"Bir, lu jadi ngisi kan?"
Cowok yang tengah asyik dengan ponselnya itu, mendengus kasar seketika, "Biru, Waaaa, Biruuuu. Lo mau berapa kali lagi sih gua bilangin?!"
"Mulut gua khatamnya itu, udah jawab gua dulu njing, lo jadi ngisi kan?"
"Ngisi apaan dah?" Tanya nya bingung. Pasalnya sejak rapat berlangsung, Biru tidak mendengarkan sama sekali ucapan Dewa. Jari jemarinya terus asyik bergulat di atas layar pipih.
Tak tahan lagi, sontak Dewa melempar gumpalan kertas di tangannya pada cowok yang tengah duduk di pojokan itu.
"PENSI MONYET! AHH EMOSI GUA!"
Kertas itu tepat mengenai kepala Biru, dan tak urung membuat cowok itu ikutan kesal.
"Apaansih babi!"
"Lu yang babi. Males ah gua mimpin rapat kalau begini." Keluhnya.
"Bi, si Reynan masih lama ga sih ngurus bini nya? Kenapa belum balik juga?" Gerutu Dewa pada gadis bersurai panjang di sampingnya yang sejak tadi sibuk mencatat berbagai rangkaian acara.
"Lah, mana saya tahu kok tanya saya, kan situ temennya" Celetuk gadis itu.
Sama saja. Bianca dan Biru sangat suka menyulut emosi Dewa.
"Ck, urusin tuh laki lo" gumam Dewa menunjuk ke arah Biru menggunakan dagunya. Bianca lantas menatap objek yang di maksud, kemudian mendengus pelan, "Apaan sih, Wa, jangan mulai deh"
"Hahaha, kasih tau itu anaknya mau ngisi acara gak"
"Bir, jadi ngisi acara pensi kan?" Tanya Bianca.
Mendengar nada manis itu, sontak membuat Biru mengangkat kepalanya dan sedetik kemudian tersenyum lebar.
"Sama lo kan?" Bianca mengangguk mengiyakan pertanyaan lelaki itu.
"Anjing, giliran gua manggil bir kok lu nya emosi???"
Lelaki dengan balutan jaket denim itu memutar bola matanya malas. "Suara lo jelek kayak bebek keserempet"
Emang si Biru titisan setan!
Baru saja Dewa hendak menyanggah kembali, pintu ruang osis terbuka lebar menampilkan cowok dengan sweater coklat serta kacamata yang bertengger manis di wajahnya, semakin membuat pesonanya terpancar berkali lipat di mata para cewek, terutama siswi kelas 10 yang baru bergabung osis.
"Maaf ya gue telat" Suara lemah lembut Reynan menyapu seisi ruangan, suasana yang semula panas menjadi sejuk seketika.
Ia lantas mengambil alih duduk di salah satu kursi, tepat di samping Dewa.
"Gimana Rayya?" Tanya Bianca sedikit khawatir dengan keadaan sahabatnya yang tadi ia tinggal bersama Acha, karena harus pergi duluan membantu Dewa menyelesaikan rapat serah terima jabatan anak osis yang baru dan pensi tahunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSE - (Park Jeongwoo Treasure)
FanfictionPark Jeongwoo lokal - Treasure "Rey, gaenak ya kalau cuma jadi pengganti.. mau selesai aja gak?" - Rayyana. #Jeongwoo #Minji