LOSE - 04

512 104 30
                                    

Jakarta, 2023

•••

"AAAAAAAAA"

"AAAAAAAAA"

"REYNAN SAKITTTTT!!"

"KAKI GUE LEBIH SAKIT TOLOLLL!"

"MBOKKKKK!!"

"Haduhhh, gimana mbok mau mijet mas Rey, kalo mas nya aja muter-muter kayak ulet gituuu"

"Udah mbok, patahin aja kakinya sekalian!" Seru Rayya sembari mengusap sebelah pergelangan tangannya yang tampak memerah.

Plak.

"HEH, sembarangan lo kalo ngomong! masih guna ya kaki gue." Sungut cowok yang tengah menelungkupkan kepalanya di atas bantal itu, dengan sebelah tangannya yang terus menggenggam jemari sang gadis, sebagai pelampiasan rasa sakit di kakinya.

"Ihhh tangan gue merah Reynan! lo mah, kalo sakit hobi banget sih ngajakin gue!"

"Ini juga salah lo ya babi. Kalo aja lo ga—"

KREEKKK!!

"AAAAAAKKKKK BUNDAAAAA!!!!" Teriakan nyaring itu kembali terdengar memekakkan telinga.

"Mbok Mimiiiii, kasih aba-aba dong kalo mau di kretekin, huhuhu sakittt"

"Ya gimana, mas Rey nya ngomel mulu. wes wes, udah siap, besok juga udah mendingan itu sakitnya" Ujar Mbok mimi, wanita yang sejak tadi mengurut kaki Reynan setengah kasihan melihat wajah kesakitan dari anak majikannya.

"Udah jangan nangis, mbok ke bawah dulu mau lanjut beres-beres. Kaki mas Rey di lurusin aja ya, jangan banyak gerak, jangan di tekuk dulu" peringat mbok Mimi.

"Makasih ya mbok" ucap Rayya.

"Iya neng Rayya sama-sama, mbok tinggal ya" Setelahnya, Mbok mimi membereskan minyak urut yang dibawanya tadi, kemudian pamit izin meninggalkan kedua insan tersebut dengan keadaan pintu kamar masih terbuka lebar.

Kali ini, Reynan kembali kehilangan kharismanya di hadapan Rayya. Kakinya jauh lebih sakit dari pada harus melindungi wajah gantengnya dari mata yang sudah ingin menangis.

Rayya menggeser tubuhnya ke arah cowok yang sudah menelungkupkan wajahnya di balik bantal itu, kemudian mengintip dan mendapati bantal tersebut sudah basah.

"Astagaa, Rey lo beneran nangis?! AHAHAHAHA" seru gadis berkucir kuda itu tertawa lepas.

"Anjing muka lo jelek banget Rey, beneran kayak ondel-ondel!" Ledeknya.

Tawa Rayya semakin membahana memenuhi kamar bernuansa hitam tersebut. "huhuhu.. tega ya lo Ayy, udah buat gue begini terus malah ngetawain, sakittt... bundaaa" Tangis Reynan langsung pecah saat itu juga, hingga membuat Rayya panik seketika.

"EH EHH, kenapa makin kenceng nangis nyaaa"

"Iyaa maaf, aduhhh jangan nangis dong Rey. Masa gitu aja cengeng sih? Bentaran doang itu sakitnya, besok juga sembuh"

Rayya menegakkan sedikit tubuh Reynan, kemudian membawa pemuda tersebut masuk kedalam pelukannya. Jemari lentik itu terus mengusap rambut hitam milik Reynan penuh kelembutan.

"Maaf ya... Gara-gara gue lo gabisa futsal dulu. Masih sakit gak?" Bisik Rayya pelan, sedikit merasa bersalah.

Reynan menganggukkan kepalanya, kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Rayya, dan menopang dagunya di atas bahu mungil itu seraya menghirup dalam aroma vanilla yang sudah setahun lebih menjadi aroma favoritnya.

LOSE - (Park Jeongwoo Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang