13

276 22 3
                                    

Sesampainya dirumah, Draken langsung menidurkan Mikey dikamar. Mikey sudah menangis daritadi karena sangat kesakitan. Noelle bingung mau berbuat apa.

"S..sakit..!" Mikey terus mengerang dan menangis sambil menjambak rambutnya. Draken tidak tau apa yang harus dia lakukan jadi, dia hanya memijit kepala Mikey pelan sambil berusaha menghentikan tangan Mikey agar tidak menjambak rambutnya sendiri. Noelle mengambil air hangat untuk Mikey.

Semakin lama, semakin sakit. Mikey mulai memukul-mukul kepalanya. Draken sampai kewalahan menghentikannya. Noelle juga berusaha menghentikan tangan Mikey.

Sudah agak lama dalam keadaan seperti itu, Mikey akhirnya kelelahan dan gerakannya mulai melambat. Tapi darah mulai keluar dari hidungnya. Setelah Mikey agak tenang, Draken menanyakan kenapa dia.

"Mikey.. kau kenapa?" Tanya Draken sambil mengelap darah yang terus keluar dari hidung Mikey. Sekarang Mikey bersandar ditubuh Noelle. Noelle mengelus kepala Mikey lembut. Saat ini Mikey menerima perhatian penuh. Itu yang diinginkannya selama ini.

'hehe berterimakasih lah padaku'

"DIAM!!" Mikey tiba-tiba teriak dan membuat 2 orang lainnya kaget. Draken mengira itu ditujukan pada dirinya jadi dia minta maaf.

"M-maaf kalau mengganggu" Draken agak menjauh tapi tetap disebelah Mikey.

"Kenchin jangan menjauh, maaf itu bukan untukmu" kata Mikey dengan nada lemah. Noelle dan Draken tidak mengerti. Mungkin saja Mikey berhalusinasi karena rasa sakit tadi.

"Masih sakit?" Tanya Noelle ragu.

Mikey menggeleng pelan. Noelle beranjak karena dia sudah ambil libur dan akan pulang malam ini dengan alasan ibunya memintanya pulang.

Mikey berpindah ke Draken dan berbaring di paha nya. Draken tidak berkomentar, dia menepuk-nepuk Mikey dan Mikey pun tertidur.

.

Beberapa jam kemudian, Izana datang dan mengetuk pintu kamar Mikey. Karena tidak ada jawaban, dia membuka pintu. Betapa terkejutnya dia melihat Mikey menduduki tubuh Draken yang berdarah-darah. Izana langsung masuk dan mendorong Mikey agar jauh dari Draken.

"Ken woi!! Draken!! Bangun woi!!" Izana menggoyangkan tubuh Draken tapi tidak ada respon.

"Mikey kau gila?! Tidak cukup kau hampir membunuhku?!!" Izana membentak Mikey. Mikey hanya terbengong di sisi tempat tidur.

Izana menggendong Draken dan membawanya pergi ke rumah sakit. Dia meninggalkan Mikey sendiri disana. Izana mengendarai mobil dengan tergesa-gesa. Dia tidak tau dimana luka Draken dengan jelas. Tapi karena darahnya banyak, pasti luka Draken cukup parah.

.

Mikey menangis dikamarnya. Dia tidak suka sendirian. Dia juga terkejut melihat darah yang ada di lantai. Mikey mulai berteriak dan memanggil nama orang-orang yang ada di otaknya.

"AHHH??!!! KENCHIN!! KAK IZA!! BIBI!! SANZU!!" Tubuh Mikey gemetaran. Dia mencakar wajahnya.

"K..kalian dimana..? Aku.. takut.." Mikey semakin lemas kepalanya serasa sangat berat. Dia melihat samar-samar ada orang yang datang dan tubuhnya terasa terangkat. Lalu semuanya gelap.

.

"Dia tidak apa-apa. Ini bukan darahnya. Dia hanya tidak sadar karena kelaminnya terkena benturan" kata dokter. Izana lega mendengarnya.

"Makasih ya kak Za.. oh iya Mikey dimana?" Tanya Draken sambil mereka berjalan ke mobil. Izana terdiam mengingat kalau itu bukan darah Draken dan Mikey tadi ditinggal sendirian.

Mental IllnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang