Chapter 5

427 77 5
                                    

Rated 18+

Mimpi di siang bolong. Ya, seperti itulah perasaan dan situasi yang dihadapi Jungkook saat ini. Bagaimana tidak? Disaat dengan iseng ia menghubungi Sinbi untuk sekedar menanyakan kabarnya, wanita itu justru malah mengajaknya untuk minum. Berdua saja pula. Dan ya, disinilah mereka sekarang. Duduk berhadapan di dalam cahaya ruangan yang agak temaram.

Jungkook sengaja menyewa ruang VIP di salah satu bar terkenal di kota ini, hanya untuk memfasilitasi ajakan minum wanita itu.

"Grhhhk!" Sinbi meneguk habis cairan emas di gelasnya itu, ia berniat akan menuangkan sisanya yang ada di dalam botol ke dalam gelasnya kembali, namun Jungkook menahannya.

"Kau kenapa? Apa yang sudah terjadi, hmm?"

Kedua mata Sinbi sudah semakin sayu, menunjukkan jika sebentar lagi wanita itu akan berakhir teler. Sebenarnya Sinbi itu tidak kuat minum banyak, tapi untuk hari ini ia ingin melupakan kesesakan hatinya.

"Jangan menghalangiku, Jung. Tunggu, aku mengajakmu untuk minum. Tapi kenapa dari tadi hanya aku yang minum? Hahaha..Hugh!"

Jungkook hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Sinbi yang akhirnya berakhir tepar di depannya. Kepalanya menelungkup di atas meja, Jungkook bergegas menjauhkan botol-botol yang ada disana.

Tidak salah lagi, Jungkook yakin sudah terjadi sesuatu pada wanita itu. Dan tentunya penyebab dari semua ini adalah seorang Kim Taehyung.

Rasanya emosinya selalu naik ke ubun-ubun hanya karena memikirkan pria itu yang selalu saja menyakiti Sinbinya. Ya, Jungkook tahu mengenai kekasih baru Taehyung dan masalah yang terjadi hari ini di kantor. Jungkook mendapatkan informasi itu dari orang dalam yang bekerja di perusahaan Kim. Makanya ia langsung menghubungi Sinbi.

Netranya kembali menatap ke arah Sinbi yang masih bertahan pada posisinya. Terdengar suara lanturan dari bibirnya yang mengerucut. Jungkook tersenyum, tangannya seolah gatal hendak merapikan anakan rambut yang menutupi sebagian wajah wanita itu. Namun secara tidak terduga, tiba-tiba tangannya ditepis begitu saja oleh Sinbi.

Kini wanita itu terbangun dengan rambut yang makin menutup seluruh wajahnya. Sinbi amat begitu berantakan, tapi tidak mengurangi paras cantiknya.

Fokuslah, Jung.

Tangannya menunjuk tepat ke arah Jungkook. Meski kedua matanya masih setengah menutup, Sinbi seakan bisa merasakan aura orang lain di sekitarnya.

"Kau!" katanya membentak. "Kau bisa melakukan apapun dengan wanita lain, mengapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama pada pria lain?!"

Jungkook melongo. Sungguh, ia sama sekali tidak terbayang Sinbi akan melantur mengenai masalah ini. Dan yang membuat Jungkook makin tidak bisa berkata-kata, Sinbi menyebutkan dengan detail hal yang menyebabkan ia menjadi seperti ini. Baru kali ini Jungkook melihat Sinbi yang amat begitu berantakan.

Semakin melihatnya menjadi seperti ini, Jungkook tidak tahan untuk ingin merebutnya dari pria itu dan melindunginya. Ia tidak akan pernah lelah menginginkan wanita di depannya ini.

Tanpa permisi Jungkook menangkup kedua pipi Sinbi agar wanita itu menatapnya secara penuh. Meski cahaya di ruangan itu tidak mendukung, namun Jungkook tahu pasti Sinbi masih bisa melihatnya.

"Aku menginginkanmu lebih dari apapun!" katanya. "Entah ini pengajuanku yang sudah ke berapa kali, Hwang Sinbi, aku rela menjadi pria itu. Aku rela menjadi yang kedua bahkan, asal aku bisa memilikimu."

Sinbi mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Meski kesadarannya hampir hilang karena ia mabuk, Sinbi mencerna dengan baik maksud dari pria di depannya itu. Jungkook selalu mengajukan dirinya selama ini, sebelum kepergiannya dulu juga bahkan.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang