Happy Reading...
Jarum jam sudah menunjukan jam 16.00. Bel pulang sekolah telah berdering sejak lima belas menit yang lalu. Sebagian besar siswa kelas telah pulang ke rumahnya masing masing. Namun, tidak dengan dua orang pemuda tampan dan yang satu mungkin bisa dibilang manis. Tapi sshht, kalian jangan bilang bilang padanya kalau author bilang dia manis. Karena dia adalah Han Seojun, pemuda yang tampan (manis).
Hari ini adalah jadwal piketnya, dan sialnya lagi Seojun satu kelompok dengan Suho. Yang tak bukan dan tak lain adalah mantan kekasihnya itu. Apes sekali memang hari ini untuk Seojun. Niat hati ingin melarikan diri dari tugas dan tanggung jawabnya dari jadwal piket. Tapi mau bagaimana lagi, ketua kelasnya sangat menyeramkan. Kalau kata Seojun begitu.
Mau tidak mau Seojun menjalankan tanggung jawabnya untuk piket hari ini. Walaupun setengah hati tapi tetap ia jalankan.
Tak berapa lama, seorang guru olahraga datang ke kelas. Untuk mengecek kelas. Biasanya dilakukan oleh petugas sekolah tapi karena petugas sekolah tengah diare, maka kali ini dilakukan oleh Pak Namjoon guru olahraga yang baik hati (kata para siswa).
"Oh, kalian belum pulang?" kata Pak Namjoon.
"Seperti yang bapak lihat, apa menurut bapak kita sudah pulang?" Kurang ajar sekali mulut Han Seojun ini. Untungnya Pak Namjoon sabar menghadapi siswa macam Seojun.
"Hah.. kalian, bapak minta tolong ya, sekalian kalian kan lagi piket. Tolong masukin bola basket ke ruang olahraga ya, bola nya ada di lapangan. Oh iya, sekalian ditata ya" kata Pak Namjoon lagi.
"Baik pak" jawab Suho.
"Gampang lah pak" jawab Seojun juga.
"Gampang gampang, awas kalo sampai lupa" kata Pak Namjoon. Setelahnya Pak Namjoon pergi meninggalkan mereka berdua.
Seojun memikirkan cara dan niat untuk memanggil Suho. Jujur saja Seojun sangat canggung dengan Suho. Pasalnya, Seojun itu kan mantan pacarnya Suho. Dan bisa dibilang dulu pas putusnya itu tidak secara baik baik, yah walaupun itu akar masalahnya hanyalah karena salah paham tapi ya sudahlah. Berarti bukan jodoh.
"Hei!" Seojun memanggil Suho dengan tenaga.
Suho mendengus tak suka dengan panggilan Seojun tadi terhadapnya "Aku punya nama" jawab Suho.
"Ya..ya terserah, cepat ambil bolanya dan segera masukan ke ruang olahraga" suruh Seojun.
"Yang di suruh itu kita berdua bukan cuma aku" jawab Suho.
"Aku tidak enak badan" Seojun menjawab. Memang, Seojun sejak pagi sudah tidak enak badan. Bahkan kemarin malam saja asmanya kambuh dan itu membuat orang rumah panik bukan main. Pasalnya Seojun tak pernah kambuh sampai seperti kemarin malam itu.
"Nggak ada alasan, cepat selesaikan dan cepat pulang" Suho keluar kelas dan menuju lapangan basket dan diikuti Seojun yang mendengus pelan.
"Menyebalkan" ucapnya.
〰️
"Kau bawa yang ini, aku bawa yang ini" Suho membagi bola yang akan dibawa mereka menuju ruang olahraga.
Tanpa basa basi lagi Seojun menerimanya. Seojun terburu buru menuju ruang olahraga dan diikuti Suho dibelakangnya.
Seojun merasa nafasnya sudah mulai tidak teratur. Sedikit terdengar olehnya suara "ngik ngik" di setiap nafasnya. Seojun berusaha agar itu tidak terdengar oleh Suho.
"Hei, sini jangan hanya melamun. Pak Namjoon bilang kita harus menata bola bola itu bukan hanya meletakkan saja" suruh Suho.