Chapter 10

147 31 4
                                    

"Maafkan aku," ucap wanita itu kepada pria disampingnya itu. Ia sedang terbaring lemah di brankarnya.

"Mengapa meminta maaf? Yang terpenting sekarang kau kembali sehat dan bisa pulang."

Suasana kembali hening. Wanita itu meraih tangan pria itu. "Jung, apakah kau marah padaku?" tanyanya.

Jungkook menggenggam tangan wanita itu. "Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak marah, Sewon."

"Syukurlah, tapi mengapa kau tidak pulang? Apakah pekerjaanmu tidak bisa di skip? Aku tahu ini terdengar egois, tapi... aku istrimu. Jadi tidak masalah aku berpikir begini..."

"Sewon." Jungkook memotong wanita itu yang mulai melantur. "Kendalikan dirimu," tambahnya.

"Kau tahu betapa lelahnya menjadi aku?" tanya Sewon menahan tangis.

"Aku tahu, maka dari itu jangan lupa minum obatmu."

"Jung, kau...." Sewon menjeda kalimatnya. "Apa yang membuat wanita itu lebih menarik daripada aku?" tanyanya tiba-tiba. Hal itu membuat Jungkook terdiam ditempatnya. Namun kemudian ia mulai mengendalikan dirinya dan membenarkan selimut istrinya itu.

"Sewon, kau baru saja minum obat. Lebih baik kau tidur setelahnya," katanya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan!" Sewon menyentuh bahu Jungkook memaksa pria itu menatapnya. "Kita sudah menikah selama delapan bulan, Jung. Seharusnya kau sadar mengapa wanita itu tidak memilihmu."

"Park Sewon!" Jungkook memanggil nama wanita itu. "Tidurlah, kau harus segera sembuh dan kembali pulang." Dan kemudian ia bangkit dari kursinya. Sewon yang melihat itu langsung menahan lengannya.

"Jung, tidak pernah kah sekali saja kau melihatku? Aku tahu penyakitan, aku juga tahu....." Kalimat Sewon terpotong ketika secara tiba-tiba bibirnya dibungkam oleh Jungkook. Pria itu kemudian menjauhkan bibirnya dan mengusap puncak kepala Sewon.

"Aku harus kembali ke kantor, Gwinam akan disini menemanimu," katanya dan kemudian mengecup kening Sewon. "Cepat sembuh, oke? Aku pergi."

Sepeninggal Jungkook, Sewon tersenyum. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya karena tingkah suaminya tadi. Bagaimana bisa ia tidak mencintai pria itu? Suaminya adalah Jeon Jungkook, pemimpin perusahaan paling berpengaruh di dunia ini, Perusahaan Jeon. Sewon tahu dirinya sangat beruntung tapi sayangnya ia selalu dilanda ketakutan karena keberadaan wanita itu.

"Aku harus melakukan sesuatu, aku tahu dia tidak pulang karena bertemu dengannya," ujarnya sembari menggigit jarinya gelisah. "Aku tahu dia cinta pertama Jungkook, tapi saat ini Jungkook milikku. Tidak ada wanita manapun yang boleh menyentuhnya."

"Apakah kau membutuhkan sesuatu? Kau terlihat gelisah," sela seseorang membuyarkan lamunan singkat Sewon. Wanita itu terkejut.

"Aish, tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" protesnya pada orang itu.

"Aku sudah melakukannya, tapi kau tidak menyahut," balasnya.

Sewon berdecak, kemudian ia memiliki sebuah ide di kepalanya mengenai Jungkook dan hubungannya dengan wanita itu. "Gwinam?"

"Ya?"

"Apakah Jungkook sudah pergi?"

"Umm, dia baru saja pergi. Ada apa?" jawab asisten Jungkook itu.

Sewon tersenyum. "Gwinam, bisakah kau menolongku untuk melakukan sesuatu?" tanya Sewon penuh harap. Ia tahu bagaimana kinerja seorang Kang Gwinam, asisten jungkook itu selalu bisa diandalkan.

"Tentang apa?"

Wanita itu tidak menjawab, dia terlihat menimang-nimang kalimat yang tepat untuk memberitahu Gwinam mengenai rencananya. Sementara Gwinam yang melihat itu tampak mencurigainya.

"Apa yang sedang kau rencana, kan? Kau sedang sakit, jangan berpikir macam-macam."

"Aku tahu! Makanya aku meminta tolong padamu," jawabnya sambil tersenyum miring. Perasaan Gwinam tidak enak.

"Jangan membuat masalah lagi, Sewon. Tuan Jungkook akan marah padaku jika..."

"Makanya jangan mengadu padanya," ujar Sewon memotong kalimat Gwinam cepat.

"Apa?!"

"Kau selalu gegabah dengan melaporkan banyak hal tentangku padanya. Gwinam, aku tahu kau tidak suka jika Tuanmu itu bertindak bodoh dengan masih mengharapkan Sinbi ke sisinya."

Gwinam menyipitkan matanya. "Apa rencanamu, Sewon? Makin kesini kau sulit ditebak."

Sewon terkekeh. "Thanks to you karena aku begini juga berkat dirimu."

"Mengapa kalimatmu dari tadi berbelit-belit," keluh Gwinam berusaha mencerna kalimat Sewon.

"Kang Gwinam, kau asisten andalan seorang pemimpin perusahaan ternama di dunia ini. Tapi kenapa kau semakin bodoh?"

Gwinam berdecih. Jadi inti dari perkataan Sewon adalah wanita itu mencelanya? Wanita ini memang tidak tahu rasa terima kasih. "Sepertinya aku sudah salah menilaimu."

Sewon mengurut dahinya. "Terserah, maksudku... bantu aku menjauhkan Jungkook dari Hwang Sinbi," jelasnya akhirnya. Dan setelah penjelasan yang menurut Gwinam berbelit-belit, pria itu akhirnya mengerti akan maksudnya tadi. Namun ia terdiam ditempatnya.

"Tolong katakan sesuatu, jangan membuatku berpikir jika kinerjamu makin memburuk..."

"Aku tidak mau melakukannya!"

"Kenapa?? Bukankah kau tidak suka melihat Tuanmu menjadi gila karena wanita itu?"

"Tuan Jungkook hanya membutuhkan waktu untuk tidak peduli dengan Hwang Sinbi."

Sewon menarik sebelah alisnya. "Apa maksudmu? Pria itu bahkan semakin menjadi setiap harinya! Dan hal itu membuatku gila!"

Gwinam terkekeh. "Tugasku hanyalah memastikan mengawasimu, Sewon. Dan sesuatu hal yang mengganggumu, itu bukan tanggung jawabku."

"Tunggu!" Sewon menjeda kalimatnya. "Mengapa kau berubah pikiran? Ini tidak seperti yang kau katakan waktu...." Kalimat Sewon terpotong ketika secara tiba-tiba Gwinam pergi keluar dari dalam ruangan itu begitu saja. Sewon syok, apa-apaan itu tadi?

"Dasar pria gila! Mengapa dia jadi begitu? Terakhir kali dia yang membuatku akhirnya memiliki keberanian untuk menjauhkan Jungkook dengan Hwang Sinbi. Lalu mengapa sekarang dia bersikap seolah-olah merestui semua yang dilakukan Jungkook?" pikir Sewon heran.

Sementara itu, Gwinam yang baru saja keluar dari dalam ruangan dimana Sewon berada menyentuh airpods dimana sambungan telepon antara dirinya dengan Jungkook masih tersambung. "Anda mendengarnya, Tuan? Saya tidak akan pernah mengkhianati anda. Sekarang apa yang harus saya lakukan mengenai Sewon?"

"Biarkan dia. Aku yakin dia tidak akan berbuat nekat," jawab Jungkook dari seberang sana.

"Baik, Tuan. Saya akan mengabari anda lagi jika Sewon melakukan sesuatu."

"Kerja bagus, Gwinam. Sampai berjumpa nanti!" Dan sambungan telepon itu terputus. Gwinam memandang kosong udara di depannya.

"Tuan Jungkook, maafkan saya. Mungkin pada awalnya saya gegabah karena memberitahu Sewon tentang apa yang terjadi di antara anda dengan Hwang Sinbi, tapi kali ini saya yang akan memastikan anda tidak akan pernah bisa mendapatkan wanita itu."

Drrtt....Drrrt...

Bertepatan dengan itu telepon berbunyi dari ponselnya. Gwinam segera mengangkatnya setelah tahu siapa yang menghubunginya.

"Halo Nyonya Jeon? Apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Saya ketahuan."

Guys, ramaikan ebook sinkookku yuk pumpung ada promo 50k dapet 4 ebook, 75k dapet 6 ebook, 100k dapet 9 ebook + 1 ebook belum rilis.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang