RASA YANG TERSIMPAN DALAM TATAPAN

289 20 5
                                    


Semua yang diciptakan semesta selalu berpasangan antara lain ada hitam ada putih, ada gelap ada terang ada suka ada duka dls. Begitu pula dengan karakter manusia ada yang baik ada yang buruk bahkan dalam hati seseorang pun terkadang memiliki dua sifat yang tersembunyi. Seperti kepribadian alter ego yang dimiliki oleh seseorang. Kepribadian ini bukan hal yang buruk selama bisa membawa manfaat bagi pemiliknya yang mampu memberi motivasi positif untuk tujuan yang baik akan tetapi berakibat fatal bila si pemilik tidak mampu mengendalikan kepribadian lain yang bersifat buruk dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika alter ego lebih dominan maka bisa membahayakan dan termasuk dalam gangguan psikologi. Karakter inilah yang melekat pada diri seorang Hendru Aditya Wiratama, kakak tiri dari Hendri Anggara Wiratama yang ambisius dan egois.

Hati yang gelap yang dipenuhi penyakit hati yaitu iri dengki, dendam serta trauma masa lalu dari perlakuan seseorang yang berbuat tak adil pada hidupnya dan sang ibu. Dan sisi gelap itu mendominasi dirinya sedemikian rupa yang tak terduga.

Di kantor Wiratama grup dua orang bercengkrama serius. Beliau adalah pengusaha sekaligus pemilik kantor tersebut yaitu Wiratama Subrata bersama putra sulungnya Hendru Aditya Wiratama.

Wiratama Subrata terlihat marah besar karena ulah dari putra bungsunya yang tak lain adalah Hendri.

"Sampai kapan anak itu tahu artinya sebuah tanggung jawab, jika tidak disiplin."

"Lagian kenapa Ayah terlalu percaya sama dia. Ayah tahu sendiri 'kan. Kalau dia tak pernah sungguh-sungguh sukanya cuma main-main aja," hasut Hendru coba memancing emosi ayahnya.

"Tapi setidaknya, dia bisa bersikap lebih dewasa, Ndru. Mau sampai kapan dia main-main seperti itu. Kamu juga tahu kalau ayah ini sudah tua. Siapa yang akan meneruskan usaha ini kelak kalau bukan kalian," desis pak Wira menahan amarah.

Hendru tersenyum sinis menanggapi ucapan ayahnya.

"Ayah tahu sendiri kalau Hendri tidak pernah tertarik dengan bisnis. Kenapa masih memaksanya untuk belajar di sini," keluh Hendru.

"Ayah tidak peduli dia suka atau tidak. Kamu dan dia adalah harapan ayah. Jadi kalian harus kompak meneruskan Wiratama Grup ketika ayah telah tiada," dengus Wira kesal.

"Terserah Ayah saja, perusahaan ini juga tetap berjalan meski tanpa dia," racau Hendru kecewa.

Hendru beranjak dari duduknya meninggalkan sang ayah dari ruangan itu. Dia melangkah pergi sambil mengepalkan tangan kanannya menahan amarah yang terpendam karena merasa tak pernah dianggap. Di mata sang ayah hanya Hendri yang selalu diprioritaskan. Hal inilah yang menjadi pemicu kebencian dan iri dengki di hati pria itu.

💠💠💠

Seperti biasanya Melisa melakukan tugasnya di kafe Mario untuk merangkai bunga di sana dan mendekorasi ruangan untuk acara party lagi dari pelanggan lain yang sudah revervasi tempat beberapa hari yang lalu untuk beberapa keperluan. Hampir sebulan ini kafe Mario sering digunakan untuk acara party kecil-kecilan seperti itu karena tempatnya nyaman dan view nya juga bagus serta letaknya yang strategis di pinggir jalan besar baratnya GOR Lembu Peteng. Hari ini, ia pulang agak siang untuk melihat Hendri berlatih piano sebagai persiapan acara yang akan diadakan di kafe itu sekitar beberapa hari ke depan.

"Mel, kira-kira Kamu mau nggak nemenin aku bareng di stage kalau pas ada pentas di sini," tawar Hendri pada Melisa saat gadis itu selesai dengan pekerjaannya.

"Nggak ah. Aku kan ndak pernah di atas pentas takutnya nervous.
Lagian ndak bakat juga jadi singer," pungkasnya ragu.

"Ayolah, Mel. Sekali aja ya, please," pinta Hendri memohon.

SEGENGGAM   SETIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang