Assalamu'alaikum (≧▽≦) Eyyo, Wassup brouu!
Hai, halo, kamu. Iya kamu. Apa kabar? Baik or not? Rate 1/10?Penuhi, setiap paragraf dengan komentar mu ya! Spam aja gapapa, malahan aku seneng, wk. Eits, ada tapi nya nih, cuma mau ingetin, jangan lupa pencet bintang yang ada di bawah sebelah kiri, jangan pelit sedekah. Itu gratis ya, guys!
Aduh, maafff banyak bicara banget. So, kalian jangan lupa tinggalin jejak, yaaaa! (っ.❛ ᴗ ❛.)っ
HAPPY READING.
***
Setelah bersenang-senang atau santai di kantin, main ke kelas sebelah, dan semacamnya. Kini, harus kembali ke alam nya masing-masing.
Sendayu and friend, pun sama. Sendayu bersama Dimas di kelas 93. Farel dan Vina di kelas 98. Reva di kelas 91, dan Diva di kelas 97.
Sendayu dan Dimas duduk bersampingan. Kini, kelas menjadi tidak beraturan, khususnya siswa laki-laki. Suasana lebih sedikit berisik.
Salah satu dari mereka melihat dari jendela bahwa ada satu guru yang sedang berjalan menuju kelas mereka.
“Woy! Ada Bu Lela, ada Bu Lela.” ucap murid yang melihat dari kejauhan melalui jendela.
Semua yang mendengar, langsung kembali ke tempat duduk mereka masing-masing dengan terburu-buru. Yang awalnya berisik seperti jangkrik, sekarang sepi bagaikan tak berpenghuni.
Semuanya rapih, mereka semua berpura-pura membaca, dan membuka-buka halaman buku, sikap mereka seperti orang yang tak tahu apa-apa. Dasar.
“Assalamu'alaikum,” guru itu mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum duduk di kursi.
“Wa'alaikumsalam.” jawab murid serentak.
“Masih ada yang di luar?” tanya Bu Lela—guru mapel matematika, sekaligus wali kelas mereka.
Ketua kelas berdiri lalu melihat seluruh anggota-anggota nya. Apakah masih ada yang kurang.
“Nggak, Bu. Semuanya udah masuk,” ujar Rio—si ketua kelas paling rese.
“Oke, langsung aja, Ibu mulai ya pelajaran hari ini.” ucap Bu Lela dan di 'iya' kan oleh semua murid.
Bu Lela berdiri dari duduknya. Tangan nya memegang spidol dan tangan satu nya memegang buku.
Bu Lela menulis sesuatu pada papan tulis yang sudah tersedia. Tangannya begitu lincah ketika menulis.
Dan, mulailah Bu Lela menjelaskan apa yang akan mereka pelajari hari ini. Semuanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari Bu Lela.
Meskipun mulai bosan. Mereka tetap harus mendengarkan, walaupun nanti ujung-ujungnya tidak mengerti.
Mata mereka satu persatu mulai mengantuk melihat angka-angka yang di tulis Bu Lela. Mereka pun mulai menguap saking mengantuk nya. Mereka tak mengerti bagaimana bisa tiba-tiba mengantuk seperti ini.
Tuk! Tuktuk!
Bu Lela memukul papan tulis menggunakan spidol. “Kursi belakang, yang itu tuh, hei. Bangun, perhatikan!” tegur Bu Lela.
KAMU SEDANG MEMBACA
FASERASA (Sendayu And Adolescene)
Teen Fiction⚠️ : PLAGIATRISME MENJAUH ! SABAR JIKA MEMBACA CERITA ON GOING, KARENA AUTHOR YANG SATU INI LEMOT ! Rank : 1 in #mystory [2O-02-2O22] Ketika menyukai dalam diam, memang tidak mengenakkan hati. Membuat hati menjadi bimbang, harus menyatakan cinta ny...