01. KESIANGAN

279 157 374
                                    

Ssup! Hallo, Assalamu'alaikum. (◍•ᴗ•◍)
Anyway, welcome buat kamu. Makasih juga udah mau mampir, ke cerita acak-acakan ini. So, semoga suka ya! ( ꈍᴗꈍ)

HAPPY READING.

***

Suara siulan dari burung-burung yang sedang hinggap di batang pohon-pohon besar. Matahari yang sudah terbit dari arah timur dengan sinarnya yang begitu terang menyinari bumi. Menandakan bahwa hari sudah pagi, sinarnya masuk melalui celah-celah jendela, membuat insan manusia terbangun untuk melakukan aktivitas yang akan di lakukan nya hari ini.

Kringgg...
Kringgg...
Kringgg...

Suara yang berasal dari nakas di samping ranjang terus menerus berbunyi sejak sedari tadi, karena benda tersebut merasa bahwa sudah waktunya untuk ia berbunyi.

Gadis pemilik benda itu masih saja terlelap dengan tidurnya. Tapi, karena saking berisik nya, gadis itu mulai terganggu. Sampai gadis itu terpaksa harus mengerjap matanya perlahan.

Gadis itu mulai meraba-raba, jam weker berwarna hijau itu dengan posisi setengah bangun. Merasa buram dengan penglihatan nya, ia mengucek matanya.

Ketika penglihatannya sudah membaik, ia terkejut bukan main saat melihat angka yang berada di dalamnya. Jam weker itu sudah menunjukkan pukul 06.41 pm.

Mata nya sontak membulat, kini ia sudah terlambat untuk berangkat ke sekolah. Dengan gerakan kilat, ia segera beranjak dari ranjangnya itu. Dan langsung berlari ke arah kamar mandi untuk segera bersih-bersih.

Hanya membutuhkan beberapa menit saja, gadis itu akhirnya membuka pintu kamar mandinya. Dengan rasa panik, ia langsung mencari-cari seragam yang akan ia kenakan untuk hari ini. Sambil mengingat-ingat kembali hari apa sekarang.

“Duh, sekarang hari apa ya?” Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri dengan mimik wajah yang panik.

“Masih muda juga, udah pikun aja astaga,” Ia tidak berhenti mengoceh sejak dari keluar kamar mandi.

Gadis itu bingung, ia harus memulainya dari mana. Ia sampai mondar-mandir tidak jelas, pikirannya kacau, pikirannya sendiri kalah oleh rasa panik.

Ia mencoba untuk tenang, dan mengingat-ingat kembali. “Oh, iya! Gue inget, kalo kemarin hari Selasa, berarti sekarang hari Rabu,” ucapnya.

Setelah menemukan jawaban, dia segera mengenakkan pakaian yang sesuai dengan hari ini. Tak lupa menggunakan aksesoris untuk di tangannya.

Kini, dirinya tengah duduk menghadap cermin meja rias di kamarnya. Sedikit bedak bayi, lotion, dan lipbalm. Tak perlu terlalu tebal seperti riasan ondel-ondel, ia ini mau pergi sekolah bukan mau main opera.

Terlihat cantik, persis seperti nama nya yang di berikan oleh kedua orangtuanya. Sendayu Meylani Aksara, gadis yang berperawakan sedang, dengan rambutnya yang tidak terlalu panjang berwarna hitam pekat juga tebal.

Sesudah selesai kegiatan di kamarnya. Sendayu langsung mengambil ponsel dan tas ranselnya, lalu pergi ke lantai bawah. Saat menuruni anak tangga, terlihat kedua orangtuanya tengah sarapan bersama.

“Selamat pagi, Papa, Bunda.” sapa Sendayu dan langsung duduk di kursi yang kosong, dimana tempat yang biasa ia duduki.

“Pagi juga, dek. Ayo, sarapan dulu, habis itu berangkat” balas Reynaldi pada putri nya.

FASERASA (Sendayu And Adolescene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang