RASA YANG SAMA

249 22 2
                                        


Malam ini tampak terang benderang. Sang ratu malam tersenyum ceria. Burung hantu berdendang merdu di dahan pohon perdu. Semilir sang bayu meliukkan dedaunan dan ranting. Dahan-dahan bergesekan seolah bergoyang nan riang. Si jelita dan pemuda terhanyut dalam dunia angan masing-masing. Di antara keduanya sama-sama sibuk mengeja rasa. Benang-benang halus tersulam di kalbu membentuk rajutan berwarna merah muda. Gelombang rasa di dasar hati kian bergejolak. Semakin menyentak dada agar terkuak. Akan tetapi masih  belum dimengerti. Sulitnya sebuah kata untuk dieja. Dari alfabet awal hingga akhir masih saja belum terbaca. Isyarat apa yang telah terukir di atma. Kenapa sukar 'tuk digambar? Mengapa susah untuk dijamah?
Sedangkan getar dan debar kian membuncah. Tolonglah beri penerjemah agar rasa nurani tergugah. Gapai kasih mengukir kisah.

Keheningan meliputi hati keduanya selama dalam perjalanan menuju ke kafe Mario. Mereka sama-sama mencuri pandang tanpa bersedia memulai obrolan. Melisa masih sibuk mengeja rasa yang terangkai indah sudut ruang hati. Degub jantung bergemuruh  kian riuh. Hal serupa pun dirasakan oleh Hendri. Lelaki itu  juga masih mencermati tiap sulaman kasih yang terajut sempurna. Sebuah rasa indah memenuhi rongga. Kenyamanan bermakna lain ketika berdekatan.

Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di kafe Mario. Selesai parkir mereka masuk beriringan sambil bergandengan tangan. Tepatnya Hendri yang menggenggam tangan Melisa untuk mengurangi kegugupan gadis itu.

"Kayaknya kita bakalan dapat PJ nih. Iya nggak, Mar?" celetuk Cindy sambil melirik Mario yang berdiri di sebelahnya.

"Hai, wah-wah. Kalian serasi banget malam ini," timpal Mario ikut menggoda mereka.

Merasa tak nyaman dengan godaan kedua sahabatnya, Hendri melepas genggaman itu, sedangkan Melisa berusaha sebiasa mungkin agar tak terlihat salah tingkah.

"Apaan sih," ketus Hendri.

"Beneran, kalian itu serasi banget makanya buruan tembak," bisik Mario sambil menarik lengan Hendri agar mendekat ke arahnya.

Hendri yang merasa masih kesal dibuat salting di depan gadis pujaannya meninju lengan Mario. Sedangkan Melisa berjalan mengekor di belakangnya hanya diam tak menanggapi.

"Udah nggak usah malu gitu. Kita cuma bercanda," sahut Cindy merangkul bahu Melisa sambil tersenyum.

Melisa mulai bersikap biasa tak secanggung sebelumnya. Dia mengerti bahwa mereka memang bersahabat dengan Hendri sudah sejak lama jadi hal seperti itu mungkin sering mereka lakukan.

"Udah masuk sana! Bikin para pengunjung puas dengan pentas kalian malam ini," ujar Maeio memberi semangat keduanya.

Hendri yang berjalan di depannya mengacungkan dua jempol ke atas.

Sesuai ekspektasi Mario maupun Cindy, penampilan mereka benar-benar mengagumkan. Para pengunjung kafe terpukau oleh penampilan keduanya yang tampil di atas pentas. Mereka memang sangat serasi dan penghayatan lagu penjiwaannya begitu pas dan chemistry mereka juga kuat sehingga pesan yang disampaikan dari lagu yang dibawakan bisa dirasakan. Penampilan Melisa memang baru pertama kali, namun hasilnya sungguh tak terduga. Gadis itu memiliki bakat yang tiada disangka.

Tak terasa waktu hampir larut dan acara di kafe Mario telah usai, kini Hendri dam Melisa sedang dalam perjalanan pulang. Lelaki itu tampak bahagia. Sesekali dia melirik ke arah Melisa dengan senyum merekah, sedangkan gadis itu membalas senyum tak kalah indah. Sama seperti saat berangkat tadi, mereka sama-sama terdiam hanyut dalam pikiran masing-masing tanpa ada sepatah kata pun yang terlontar melenyapkan hening.

💎💎💎

Sang surya perlahan merangkak naik. Sinarnya menyusup di celah ventilasi kamar seorang gadis. Dia baru bangun dari tidurnya disambut cahaya cerah menerangi tiap sudut ruangan dekat pembaringan. Perlahan senyum itu terukir indah kala mengingat seraut wajah.

SEGENGGAM   SETIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang