisung dan Chenle dulu saat Jeno mengatakan semua masalah berawal darinya. Jisung bahkan menonjok Jeno sebanyak dua kali dan berakhir pria tersebut mengalami lebam di pipinya.

Sangat sakit ditonjok oleh anak kandungmu sendiri.

Tapi itu sudah dulu.

Kini mereka sudah berbaikan dan menjadi seperti dulu walaupun tidak sepenuhnya.

Bedanya kali ini adalah tidak ada interaksi romantis antara Chenle dan Jisung. Juga mereka berdua memanggil Jeno sama dengan Yujin.

Hati Chenle terlanjur kaku. Ya itu memang benar, tapi pikiran jernihnya itu menghidupkan kembali hatinya.

Chenle menikah dua tahun silam dan Jisung setahun yang lalu. Lagi-lagi selisih satu tahun.

Yujin sendiri sibuk dengan karirnya yaitu menulis novel dan menjadi sekertaris di perusahaan besar. Sesekali ia ikut menyelidiki kasus kecelakaan yang ditangani oleh para polisi.

Hobinya memang sangat membuat Yujin tergila-gila.

Chenle dan Jisung membeli apartemen yang bersebelahan. Jangan ditanya bagaimana sikap mereka. Tentu kembali seperti dulu yang suka menjahili.

Kebiasaan kecil mereka kembali ke permukaan. Terkadang kedua orang tua mereka terheran dengan anaknya yang masih saling menggoda walaupun sudah membangun rumah tangganya sendiri.

Mereka adalah mantan kekasih yang benar-benar aneh.

Chenle dan Jisung sendiri sepakat melupakan masa lalu mereka dan fokus pada kehidupan masing-masing. Ya tentu air matanya akan menetes ketika melihat lagi ke belakang. Ironis.

Jisung dan Chenle sudah sama-sama belajar arti mengiklashkan dan menemukan cinta yang baru.

Saat ini semuanya tengah berkumpul di taman luas milik Chenle yang berada tepat di sebelah kolam renang.

"APA?!" Teriak para orang tua yang berada di sana ketika mendengar pernyataan yabg terlontar dari belah bibir Jisung.

"Istrimu hamil?!" Pekik Jaemin yang membuat Jisung mengangguk bangga.

Istri Jisung lebih dulu hamil dibanding Chenle. Ia patut berbangga karna benihnya sangat baik. Istri Jisung hanya menunduk dengan pipi merona.

"Apa anakku itu kasar, nak?" Sang istri menggeleng atas pertanyaan yang dilayangkan Mark. Jisung mendengus.

"Apa maksudmu, dad?!"

Yang lain tertawa. Ini adalah quality time yang mereka rindukan.

"Aku tidak yakin Jisung dalam bermain dengan lembut." Ucap Chenle yang memandang remeh saudaranya itu, membuat raut kesal tercetak jelas di wajah sang mantan.

"Pfftt- HAHAHAHA!" Tawa Chenle saat Jisung merengut.

"Oh, menggemaskan sekali." Chenle menggoda Jisung. Dan terlintas ide jahil di otak Jisung.

Jisung mendorong Chenle hingga terjebur ke dalam kolam dan membuatnya tertawa. Chenle kemudian memunculkan kepalanya dan menatap kesal Jisung.

Chenle tak tinggal diam, dirinya menarik pergelangan kaki saudara tiangnya itu dan Jisung ikut terjebur ke dalamnya.

Semua yang berada di sana tertawa dengan tingkah laku mereka.

"IMPAS YA!" Teriak Chenle saat Jisung menyembulkan kepalanya. Jisung kini menatapnya kesal.

Tapi semua kembali tertawa.

Indahnya keluarga harmonis mereka. Jisung dan Chenle yang mengorbankan hubungan mereka tidak sia-sia. Semuanya berjalan seperti dulu, tanpa ada paksaan dan mengalir bagaikan air.

Biarkan mereka bahagia. Bahagia setelah semua terkuak. Ini waktunya mereka menjalani hidup yang sebenarnya.












ending nya aku buat gini aja karna aku pernah kehilangan ide dulu, tapi inget lagi pas aku baca ulang.
Makasih atas dukungan kalian dengan vote aku, makasih banget deh ya, sampai jumpa di lain cerita ! ( ◜‿◝ )♡

Wrong [Jichen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang