Chapter 2

418 103 19
                                    

"Bagaimana tidurmu semalam?" Taehyung bertanya kepada Sinbi dimana saat ini mereka sedang sama-sama berada di dalam mobil untuk pergi menuju ke Kantor.

"Aku tidur dengan nyenyak," jawab Sinbi acuh sambil memandang ke arah luar jendela tidak memperhatikan Taehyung.

Sementara itu, Taehyung tampak mendengus. "Sudah kuduga, kau tidak akan terpengaruh sedikitpun meski aku mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal."

"Apa maksudmu?" Kini tatapan Sinbi sepenuhnya mengarah ke arah Taehyung.

"Bukan apa-apa," jawabnya santai seolah dia tidak pernah mengatakan apapun. Sinbi terdiam berusaha memahami perkataan Taehyung tadi, dan ia pun mengingat kejadian semalam dimana sebelum pria itu pergi dia berkata jika pernikahan ini hanyalah untuk citranya.

Meski Taehyung tidak mengatakan secara terang-terangan maksudnya, tapi Sinbi tahu jika pria itu bermaksud demikian. Padahal dari awal pernikahan ini juga menguntungkan untuk pria itu. Tapi yang membuat Sinbi bertanya-tanya, mengapa pria itu tiba-tiba berkata jika pernikahan ini hanya untuk keuntungannya semata?

"Taehyung, aku tidak mau jika pada akhirnya nanti ini menjadi masalah untuk kita berdua. Katakan hal apapun yang memberatkanmu, kita berdua sama-sama membuat kesepakatan, jika kau ada masalah, mungkin aku bisa membantu mencari jalan keluarnya."

"Hubungan kita bukanlah sebuah pekerjaan, Sinbi!" Tiba-tiba ekspresi wajah Taehyung berubah serius. "Seharusnya kau bisa membedakan mana untuk bisnis dan mana untuk kehidupanmu sendiri."

"Bukankah dari awal hubungan kita memang hanya untuk bisnis?"

Taehyung mengetatkan rahangnya kuat. "Sudahlah, lebih baik kita akhiri saja pembicaraan kita. Pernikahan kita sudah berjalan hampir setahun, tapi kau sama sekali tidak berubah."

Aku tahu, dia menginginkan versi diriku yang santai dan hangat. Tapi aku tidak bisa melakukannya, karena bagiku posisi nyonya Kim masih belum aman. Coba saja dia tidak berpaling dari awal, mungkin aku tidak akan sampai segininya.

Dan keadaan di dalam mobil itu menjadi hening, kedua orang itu lebih  memilih menyibukkan diri mereka dengan pikirannya hingga mobil yang mereka tumpangi tiba ke Kantor.

Seperti biasa, semua orang langsung memusatkan perhatiannya ke arah pasangan yang akan menginjak usia setahun pernikahan itu. Mereka nampak serasi dari luar, Taehyung begitu perhatian pada Sinbi, bahkan dia melakukan tindakan-tindakan kecil yang menghangatkan hati orang-orang yang melihatnya.

Tapi siapa sangka, jika semua itu hanyalah sandiwara. Pernikahan bisnis memaksa mereka untuk harus bersikap rukun dan manis di depan orang-orang. Pernikahan yang amat mendapat perhatian dari setahun lalu itu, pada nyatanya hanyalah pernikahan bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan Kim dan Perusahaan Hwang, dua perusahaan besar bersatu untuk menyaingi kejayaan perusahaan Jeon yang saat ini dipimpin oleh Jeon Jungkook, dimana pria itu merupakan rivalitas terberat untuk Taehyung.

Pria itu saat ini telah kembali setelah mengurus perusahaan di pusat, dia kembali ke Korea dan siap bersaing merebutkan perusahaan terbaik seantero Korea atau bahkan jagat raya.

"Tuan Taehyung!" Tiba-tiba seorang wanita berjalan mendekati Taehyung dengan raut bahagia yang tidak bisa dibendung. Bahkan dia secara terang-terangan menujukkan itu di depan Sinbi.

"Yoojung?"

"Hihihi Tuan, apakah anda sudah sarapan? Saya membawakan bekal untuk anda--"

"Dasar wanita tidak punya malu," ujar Sinbi memotong kalimat Yoojung. Orang-orang yang berada di sana pun langsung berbisik-bisik melihat kejadian itu. Yoojung yang baru menyadari keberadaan Sinbi pun langsung membungkuk memberi hormat.

"Maafkan atas kelancangan saya, nona Sinbi. Saya pantas mendapatkan sanksi berat karena kelakukan tidak sopan saya," katanya. Taehyung yang melihat itupun langsung menarik Yoojung dan menyembunyikannya di balik tubuhnya. Ekspresi pria itu mengeras, dia menatap tajam ke arah Sinbi.

"Kau sudah keterlaluan, Sinbi. Bagaimana kau bisa memperlakukan sekretarisku seperti itu? Dia hanyalah wanita yang polos."

Yoojung tersenyum dibalik punggung Taehyung, saat ini baginya pria itu begitu nampak luar biasa karena sudah membelanya dari istrinya sendiri. Ekspresinya pun berubah.

"Tuan, anda tidak perlu melakukan ini--"

Taehyung berbalik menatap Yoojung, bahkan secara terang-terangan dia juga menangkup pipi wanita itu di depan orang-orang.

"Yoojung, jangan berkata seperti itu. Ini bukan salahmu, oke?"

Yoojung melirik ke arah Sinbi, wanita itu nampak tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tapi ia tahu jika saat ini Sinbi menahan marah dan malu karena tindakan Taehyung.

Sementara itu, Sinbi merasa terlihat seperti seorang badut. Taehyung benar-benar keterlaluan, bagaimana dia bisa melakukan itu di depan orang-orang? Apakah dia berniat untuk mempermalukan istrinya sendiri?

Alhasil Sinbi pun memilih pergi dari sana untuk menuju ke ruangannya. Yoojung yang melihat itu berniat untuk menghentikannya, namun Taehyung menahannya.

"Nona Sinbi?"

"Tidak, Yoojung. Ini sama sekali bukan urusanmu, aku yang akan mengurusnya. Wanita itu memang sudah keterlaluan kepadamu," katanya memberitahu Yoojung.

"Tapi Tuan--"

Taehyung mengusap wajah Yoojung. "Aku akan melindungimu, jadi apapun yang menyangkut tentang dirimu itu sudah menjadi tanggung jawabku."

Kedua mata Yoojung langsung berkaca-kaca setelah Taehyung mengatakan hal itu. Dan tanpa permisi dia pun langsung memeluk tubuh Taehyung dengan erat.

"Anda merupakan sebuah berkat bagi saya, Tuan."

Taehyung terkekeh. Dia membalas pelukan Yoojung dengan sama eratnya. "Aku juga merasa terberkati memilikimu, Yoojung."

Tanpa sepengetahuan Taehyung, Yoojung tersenyum miring.

Lihatlah, bahkan Tuan Taehyung lebih memilihku dibanding istrinya sendiri. Aku tidak akan merasa malu mulai sekarang, karena Tuan Taehyung adalah milikku.

****

Sinbi baru saja memasuki ruangannya. Setelah adegan drama di lobi tadi, ia bergegas pergi dari sana. Taehyung benar-benar sudah gila, bagaimana dia bisa bersikap seperti itu di depan semua orang? Sinbi yakin gosip mengenai orang ketiga di pernikahan mereka akan langsung merebak di kalangan karyawan, atau bahkan para wartawan akan langsung mencium kejadian tadi.

Sebelum hal itu akan menjadi headline di platform berita-berita terkenal, Sinbi perlu mengurusnya dan membersihkan namanya dan Taehyung. Pria itu yang berbuat, dirinya juga yang harus bertindak.

Sinbi mengurut pangkal hidungnya yang terasa pening. Ia tidak tahu apa yang membuat wanita itu diperlakukan berbeda oleh Taehyung, namun Sinbi benar-benar kesal mengetahui tindakan Taehyung yang sudah berada di luar batas.

"Nona, apakah anda baik-baik saja?" Namjoon, asistennya datang untuk menanyakan keadaannya. Pria itu tentu sudah mendengar gosip yang mulai beredar karena kejadian tadi.

"Aku baik-baik saja, urus gosip yang sudah mulai beredar. Aku tidak mau nama kami berdua tercoreng karena hal ini," ucap Sinbi memerintahkan Namjoon.

"Baik, Nona." Namjoon mengangguk mengikuti perintah Sinbi. Namun sebelum beranjak, pria itu lupa memberitahu sesuatu. "Nona, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda."

Dahi Sinbi mengernyit. "Siapa? Jika karyawan, katakan jika aku sedang sibuk sekarang."

Namjoon nampak menggelengkan kepalanya. "Bukan, nona. Tuan Jeon membuat janji untuk bertemu dengan anda di Restoran A nanti siang."

"Tuan Jeon? Maksudmu Jeon Jungkook?"


YANG MAU BELI EBOOK SINKOOK BISA LANGSUNG JAPRI, PUMPUNG ADA PROMO 50K DAPET 4 EBOOK.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang