49. MHIB (Sabar)

19.7K 1.8K 56
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Sipaaa!!" Teriakan melengking itu berasal dari Laura. Sepulang sekolah tadi, dirinya bersama Bela dan kedua sahabat Elvan mengunjungi Syifa yang sedang dirawat.

Laura masuk ke ruang inap Syifa tanapa salam dan terus memeluk Syifa.

Syifa sampai dibuat geleng-geleng kepala karena tingkah sahabatnya itu. "Nggak perlu teriak juga kali Ra, kalo pasien lain keganggu kamu bisa diusir dari sini," ujar Syifa setelah pelukannya terlepas.

"Hehe, sorry," kata Laura dengan tampang tak berdosa. "Lo kenapa nggak kabarin gue kalo lo masuk rumah sakit? Lo udah nggak anggep gue sahabat lagi ya?"

"Bukan gitu Ra, selama aku dirawat, aku nggak pegang hp sama sekali, aku juga nggak tau hp aku masih nyala atau nggak," jelas Syifa.

"Terus keadaan lo sekarang gimana?"

"Alhamdulillah udah mulai membaik."

"Syukur deh kalo gitu, ikut seneng dengernya."

"Kesini bareng siapa Ra?"

"Bareng gue Neng bidadari," sahut Reiki yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Berdua aja nih, Ki?" tanya Syifa.

"Iya dong."

"Heh... nggak ya tadi ada Bela sama Devan juga," sentak Laura.

"Ki, kamu jadinya milih siapa nih? Laura atau Elvina?" tanya Syifa dengan menaik turunkan alisnya.

"Kalo pilih lo boleh nggak?"

Bugh

Sebuah bantal mendarat tepat di muka Reiki. Elvan yang sedang duduk di sofapun tidak segan melempar bantal pada Reiki. "Masih berani godain istri orang lo ya," geram Elvan. Bisa-bisanya temannya yang satu itu tidak kapok-kapoknya menggoda istrinya.

"Ehh... nggak deng nggak jadi. Canda kali bos," ujar Reiki sambil mengacungkan dua jari membentuk simbol 'peace'.

"Modelan kek lo nggak cocok jadi pendamping adek gue, bisa-bisa makan ati tiap hari," ketus Elvan sambil menatap tajam Reiki.

"Ya elah bos, gitu amat." Reiki mengerutkan mulut sebal, tapi tak berselang lama wajahnya terlihat gembira. "Nggak apa-apa deh, kan ada Neng Laura. Neng, nikah yuk," ucap Reiki sembari merangkul pundak Laura.

Laura menatap sebal ke arah Reiki. Lalu melepaskan rangkulannya. "Ogah!!"

Reiki menghela napas pasrah. "Lo kenapa sih nolak gue mulu Ra?"

"Pikir saja sendiri!"

Reiki berjalan menuju sofa kosong di samping Elvan. Ia merebahkan badannya menjadikan paha Elvan sebagai bantalan.

"Gini amat hidup." Reiki menerawang langit-langit ruang inap Syifa.

"Sad amat hidup lo," ujar Elvan.

My Husband Is Badboy✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang