Mental Illness

10

Sudah seminggu sejak Mikey pulang dari rumah sakit, dia belum mau berangkat kesekolah. Bahkan keluar kamar pun sangat jarang. Ia juga belum cerita jujur tentang hal yang terjadi padanya. Dad Sano sesekali mengunjunginya untuk sekedar membujuknya bercerita. Tapi saat baru akan memulai, dia langsung menangis dan dad Sano harus mendiamkannya lalu pada akhirnya, Mikey akan tertidur karena elusan lembut dari ayahnya.

Seperti biasa, Noelle mengantarkan sarapan untuk Mikey kekamar.

"Mikey, bibi masuk ya"

Mikey terlihat sedang menggambar sesuatu. Noelle mendekat dan melihatnya. Tapi yang ada hanya coretan-coretan tidak jelas.

"Mikey gambar apa?" Tanya Noelle sambil duduk di sisi kasur Mikey.

"Pikiranku" jawab Mikey dingin. Noelle memilih untuk tidak melanjutkan topik ini.

"Makan dulu ya, ini bibi masak udang. Mikey suka kan?" Tanya Noelle sambil menyumpit satu udang dan mendekatkannya ke mulut Mikey.

"Maaf bibi.. bibi makan saja dulu, aku masih kenyang" tolak Mikey halus.

"Satu saja.. agar pola makanmu teratur dan bisa minum obat ya?" Bujuk Noelle.

Mikey mengangguk dan melahap satu ekor udang yang disodorkan ke mulutnya tadi.

"Pintar.. sekarang minum ya obatnya" kata Noelle sambil menggunting obat pil milik Mikey.

Mikey langsung meminumnya karena menghindari percakapan panjang.

"Kalau mau cerita, panggil saja ya" kata Noelle sambil meraih gagang pintu.

"Bibi.." panggil Mikey.

"Ya?" -noelle

"Maaf, tidak jadi" -mikey

Noelle hanya tersenyum dan keluar dari kamar Mikey.

.

"Sanzu, Mikey mana sih? Udah 2 minggu loh belum datang. Ini nanti kalo ditanya Pak Kisaki jawabnya apa?" Mitsuya sebagai sekretaris bingung. Masa keterangan Mikey izin terus.

"Ga tau juga. Ayo tanya sama bang Draken lah. Kan mereka satu rumah" akhirnya Sanzu punya otak di book ini.

"Iya juga. Tapi kita cari dia dimana?" Tanya Mitsuya lagi karena Draken itu gayanya gaya-gaya ijat kalo disekolah.

"Tanya bang baji aja. Kan mereka sekelas" saran Chifuyu. Chifuyu sama Baji ini akrabnya setelah kacamata Baji dikencingi kucing, lalu Chifuyu yang tidak jijik dengan air suci itu mencucinya diselokan.

"Nah, sekarang bang Baji dimana?" Tanya Mitsuya lagi.

"Palingan dikantin" kata si cipuy.

"Ok ayo kesana" kata Sanzu.

Mereka pun berjalan melewati rombongan kakel. Tentu mereka harus membungkuk sampai sakit pinggang. Lalu sampailah mereka di kantin dengan badan yang encok.

"Bang Baji, mau nanya" kata Chifuyu sambil menepuk pelan bahu Baji.

"Nanya apa?" Tanya Baji yang sedang makan.

"Bang Draken dimana ya?" Tanya cipuy langsung.

"Paling dikelas. Ada apa emang? Oh iya. Meki dimana sih? Kok ga nampak" jawab dan tanya Baji.

"Nah itulah yang mau kami tanyakan ke bang Draken. Sudah 2 minggu dia tidak masuk sekolah. Saat kami kerumahnya, satpamnya bilang lagi ada urusan terus kami disuruh pulang" adu cipuy.

"Hm.. kemarin aku tanya si Draken, dipotong sama bel masuk kelas. Jadinya kelupaan. Ayo kita kekela– wuih liat njir itu siapa? Bagus banget badannya" omongan Baji tergantikan setelah dia melihat wanita yang berjalan.